Kupang, Seputar-ntt.com – Dalam rangka mengefisienkan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakat. Pemerintah kota Kupang menerapkan pelayanan publik Berbasis Data Terpadu (BDT) atau Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan disertai dengan bukti pelunasan pajak.
Hal ini disampaikan wakil wali Kupang, Hermanus Man, usai memimpin apel kesadaran lingkup pemerintahan kota Kupang di balai kota, Senin (18/9/2017).
Dikatakan wakil wali kota dua periode ini, langkah itu menyusul diterimanya penghargaan oleh lurah Naikoten dua kecamatan kota Raja sebagai top 40 pejabat inovasi dalam pelayanan publik.
Kelurahan Naikoten II meraih penghargaan tingkat nasional ini dari 3504 peserta diseleksi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).
“Ini bentuk penghargaan dari pemerintah pusat, bagi staf kita di daerah yang punya kreatifitasnya tinggi, inovasi dalam bidang pelayanan publik. Dan kita apreasi, kita tidak akan memberikan penghargaan tetapi kita mengapresiasi lewat replika untuk disebarkan diseluruh kelurahan di kota Kupang tahun depan,”katanya.
Lanjutnya, pemerintah telah menyiapkan rencana anggaran sekitar satu milliar untuk 65 titik, untuk semua kelurahan, kecamatan dan tempat – tempat umum di wilayah kota Kupang untuk menerapkan sistem baru ini. Sistem itu, katanya, akan terintegrasi dengan data penduduk miskin, dan zonasi sekolah.
“Saya berharap NIK ini segera diproses, karena NIK ini manfaatnya banyak termasuk kemiskinan. Tanpa NIK susah. Jadi kita pakai NIK, namanya Basis Data Terpadu (BDT), sehingga data terpusak di dinas Sosial. Ini ada kaitannya denga zonasi sekolah, jadi lurah aktif mencari murid kelas 6 dan kelas 3 di wilayahnya masing – masing nanti,”ujarnya.
Terpisah, Lurah Naikoten II, Wildrian Ronald Otta mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung program tersebut. Katanya, awal peluncuran program Service Box yang berisi aplikasi Soda Molek banyak masyarakat yang meragukan keberhasilannya. Namun dengan dukungan dan kerjasama dari semua pihak program berbasis digital 24 jam ini berhasil mendapatkan penghargaan.
“Akan direplikakan di semua kelurahan di kota Kupang, inilah apresiasi yang sesungguhnya, bukan pengakuan tetapi diaplikasi. Kami sudah cukup mendapatkan apresiasi,”katanya.
Baginya, yang penting dari sebuah karya bukan penghargaan tetapi dampak dari inovasi itu, sesuatu yang besar dan diaplikasikan oleh semua kelurahan. (Pelipus Libu Heo)