Laiskodat Tanpa Puja-Puji

  • Whatsapp
Gubernur NTT saat menerima Panitia Diskusi 4 Tahun Viktory-Joss pada Selasa, (30/8/2022).

Kupang, seputar-ntt.com – Nada suaranya tidak pernah berubah. Soprano dramatik. Suara yang ekspresif dan bertenaga. Powerful. Cara berpikirnya progresif. Dia mampu berpikir sebelum orang lain memikirkannya. Dia suka yang praktis tanpa basa-basi. Yang suka makan puji jangan datang dihadapannya. Sebab dia bukan tuan yang haus puja-puji. Itulah gambaran tentang sosok Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat kami bertemu di ruang kerjanya pada Selasa, (30/8/2022). Gubernur yang membaptis dirinya sebagai profesor penjahat itu selalu membuat nyali ciut ketika bersua dengannya.

Bagi saya pribadi, bertemu dengan Viktor Laiskodat (VBL) selalu diawali dengan rasa gelisah. Hati tidak tenang dan pikiran menerka-nerka. Apakah dia akan menyambut dengan senyum sumringah atau dengan wajah tanpa ekspresi hingga kerut dari dahi si kepala botak. Tak bisa disangkali bahwa VBL adalah putra NTT yang pergi dalam keterbatasan, kemudian menaklukan ibu kota lalu kembali mengabdi untuk tanah kelahiran. Dia bahkan bagian dari Man Behind The Gun dalam menentukan arah politik nasional bersama para petinggi negeri ini. Lalu siapa yang hatinya tidak gundah-gulana jika disiapkan waktu untuk bertemu?.

Sebenarnya, bertemu putra terbaik asal pulau Semau itu bukan hal baru. Selama 7 bulan masa kampanye saya sebagai tim media Viktory-Joss selalu mendampingi kemana saja mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu pergi menjual mimpi untuk membangun tanah Flobamora. Apa yang menjadi mimpi Viktor Laiskodat untuk membangun NTT sudah ada dalam kepala. Mimpi dan cita-citanya yang begitu tinggi, setinggi cintanya pada NTT. Saya tak heran ketika dia sudah jadi gubernur lalu sering menjadi viral dengan ucapan-ucapannya yang keras dan tak biasa. Bagimana tidak, saat kampanye saja VBL pernah menampar seorang pemuda ditempat kampanye karena sedang mabuk. Dia tak pernah peduli apakah nanti orang akan memilih atau tidak. Tapi dia selalu spontan mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya. Dia orang yang enggan mencari simpati. Dari sejak saya kenal hingga sekarang dia menjadi gubernur. VBL tidak berubah. Dia tetap sosok yang dingin dan tegas.

Siang itu kami datang bertemu dengan Gubernur , Viktor Laiskodat. Dengan mimpi besar dan harapan yang tinggi, untuk NTT tercinta. Semangat NTT bangkit dan NTT sejahtera juga bergelora dalam hati. Dibawah pimpinan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi NTT, Beny Jahang kami ada 11 orang menghadap Viktor Laiskodat. Kami  sampaikan apa yang ingin dilakukan menjelang empat tahun kepemimpinan Viktory-Joss di NTT. Kami ingin gelar diskusi publik. Apa saja yang sudah dilakukan oleh Viktor Laiskodat dan Josep Nae Soi selama 48 purnama menahkodai bahtera yang bernama Flobamora ini.

Dihadapan Viktor Laiskodat, Beny Jahang memaparkan tentang bentuk kegiatan, tema hingga narasumber. Rencananya kegiatan tersebut papar Beny Jahang, akan dihadiri lintas sektor seperti kalangan eksekutif, legislatif, yudikatif, akademisi, tokoh agama,pengamat,  mahasiswa, organisasasi kepemudaan dan lebih dari 100 wartawan yang tergabung di SMSI. Kegiatan itu kata Beny adalah wujud nyata kehadiran Pers sebagai pilar keempat demokrasi di Indonesia. Dia mengatakan, Pers memiliki tanggungjawab moral dalam mengawal pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Pers tidak hanya pandai mencari kesalahan tapi harus mampu menjadi katalisator dalam proses percepatan pembangunan.

