Kupang, seputar-ntt.com – Salam Florence…Pembaca setia yang budiman, berbicara mengenai Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi kita dalam melakukan setiap interaksi sehari-hari dengan orang lain baik secara individu maupun dalam komunitas luas.Apabila komunikasi, yang kita lakukan kurang efektif maka akan terjadi sebuah kesalahan dalam memahami maksud dari komunikasi itu sendiri.Mengingat akan begitu pentingnya hal ini bagi seorang Perawat dalam menjalankan akan Asuhan Keperawatan kepada pasien, maka hal ini perlu di lakukan dengan baik.
Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu dengan kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan menggunakannya dalam berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang diucapkan seseorang adalah komunikasi, diamnya seseorang adalah komunikasi, tertawanya seseorang adalah komunikasi, dan menangisnya seseorang adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi, kehidupan kita akan interaktif dan menjadi lebih dinamis. Komunikasi dalam aktivitas keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi alat kerja utama bagi setiap perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan karena perawat secara terus-menerus selama 24 jam bersama pasien.
Dalam setiap aktivitasnya, perawat menggunakan komunikasi. Pengetahuan tentang komunikasi dan komunikasi terapeutik sangat penting terkait dengan tugas-tugas Anda dalam melakukan asuhan keperawatan dan dalam melakukan hubungan profesional dengan tim kesehatan lainnya. Sebagai calon perawat keterampilan dasar yang penting harus dikuasai adalah komunikasi. Penguasaan tentang komunikasi terapeutik dalam praktik keperawatan akan memungkinkan dalam melaksanakan praktik keperawatan secara berkualitas.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio dan communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya. Beberapa pengertian komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut.
Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide, atau informasi dan perasaan dalam setiap interaksi.Jurgen Ruesch (1972) dalam Chitty (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar ataupun tidak sadar yang dapat memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan dan ditulis, tetapi juga termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda somatik dan simbol-simbol.
Dalam berkomunikasi, diperlukan ketulusan hati antara pihak yang terlibat agar
komunikasi yang dilakukan efektif. Pihak yang menyampaikan harus ada kesungguhan
atau keseriusan bahwa informasi yang disampaikan adalah penting, sedangkan pihak
penerima harus memiliki kesungguhan untuk memperhatikan dan memahami makna
informasi yang diterima serta memberikan respons yang sesuai.
Berdasarkan beberapa pengertian/definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan komunikasi sebagai berikut. a.Menyampaikan ide/informasi/berita Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain,tujuan utamanya adalah sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran kita atau ide kita kepada lawan bicara.b.Memengaruhi orang lain. Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita sadari ataupun tidak kita sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar, jika kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang, kita berharap bahwa orang yang kita motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan.c.Mengubah perilaku orang lain.Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya jika kita bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita menginginkan. d.Memberikan pendidikan.Dalam kehidupan sehari-hari,banyak komunikasi terjadi dengan tujuan memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya, guru/dosen dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya, dan lain-lain.e.Memahami (ide) orang lain Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika antara komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka saling berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau diterima.
DeVito (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terdiri atas komponen-komponen/elemen-elemennya saling terkait. Setiap elemen dalam komunikasi saling berhubungan satu dengan yang lain dan elemen yang satu mendahului elemen lain yang terkait. Taylor, Lillis, LeMone(1989), dan DeVito (1997) mengidentifikasi bahwa untuk berlangsungnya komunikasi yang efektif, ada lima elemen utama, yaitu (a) komunikator (sender), (b) informasi/pesan/berita, (c) komunikan (reciever), (d) umpan balik (feedback), dan (e) atmosfer/konteks.
Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan perawat-klien. Apabila perawat tidak memperhatikan hal ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan klien, tetapi hubungan sosial biasa. Komunikasi sebagai elemen terapi sangat nyata sekali dilakukan dalam perawatan pada pasien yang mengalami masalah psikososial atau mengalami gangguan jiwa. Untuk mengubah dan membantu proses adaptasi pasien gangguan jiwa, satu-satunya alat kerja yang efektif untuk mencapai kesembuhan pasien adalah komunikasi yang dilakukan perawat. Komunikasi yang dilakukan perawat, baik verbal maupun nonverbal, dapat memberikan kesembuhan buat klien.
Tahapan Hubungan dan Komunikasi Terapeutik Perawat-Klien antara lain sebagai berikut : a.Fase prainteraksi Fase ini merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan perawat sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien. Pada fase ini, perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri, serta menganalisis kekuatan dan kelemahan profesional diri. b.Fase orientasi/introduksi Fase ini adalah fase awal interaksi antara perawat dan klien yang bertujuan untuk merencanakan apa yang akan dilakukan pada fase selanjutnya.c.Fase kerja.Fase ini adalah fase terpenting karena menyangkut kualitas hubungan perawat-klien dalam asuhan keperawatan. Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak hanya mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama, tetapi yang lebih bermakna adalah bertujuan untuk memandirikan klien.d.Fase terminasi Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan ungkapan perasaannya.Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut pertemuan dan membuat kontrak pertemuan selanjutnya bersama klien.
Mengakhiri tulisan ini saya menutupnya dengan sebuah Ilustrasi sederhana yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Kenapa di Luar Negeri sana pasien sangat suka dengan perawat Indonesia…karena ramah bahkan pemerintahnya pun berani membayar lebih besar demi apa..demi masyarakatnya sehat penduduknya tidak ada yang sakit itu Indonesia terkenal dengan ramah tamahnya jangan sampai satu dua orang rusak maka akan rusak semuanya..pasien tidak mau tahu berapa pendapatan kita…pasien tidak mau tahu ada problem apa di rumah di instansi atau dimana-mana, yang pasien tahu kita pelayanan itu loh perawat Indonesia sabar….sabar sesabarnya.. itulah kenapa Perawat berkompeten pada lari ke Luar Negeri karena disana lebih menjamin sisanya yang di Indonesia bagaimana? Sisanya tunjukan bahwa perawat Indonesia lebih dari itu. Tapi Kompeten bukan hanya pintar skill (Keterampilan) dan lain-lain tapi juga attitude (Sikap).Itulah fungsi mata kuliah keperawatan ada yang namanya Kebutuhan Dasar Manusia “KOMUNIKASI KEPERAWATAN”.Semuanya Berkesinambungan.Semoga bermanfaat
Oleh : Rudi Sabuna, S.Kep.,Ners
(Alumni keperawatan Stikes CHM-Kupang)