Lebu Raya : Jangan Tangisi Panas Ini, Lihat Garam Sabu Raijua

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menghimbau kepada seluruh masyarakat NTT agar tidak perlu menangisi musim panas yang berkepanjangan di NTT. Sinar matahari yang diberikan bagi rakyat NTT harus disyukuri sebagai anugerah Tuhan untuk diolah sehingga mampu menghasilkan produk lain dengan bantuan sinar matahari.

“Saat ini kita mengeluh panas dimana-mana. Saya himbau, jangan kita tangisi panas yang ada ini, lihatlah garam di Sabu Raijua yang luar biasa karna mampu memanfaatkan sinar matahari secara baik dengan teknologi terkini,” kata Frans Lebu Raya di sela-sela peresmian gedung UPT Laboratorium terpadu lahan kering kepulauan Undana, di Kupang, Jumat (15/4/2016).

Dia mengatakan, tidak semua wilayah di Indonesia yang memiliki panas matahari seperti di NTT. Untuk itu para kepala daerah harus memapu melakukan inovasi-inovasi dengan memanfaatkan sinar matahari yang merata di NTT. Dia mencontohkan, garam merupakan produk unggulan yang bisa berproduksi dengan baik ;ewat bantuan sinar matahari.

“Kalau di pulau jawa dan madura hanya mampu menghasilkan 50-60 ton garam dari satu hektar lahan, maka di NTT mampu menghasilkan garam hingga 120-150 ton garam dari satu hektar lahan. Itu berkat sinar matahari yang panas ini,” ungkap Frans Lebu Raya dihadapan para Bupati yang hadir saat itu.

Sementara Marthen Dira Tome pada kesempatan terpisah mengatakan, selama ini orang selalu berpikir bahwa lapangan kerja itu hanya menjadi PNS atau Karyawan perusahaan maka Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome meretas jalan lain untuk menggerus pengangguran di wilayah semi arit itu.  Pembangunan tambak garam yang dikerjakan pemerintah saat ini bukan sekedar melakukan pembangunan yang pro kemiskinan atau pro poor namun juga melakukan pembangunan yang pro job atau pro lapangan kerja.

Bagi orang lain yang selalu melihat kebijakan yang diambil Dira Tome secara apriori, maka langkah membangun tambak garam selalu dilihat sebelah mata. Namun sebagai perancang program pembangunan, Dira Tome telah melihat masa depan yang cerah lewat butiran garam di pesisir Sabu Raijua. Marthen Dira Tome memaklumi jika ada komentar miring bahkan cenderung provokasi yang dilakukan oleh segelintir oknum adalah cerminan bahwa pengetahuan mereka tidak cukup untuk melihat efek domino dari pembangunan tambak garam yang sedang dilakukan.

“Garam adalah komoditi sensitif yang harus dijaga dan dilindungi sehingga perlu didukung semua pihak karena saat ini garam adalah masa depan Sabu Raijua,” kara Dira Tome

Pada tahun 2015 lalu ada 121 hektar lahan tambak garam yang dibangun Marthen Dira Tome. Satu hektar lahan membutuhkan 10 orang tenaga kerja. Dengan demikian maka tambak garam akan menyerap 1.210 orang tenaga kerja di Sabu Raijua. Mereka diperlakukan bukan sebagai buruh, tapi diangkat lewat kontrak kerja daerah dengan gaji Rp.1.200.000 per bulan. Ini bukan lagi hanya mimpi karna sudah banyak karyawan tambak garam yang telah mengecap manisnya bekerja sebagai karyawan tambak garam. Di Desa Bodae Kecamatan Sabu Timur maupun di Kecamatan Sabu Barat para karyawan sudah menikmati gaji mereka. (joey)

Komentar Anda?

Related posts