Ketika menyebut nama beberapa narasumber, Viktor Laiskodat  langsung bereaksi. Seperti biasanya. Dia akan langsung respon. “Ah kalau narasumber yang mau dihadirkan itu tidak menarik. Saya tidak mau kegiatan itu menjadi ajang puja-puji. Saya ingin dapat masukan dan kritik. No body perfect. Jadi saya minta kalian untuk hadirkan narasumber yang bisa mengkritik saya secara keras. Saya pasti datang sehingga kita bisa mendapatkan kritik dan masukan yang konstruktif,” ujar Mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu.

Viktor malah menyebut beberapa nama dan berharap mereka bisa hadir dan bersedia menjadi narasumber. Orang-orang tersebut kata Viktor Laiskodat selalu memberi masukan dan kritik keras terkait berbagai kebijakan yang dilakukan oleh dirinya sebagai Gubernur NTT. Oleh sebab itu, panggung diskusi yang digelar oleh SMSI adalah wadah yang tepat untuk saling berbagai pikiran dan masukan secara langsung. Dia mengakui bahwa setiap masukan dan kritik selalu dia terima dengan lapang dada tanpa harus berusaha membenarkan diri.

“Kita ini bukan manusia maya yang tidak bisa disentuh. Kita ini adalah manusia yang nyata. Beda rasanya jika kita bertemu secara langsung. Bisa saling bertatapan. Di era sekarang orang sering menggunakan dunia maya untuk mengkritik, menyerang bahkan memfitnah. Ada perubahan perilaku Ketika di dunia maya. Bagi saya, bertemu secara langsung itu baik dan wadah yang kalian bikin itu sudah tepat untuk kita mengetahui apa yang menjadi kekurangan kita dalam membangun daerah ini,” tambah Viktor.

Viktor Laiskodat juga memaparkan berbagai kegiatan yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan dalam waktu kedepan. “Akhir tahun ini, PLTS bertenaga besar  di Sumba dapat mulai dibangun. Pertengahan bulan September ini akan dilakukan FGD (Focus Group Discussion, red) terakhir. Kehadiran PLTS ini akan bawa lompatan besar untuk Pulau Sumba. Begitu pun dengn pembangunan Free Trade Zone di perbatasan dengan Timor Leste akan membawa perubahan besar terhadap perekonomian kita khususnya Pulau Timor. Kita punya potensi daging,ikan, lobster, rumput laut,garam, bambu serta kelor, kopi dan komoditas potensial lainnya, semuanya dengan kualitas terbaik. Kita terus kembangkan semua potensi ini dengan semangat kolaborasi, tidak bisa hanya andalkan APBD  sehingga kita bisa melakukan loncatan besar,” papar Laiskodat.

Dihadapan kami, Viktor Laiskodat juga memamerkan beberapa produk yang ada di mejanya. Ada minuman beralkhohol yang dibuat dari ubi Cilembu. Ubi yang paling banyak di Jawa Barat. Sayangnya, minuman keras itu diproduksi di Bali. Rasanya kata Viktor Laiskodat, mirip dengan minuman Sophia produksi NTT. Ada juga minuman yang dihasilkan dari hasil fermentasi bunga puki anjing. Warna minumannya biru. Keren dan terlihat mahal dan elegan. Dua minuman diatas dikemas dalam botol yang unik.

“Minuman ini ada setelah kita punya Sophia. Artinya apa yang kita lakukan di daerah ini juga dipantau dan diikuti oleh orang di daerah lain. Seperti saya bilang kita tidak mau yang standar-standar saja. Kita mau memberi efek yang positif. Kalian ingat Ketika saya mau angkat kelor sebagai produk yang berkelas, orang semua pada tertawa. Kenapa? Karena kelor sudah terbiasa hanya menjadi makanan yang kelas rendah. Coba lihat sekarang, produk kelor yang kita kemas dengan baik sudah ada di mana-mana- menjadi minuman dan makanan yang berkelas,” ujar Viktor Laiskodat.

Selayaknya seorang bapak, Viktor Laiskodat juga tidak tinggal diam. Dia menanyakan berbagai hal terkait kegiatan kami, termasuk dana dan pembiayaan. Seperti biasa, dia selalu menjadi jawaban atas semua kesulitan. Tiga tahun memimpin NTT, VBL tidak berubah dalam bersikap. Tetap tegas layaknya seorang pemimpin yang harus memastikan terbit dan tenggelamnya mentari. VBL menyadari bahwa Pemimpin itu harus memiliki hati seluas samudera yang tidak akan berkurang jika ditimba dan tak akan meluap jika diguyur. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts