Kisah Elsa Sine, Alumni Kebidanan Yang Memilih Jadi Ojek Online

  • Whatsapp
Elsa Sine (tengah) bersama teman-teman Ojek Online di Pangkalan Frans Seda samping KFC, Rabu (26/2/2020)

Kupang, seputar-ntt.com – Memilih pekerjaan sebagai Ojek Online atau Ojol membutuhkan sikap dan keberanian, apalagi jika itu seorang perempuan. Memilih sebagai pengemudi ojek di Kota Kupang, masih dianggap sebagai pekerjaan kelas dua. Namun tidak demikian bagi Elsa Sine. Walaupun dia adalah lulusan Sekolah Tinggi Kesehatan sebagai seorang Bidan tapi tidak menyurutkan niatnya untuk mandiri mencari rupiah di kota karang ini. Warga Jalan Soeratim, Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa lima Kota Kupang itu tak malu bergabung dengan perusahaan transportasi online Grab. Baginya selagi pekerjaan itu halal maka tidak ada ruang untuk malu dan merasa minder.

“Beta ojek sudah satu tahun. Tepatnya tanggal 9 Januari 2019 lalu. Beta lulus Desember 2017 dari STIKES Citra Husada Mandiri Kupang sekarang Universitas Citra Bangsa,” ungkap Elsa saat ditemui di Pangkalan Ojol Jalan Frans Seda, Rabu, 26 Februari 2019.

Kepada media ini, Elsa mengisahkan bahwa sejak lulus sebagai seorang Bidan, dia sudah sering melamar dibeberapa tempat. Namun rupanya dia belum berhasil menggunakan seragam putih dengan logo Bhakti Husada untuk melayani orang lain. Baginya, memilih Ojek Online juga merupakan bentuk pelayanan lain kepada sesama sambil menanti pekerjaan yang dia idam-idamkan yakni menjadi seorang bidan.

“Beta sudah melamar ke beberapa tempat. Beta pernah lamar di Dinas Kesehatan kota Kupang untuk magang. Beta sempat ketemu salah satu om, beta tidak usah sebut namanya. Dia bilang bahwa kalau magang itu tidak ada gaji. Beta bilang beta mau magang sekalipun tidak dapat gaji supaya ilmu yang beta peroleh saat kuliah tidak mati dan ilmu itu bisa beta aplikasikan kepada masyarakat. Beta diarahkan ke BKD dan mereka tanya mau di Puskesmas mana. Beta minta kalau memang tidak digaji, beta minta di Puskesmas dekat rumah di Oesapa supaya bisa irit uang makan dan uang bensin dan mereka bilang boleh. Mereka buat pengantar ke Puskesmas Oesapa tapi Kepala Puskesmas bilang tidak bisa. Dari situ beta kecewa. Itu beta pernah bikin status di Facebook soal itu,” kata Elsa.

Belum berhasil menjadi seorang bidan, tidak lantas membuat Elsa Sine harus berpangku tangan di rumah saja. Dia juga tidak mau hanya menjadi anak perempuan yang hanya bisa menadhkan tangan pada orang tua. Dia tahu bahwa sebagai seorang cewek yang butuh perawatan maka mencari uang sendiri adalah sebuah kebanggaan. Sebagai anak kedua dari enam bersaudara, Elsa tidak mau membebani orang tua sekalipun ayahnya seorang PNS di Dinas PU Provinsi NTT. Saat memilih untuk menjadi Ojek Online dia sempat bingung jangan sampai tidak mendapatkan restu dari sang ayah untuk menjalani profesi sebagai tukang ojek.

Elsa Sine dan kawan-kawan Ojol

“Pertama kali Grab masuk di Kupang, beta baca salah satu orang punya status yang katanya kalau mau daftar Grab bisa datang ke salah satu rumah makan di Kupang untuk mendaftar. Beta sempat berdiskusi dengan bapak kalau sbeta mau grab karna beta pikir nanti bapak malu anaknya tukang ojek sementara dia PNS. Bapak tanya beta kenapa harus Grab, beta bilang bahwa daripada beta ngangur saja di rumah lebih baik beta grab supaya bisa beli beta punya kebutuhan. Kebutuhan perempuan banyak jadi beta juga malu kalau harus minta uang terus kepada orang tua. Beta tahu bapak PNS tapi beta mau cari uang sendiri. Akhirnya bapak setuju dan beta urus semua syarat untuk masuk Grab. Nah sejak saat itu beta grab sampai sekarang,” kisah Elsa Sine.

Elsa mengisahkan, selain melamar ke beberapa tempat, dirinya sering mengikuti tes masuk CPNSD. Dia bahkan harus rela pindah domisili ke Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2018 karna disana hanya menerima pelamar yang tinggal di Rote. Walaupun gagal dia tidak putus asa. Baru-baru saat tes CPNSD dia juga sempat ikut di Kota Kupang tapi tidak lolos Passing Grade. Beta kerja di LSM yakni Save The Children selama 3 bulan. Masa Kontrak selesai jadi beta berhenti kerja. Disana kami bukan sraf tapi pegawai harian saja. Kalau ada yang buka lowongan Kerja, beta tetap kasih masuk lamaran. Beta juga ikut tes CPNSD tapi hingga saat ini belum berhasil. Tahun 2018 beta ikut tes di Kabupaten Rote Ndao sampai beta sampai urus pindah domisili tapi tidak lulus tes. Beta berpikir hidup ini bukan harus jadi PNS saja. Asal kita mau kerja pasti kita bisa hidup. Kemarin juga beta ada kasih masuk lamaran di Yayasan Alva Omega tapi belum ada panggilan,” ungkap Elsa.

Dia mengakui bahwa sebagai Ojek Online Perempuan kadang dirinya sering malu bahkan putus asa. Namun, jika rasa itu datang dia cepat-cepat berpikir positif. Apalagi jika saat dia mengantar makanan lalu ternyata yang pesan itu adalah teman kuliah dan mereka sudah bekerja, disitulah dia merasa minder. Namun dia tetap yakin bahwa Tuhan tidak akan tutup mata terhadap pergumulannya yakni menjadi seorang bidan. Untuk menghilangkan perasaan negative dalam diri dia mengaku sering berdoa pada Tuhan dan tetap yakin suatu kali kelak akan melayani orang lain sesuai dengan keahlian yang dia miliki saat kuliah.

“Sebagai Ojol perempuan beta akui memang kadang putus asa atau malu. Beta kuliah bidan tapi hanya bisa ojek. Apalagi kalau beta lihat teman-teman yang sudah kerja jadi bidan, disitu beta kadang malu tapi sekalipun begitu beta tidak mau berputus asa. Asal kerja halal beta tidak boleh berdiam diri. Sering ada  yang pesan makanan lewat grabfood dan saat beta antar baru tahu ternyata yang pesan itu adalah teman sendiri. Disitulah kadang beta harus berusaha tegas dan tidak baper. Mereka ada kerja dengan pakain putih dengan lambang Bhakti Husada lalu beta hanya dengan jaket Grab itu memang bikin hati trenyuh. Beta selalu berdoa saja kapan Tuhan mau jawab beta punya doa untuk bisa kerja sebagai seorang Bidan sesuai ilmu yang beta punya,” urai cewek kelahiran 1996 ini.

