Kalabahi, seputar-ntt.com – Lurah Adang, Elias Mouw merasa prihatin dengan proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) oleh CV Yasanto Mulia karena tidak bisa memenuhi kebutuhan air warganya.
Walaupun proyek bernilai 1,3 miliar rupiah dari dana DAK tahun 2022 tersebut sudah selesai dikerjakan, namun masyarakat tetap mengalami krisis air.
“Setiap kali berkunjung ke warga, pengeluhan yang sama selalu disampaikan kepada saya. Yang paling susah air itu di wilayah Pasar Kokar dan sekitarnya,” kata Elias kepada media, Senin, 11/12/2023 pagi.
Menurutnya, setelah dilakukan pengecekan, memang ada beberapa item pekerjaan yang diduga tidak sesuai perencanaan.
“Banyak pipa yang tidak dikubur. Bak penampung juga cepat kosong karena beda ukuran pipa yang digunakan. Untuk air masuk itu satu pipa berukuran sekitar 3 dim, sementara pipa untuk bagi ke masyarakat itu ada dua buah berukuran sekitar 5 dim,” terang Mouw.
Atas persoalan ini, ia meminta kembali perhatian khusus dari pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek ini sehingga ada asas manfaat yang diperoleh warganya.
“Saya memang sangat prihatin karena keberadaan SPAM ini tidak ada dampaknya sama sekali,” ujar Lurah Adang.
Dalam pemberitaan sebelumnya, hasil penelusuran media dilapangan beberapa waktu lalu terdapat beberapa item pekerjaan yang diduga tidak sesuai dengan juknis.
Ditemukan sebagian pipa tidak terkubur di lahan (kebun) warga, akibatnya sebagian pipa rusak dan putus karena terlalap api saat pembakaran lahan. Dibeberapa titik lainnya pipa hanya ditutup dengan bebatuan.
Kondisi yang sama juga didapati pada pipa yang sedikit berada di lereng yang rawan kebakaran hutan. Bisa dipastikan pipa tersebut tidak dikubur. Selain itu ditemukan hampir sebagian besar keran air juga telah rusak.
Beberapa warga yang ditemui media mengatakan, hasil pembangunan SPAM ini tidak berdampak pada pemenuhan kebutuhan air masyarakat. Lebih anehnya lagi, rumah yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari bak penampung ini pun sangat kesulitan air.
Menurut Semu, salah seorang warga kepada media, Selasa, 28/11/2023 pagi menyampaikan pembangunan SPAM oleh CV Yosanto Mulia ini diduga asal jadi.
“Pandangan saya, awal pemasangan pipa itu sudah salah walaupun debit air besar. Ukuran pipa yang digunakan untuk mengaliri air kedalam bak penampung itu kecil, dibanding dua pipa ukuran besar yang digunakan untuk pendistribusian air ke masyarakat,” ujarnya.
Akibatnya, sambung Semu, antara air yang masuk kedalam bak lebih sedikit dari dan yang keluar. Ini mengakibatkan bak penampung cepat habis.
“Sekarang sudah pakai sistem bagi jalur tetapi itu juga tidak bisa membantu. Kita yang wilayahnya dekat dengan bak induk saja tetap krisis air apalagi yang di wilayah pantai (kompleks pasar kokar), itu lebih susah lagi,” tambah Semu.
Ia mengungkapkan, setiap dua hari air jalan, tapi itu pun hanya berkisar satu jam dengan debit air yang sangat-sangat kecil sekali.
“Karena begitu kami kembali mengandalkan air sumur. Hanya saja akhir-akhir ini air sumur juga kering jadi memang kami kesulitan air sekarang,” katanya.
Semu juga menyampaikan kekecewaannya sebab pembangunan SPAM dengan uang miliaran rupiah dari perintah ini tidak ada nilai manfaatnya.
“Awalnya kita merasa bersyukur karena dengan SPAM ini masyarakat bisa menikmati air yang layak, namun dengan kondisi seperti ini sama dengan buang-buang anggaran,” tandasnya.
Ditempat terpisah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sofyan Abdullah yang dihubungi media terkait pembangunan SPAM ini belum dapat ditemui. (Pepenk)