Kisah Pendemo di Sabu, Dikibuli PLN Tak Digubris DPRD

  • Whatsapp

Menia, seputar-ntt.com – Penaggungjawab Pelanggan dan Jaringan pada PLN Sub Ranting Seba Sabu Barat, Itta Qullah S. dinilai tidak kooperatif dan terkesan berbelit – belit ketika menjawab pertanyaan dan tuntutan para pendemo yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Raihawu (Ampera) KNPI Sabu Raijua dan Badan Eksekutif Mahasiswa Akademi Komunitas Sabu Raijua,terkait sikap arogansi PLN yang mengganti meteran pascabayar milik pelanggan ke meteran prabayar, serta tuntutan lain yang pihaknya sampaikan saat berada di kantor PLN Sub Ranting Seba, Senin, (23/11/15).

Demikian disampaikan Koordinator Pendemo, Jefrison Haryanto Fernando kepada seputar-ntt.com ketika ditemui di kantor DPRD Sabu Raijua. Menurut Jefrison, saat tiba di kantor PLN Sub ranting Seba lalu melakukan audiensi dengan pihak PLN yang diterima oleh Penanggungjawab Pelanggan dan Jaringan, Itta Qulla S.

“Pernyataan PLN berbelit – belit serta berupaya menipu kami dengan mengatakan bahwa migrasi meteran pascabayar ke meteran prabayar memang sudah sesuai prosedur karena sudah diatur dalam peraturan,” Demikian Jefrison menirukan ucapan Itta Qullah S.

Para pendemo kemudian mendesak pihak PLN untuk menunjukan aturan migrasi tersebut, akhirnya pihak PLN tidak mampu menjawab dan membuktikan ucapannya tentang aturan tersebut. dan mengaku akan berhenti melakukan penggantian meteran pascabayar ke prabayar sesuai permintaan pendemo, serta meminta maaf secara lisan atas tindakannya tersebut. sedangkan terkait tuntutan penyataan maaf secara tertulis, Pihak PLN Sub Ranting seba mengaku akan dilakukan dalam waktu dekat karena masih harus berkoordinasi dengan atasan mereka di PLN Wilayah Oesao.

“Kami sangat kecewa, atas sikap Pihak PLN yang terkesan berbelit – belit dan mencoba menipu kami. Kami anggap PLN sedang mempertontonkan sikap bohong yang selama ini sering dipraktekan PLN kepada para pelanggan yang mungkin tidak tahu aturan mainnya,” katanya.

Jefrison juga menyampaikan kekecewaannya terhadap anggota DPRD Sabu Raijua yang tidak dapat ditemui ketika pihaknya hendak menyampaikan pernyataan sikap terkait tindakan PLN tersebut karena tidak satupun anggota DPRD Sabu Raijua yang berada di gedung wakil rakyat tersebut, padahal menurut jefrison pihaknya sangat berharap agar dapat menemui anggota DPRD supaya dapat langsung menyampaikan pernyataan sikap mereka yang mewakili seluruh pelanggan PLN yang merasa dirugikan di kabupaten sabu raijua.

Dia berharap agar kedepannya para wakil rakyat tersebut harus selalu berada di gedung DPRD walaupun hanya yang mewakili supaya ketika rakyat datang untuk menyampaikan aspirasinya mereka dapat pulang dengan tidak kecewa.karena apa yang ingin mereka sampaikan bisa langsung diterima oleh DPRD. Sebab kata jefrison, rakyat tidak tahu prosedur apa yang harus dilakukan agar bisa menemui wakilnya yang duduk digedung perlemen karena yang masyarakat tahu, mereka datang dan menyampaikan aspirasinya untuk segera ditindaklanjuti.

Untuk diketahui, aksi damai yang dilakukan Ampera, KNPI Sabu Raijua dan BEM Aksara, berlangsung damai dalam pengawalan pihak kepolisian. Pendemo tersebut mulai bergerak sekitar jam 9 pagi dari jalan trans seba mehara, lalu menuju ke kantor LN Sub ranting Seba sabu barat dan kemudian berakhir di Gedung DPRD Sabu Raijua. namun ketika pendemo tersebut tiba di gedung dprd sabu raijua, tidak seorang pun dari anggota dprd yang ada dikantor, sehingga setelah melakukan orasi didepan gedung dprd, koordinator pendemo tersebut menyampaikan  salinan penyataan sikap mereka melalui staf di sekertariat DPRD Sabu Raijua. (dedy lay doma)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *