Kupang, Seputar-ntt.com – Usaha ternak Babi di kota Kupang masih skala rumah tangga. Sebagian masyarakat beternak secara tradisional dan sebagai usaha sampingan. Walaupun sampingan, namun bisa ditingkatkan menjadi intensif karena memberikan keuntungan besar.
Doktor di bidang peternakan babi, dari Institut Pertanian Bogor (IPB) memberikan beberapa tips. Menurutnya, usaha ternak babi sangat mudah dan memberikan keuntungan besar. Babi adalah hewan yang cepat bertumbuh dan berkembang biak. Bisa makan segala jenis makanan.
“Hanya Babi yang makan segala – segala. Apa saja jadi makanan. Babi beranak bisa 5 kali dalam dua tahun. Dagingnya, 30 persen dari bobot hidup, ini memberi keuntungan bagi peternak,”kata Dr. Parsaoran Silalahi, pada Seminar Sistem Peternakan terpadu, Sabtu (24/2/2018) di hotel Maya Kupang.
Menurutnya, usaha ternak babi dikategori baik apabila induknya dapat melahirkan anak minimal 20 ekor pertahun. Kata dia, ternak babi harus dilakukan vaksinasi supaya tidak mati dan memberikan keuntungan. Tingkat mortalitas diusahakan di bawah 5 persen.
Dikatakannya, usaha ternak Babi bisa dikategorikan peternakan apabila sudah dapat menjual 10 ekor per bulan. Seorang petani memelihara lebih dari 50 ekor. “kalau kita tidak jual babi 10 ekor setiap bulan. Berarti kita kita bukan peternak babi,”katanya.
Keuntungan lain yang didapatkan dari beternak babi adalah, limbah yang dihasilkan dapat dijadikan pupuk organik. Selain itu dapat dijadikan energi dalam bentuk biogas. “Peternak babi itu limbahnya dapat diolah. Kotorannya itu lebih mudah diubah jadi biogas,”katanya.
Kata dia, dalam pemeliharaan Babi, ada hal yang perlu perhatikan seperti pemilihan bibit unggul. Jenis induk betina yang cocok di Indonesia adalah jenis Duroc. Babi Duroc merupakan bangsa babi unggul asal Amerika Serikat. Termasuk babi tipe daging dengan ciri-ciri Tubuh panjang dan besar, Warna merah sampai dengan merah tua.
“Kalau mau peternak Babi, Babinya harus di kandangkan. Beli pejantan dari luar untuk dikawinkan. Jangan kawin antar sesama saudara,”katanya.
Hal lain yang diperhatikan adalah, penyuntikan zat besi pada anak Babi. Katanya, anak Babi yang dikandangkan diperlukan asupan zat besi tambahan. Sementara, anak Babi yang tidak di kandangkan sudah cukup mendapat asupan zat dari makanan.
“Anak Babi umur 10 hari sudah bisa diberikan pakan konserat yang dijual di toko. Babi dapat menghabiskan pakan 225 – 275 kilogram per ekor hingga panen. Diberi makan minimal 2 kali sehari,”Pungkasnya.
Saat ini, peternak Babi sudah mudah mengakses fasilitas untuk menunjamg usaha. Telah tersedia perkawinan buatan atau Insemi Buatan (IB), dan obat – obatan bisa didapatkan gratis dari dinas. Selain, akses permodalan juga, telah tersedia lewat pinjaman dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank.
“Hasil dari usaha ternak bisa melebihi gaji PNS. Keuntungan bersih dari satu ekor Rp 300an ribu, estimasi harga Jawa Rp 25.000 perkilogra. Jadi kalau mau penghasilan Rp 3.000.000 per bulan maka harus terjual ekor dalam sebulan,”tambahnya.
drh Hembang Murni Pancasilawati, dari dinas peternakan kota Kupang, menambahkan pemerintah sangat mendukung usaha ternak warga. Kata dia, apabila ada ternak yang sakit atau ingin disuntik vaksin maupun IB dapat menghubungi dinas.
“Babi kecil atau anak, kekebalan tubuh rendah belum kuat, sehingga gampang sakit. Punya resisten atau terhadap penyakit,”katanya.
Kegiatan yang dibuka wali kota Kupang Jefirstson R Riwu Kore ini diselenggarakan oleh Rumah Aspirasi Jeriko, bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kupang, Bank NTT, Institut Pertanian Bogor, dan Komunitas Kawan Awang. “Peserta kegiatan sebanyak 100 orang, terdiri peternak Hewan di Kota Kupang,” Kata ketua panitia Felianus Haba Ora yang juga direktur Rumah Aspirasi ini. (Pelipus Libu Heo)