Ditanya soal pendapatan dari Ojol, Elsa mengaku selalu bersyukur saja berapapun yang dia dapatkan dalam sehari. Secara rata-rata kata elsa dia bisa mendapatkan uang 200-250 ribu ripuah setiap hari. Dari penghasilan tersebut dia sudah bisa menyicil speda motor sendiri. Dia juga bisa membeli kebutuhan pribadi serta bisa berbagi kelebihan dengan orang tua. Soal perilaku pengguna Ojol, Elsa mengaku, selama ini dia belum pernah mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari para penumpang. Selama ini dia selalu mendapatkan dukungan dan apresiasi baik dari pengguna maupun para sahabat Ojol

“Pendapatan rata-rata per hari itu 200 – 250 ribu rupiah. Tidak tiap hari, tergantung ramai. Beta biasa mulai kerja dari jam 9 pagi hingga jam 7 malam. Tidak konsisten juga karna beta juga harus masak dan urus rumah baru mulai ojek. Beta mangkal di Jalan Frans Seda sampung KFC. Selama beta Grab belum pernah ada hal negatif yang beta alami. Semua penumpang justru selalu memberi apresiasi dan dukungan. Mereka bilang nona sonde malu kah. Beta hanya bilang sonde malu selagi itu halal. Disitu beta mendapatkan pelajaran tentang berharganya uang. Kalau ada yang bayar lebih seribu rupiah saja beta sudah senang sekali. Walaupun nanti beta dapat kerja sebagai seorang bidan, beta akan tetap ojek jika ada waktu luang. Jujur bahwa beta mulai merasa nyaman dengan pekerjaan ini. Dengan pekerjaan ini beta sudah bisa beli keperluan sendiri, bisa beli motor sendiri. Bangga bisa punya kendaraan yang mana dalam STNK itu ada nama sendiri,”ungkapnya bangga.

Diakhir perbincangan, Elsa Sine menitipkan harapan kepada pemerintah untuk tidak melupakan mereka yang sudah selesai kuliah dengan disiplin ilmu tertentu. “Semoga bapak-bapak yang sedang memerintah saat ini, bisa memikirkan nasib kami. Kami mau kerja tapi tidak ada lowongan kerja yang disipkan. Kami mau kerja tapi kadang harus kalah dengan mereka yang punya orang dalam. Kami berdoa supaya Tuhan memberikan hikmat bagi para pemimpin untuk berpikir tentang nasib kami,” tutup Elsa Sine.

Sebelumnya Elsa Sine memposting tentang pekerjaannya di Akun Facebook. Dari situ media ini berusaha mengotak untuk melakukan wawancara. Dalam akun FB dia menulis demikian “Saya seorang Bidan lulusan tahun 2017. Saya sudah mencari pekerjaan ke sana ke mari tpi tak kunjung ku dapat. Dalam hati saya merasa sedih karna belum bisa membahagiakan orang tua, Tapi saya tidak pernah merasa putus asa. Selama 1 tahun saya mencari pekerjaan tapi tidak ku dapatkan. Dan akhirx di awal tahun 2019 saya memutuskan untuk mendaftar sebagai driver ojek online (Grab),  awalx saya merasa malu, dan kurang PD untuk menjalani pekerjaan sebagai Ojol, apalagi saya seorang perempuan dan lulusan dari sekolah kebidanan. Tapi seiring berjalannya waktu, saya mulai menikmati pekerjaan ini dan tidak peduli dengan apa yg orang lain bicarakan ttg saya. Puji Tuhan, sekarang saya merasa bersyukur dgn hasil yg saya dapatkan. Setidaknya saya bisa memenuhi kebutuhan saya, bisa membantu orang tua saya memenuhi kebutuhan yg kecil2 di dalam rumah dan bahkan bisa menabung. Dari pekerjaan sebagai seorang Ojol, saya sangat menghargai artinya sebuah nilai uang walaupun  hanya RP. 1000… Karena untuk mendapatkannya saya harus bekerja keras terlebih dahulu. Trimksh untuk org terkasih yang selalu mendukung saya dan memberi semangat untuk terus berusaha tanpa mengenal kata putus asa.

Hingga berita ini ditayang, status FB Elsa Sine telah disukai sebanyak 12.997 like, 3.308 komentar dan dibagikan sebanyak 2.707 kali. (joey rihi ga)

 

 

 

 

Komentar Anda?

Related posts