Kota Kupang Jadi Tuan Rumah Temu Sastrawan

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Sepuluh provinsi di Indonesia dipastikan akan menghadiri kegiatan Temu Sastrawan Mitra Praja Utama yang akan digelar di Kupang tanggal 15 hingga 19 Oktober 2015.

Sepuluh provinsi itu selain Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai tuan rumah Sembilan lainnya adalah Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Barat, Lampung dan Sumatera Utara.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Sinun Petrus Manuk yang dihubungi NTTsatu.com di Kupang, Senin, 12 Oktober 2015 menjelaskan, para satrawan yang hadir akan memamerkan dan mementaskan karya sastra mereka berupa puisi dan cerpen. Kegiatan ini dilakukan dengan temah utamanya “Sastra Meretas Perbedaan Ditengah Kemajemukan”.

“Jadi karya-karya sastra yang akan dipamerkan di Kupang itu harus bertema meretas perbedaan ditengah kemajemukan. Ini dimaksudkan agar perbedaan itu tidak boleh menjadi pemisah tetapi menjadi kekuatan yang mempersatukan. Dan para sastrawan itu akan mengupas tuntas semuanya melalui karya-karya sastra mereka ,” kata Petrus Manuk.

Dia menjelaskan, Kupang dipilih menjadi tempat kegiatan ini karena NTT sudah ditetapkan menjadi destinasi kerukunan dunia. Kenyataan memang demikian bahwa NTT merupakan sebuah provinsi yang sangat aman walaupun ada aneka ragam perbedaan. Masyarakat dengan pelbagai perbedaan tetapi selalu hidup rukun dan damai.

Manuk menerangkan, selama di NTT, peserta akan mengunjungi Oeekam dan tinggal disana selama dua hari. Dipilihnya Oeekam sebagai tempat yang harus dikunjungi para sastrawan karena di Oeekam dan sekitarnya, walaupun masyarakatnya mayoritas beragama Kristen, namun ada sebuah pesantren disana.

“Ini menunjukkan, daerah kita ini tidak pernah mempersoalkan perbedaan agama dan memberikan kebebasan kepada agama lain untuk bertumbuh dan berkembang di daerah ini,” katanya.

Selama di Oeekam lanjut Manuk, peserta akan tinggal di rumah-rumah penduduk untuk mengikuti langsung denyut kehidupan masyarakat di sana sehingga dari situ akan lahirlah karya-karya sastra mereka yang baru,” katanya.(nttsatu)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *