Kupang, seputar-ntt.con – Margarita Lusi, Guru SMA di Kabupaten Rote Ndao yang dipensiunkan dini oleh Pemprov NTT mendapatkan bantuan dari Ketua Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS) sebesar 25 juta rupiah. Bantuan tersebut lebih besar dari yang diberikan Pemprov NTT senilai 10 juta rupiah agar Margarita Lusi tidak lagi menuntu haknya.
Margarita Margarita, yang seharusnya pensiun pada 2027 menurut pegangan administrasi kepegawaiannya, mendadak menerima keputusan pensiun. Kondisi ini membuatnya terpuruk, terlebih ia masih harus menanggung cicilan bank yang belum lunas.
Melalui pemberitaan media, Yusinta mengetahui kisah Margarita. Sebagai anak dari seorang guru, ia merasa terpanggil untuk bertindak. Pendiri Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS) itu menghubungi Margarita dan mengundangnya ke Jakarta. Pada Selasa (22/4/2025), Margarita berangkat bersama kerabatnya menemui Yusinta.
“Saya sudah menerima apa yang terjadi. Saya ingin menjaga marwah pendidikan di NTT. Biar saya yang terluka, tapi nama NTT jangan ikut berdarah,” kata Margarita kepada Yusinta saat bertemu.
Dalam pertemuan itu, Margarita tidak mengeluh, hanya bercerita. Saat hendak pulang, tanpa diduga, Yusinta menyerahkan bantuan sebesar Rp25 juta—lebih besar dari Rp10 juta yang sebelumnya diberikan oleh Pemprov NTT di akhir masa baktinya sebagai guru.
Margarita terdiam, air matanya mengalir. Baginya, ini bukan soal uang, tapi ketulusan cinta dari seseorang yang bahkan tak ia kenal sebelumnya.
“Dia seperti malaikat yang dikirim Tuhan. Banyak yang mampu, tapi sedikit yang punya hati. Pemimpin kita terlihat baik, tapi miskin empati,” ujar Margarita dengan suara bergetar.
Yusinta menjelaskan bahwa bantuannya lahir dari suara hati, bukan untuk mencari pujian.
“Orang tua saya seorang guru. Ketika saya melihat guru lain diperlakukan tidak adil, hati kecil saya memberontak. Saya juga seorang murid. Ketika seorang guru dizalimi, murid harus tampil di depan membela,” tegas Yusinta, yang akrab disapa Uchie.
Tak hanya memberikan bantuan satu kali, YNS juga akan membantu mencicil kewajiban bank Margarita selama satu tahun. Yusinta berharap pemerintah dan para pemangku kepentingan lebih peka terhadap nasib rakyat kecil, terutama para pendidik yang selama ini menjadi pilar utama kemajuan bangsa.
“Kami akan buka kantor YNS di Kupang. Bukan untuk menyaingi pemerintah, tapi untuk hadir bersama masyarakat. Untuk para guru, jika ada masalah, kami siap membuka ruang diskusi. Dan untuk semua murid yang telah berhasil, jangan pernah lupa siapa yang mendidikmu,” pungkasnya. (*)