Kupang, seputar-ntt.com – Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke mengatakan, pihaknya memiliki tujuan yang baik kenapa memilih gereja sebagai tempat pelantikan badan pengurus. Selama ini kata Plt Bupati Sabu Raijua tersebut, politik selalu dianggap kotor sehingga perlu ada perubahan dari sisi Iman.
“Sebagai Ketua Golkar Sabu Raijua saya memang memiliki tujuan yang baik kenapa melantik bandan pengurus di dalam gereja tidak hanya karena ketiadaan fasilitas semata. Selama ini orang menganggap bahwa politik itu kotor padahal tidak demikian tujuan dari politik. Kenapa kita melakukan pelantikan di Gereja saya melihat dari kacamata iman sebagai Orang Kristen bagimana kita harus menjadi garam dan terang bagi masyarakat,” kata Rihi Heke lewat sambungan telepon selular, Minggu, (9/7/2017).
Adanya stigma buruk tentang politik di mata masyarakat kata Rihi Heke harus menjadi moment untuk perenungan bagimana supaya tujuan dari berpolitik itu tidak dinilai sebagai hal yang buruk. Dengan memulai langkah dari gereja katanya, para pengurus bisa bekerja dengan berpedoman pada apa yang diperintahkan Tuhan lewat ajaranNya.
““Saya berada diruang politik tetapi mengerjakan hal yang suci. Saya tidak ingin jika dalam setiap helaan nafas selalu ada kebohongan. Saya memahami politik yang berbeda dengan yang dipahami oleh orang lain. Saya termasuk politikus Calvinis, dimana pekerjaan politik itu sakral, karena dalam dunia politik, beda antara kejahatan dan kebaikan sangat tipis. Politik diciptakan Tuhan untuk menahan lajunya kejahatan masuk kedalam baikan dan kebenaran,” ,” ujar Plt Bupati Sabu Raijua ini.
Sebelumnya DPD I Partai Gplkat NTT secara resmi menjelaskan sekaligus klarifikasi terkait polemik pelantikan pengurus DPD II Partai Golkar Sabu Raijua yang dilakukan dalam gereja Pulau Patmos Seba, Sabu Raijua. Golkar juga mengaku sudah meminta maaf kepada Majelis Sinode GMIT terkait kejadian di Sabu Raijua.
“Perlu kami jelaskan bahwa Golkar secara resmi telah melayangkan surat permohonan maaf kepada Sinode GMIT terkait polemik ini. Kami dari DPD I Golkar NTT tidak mengetahui sebelumnya bahwa kegiatan itu diselenggarakan di gedung Gereja karena setelah dari bandara kami diarak menuju lokasi kegiatan yg ternyata adalah Gedung Gereja yg sudah dipersiapkan dimana sudah ada kesepakatan antara penyelenggara dengan pihak Gereja,” kata Wakil Ketua Penggalangan Opini dan Pencitraan DPD I Partai Golkar, Lorens Leba Tukan.
Dia juga menjelaskan bahwa dalam kegiatan tersebut hanya dihadiri oleh internal Golkar serta undangan lainnya dan tidak mengundang jemaat setempat karena kegiatan itu memang hanya khusus untuk pelantikan pengurus partai Golkar Sabu Raijua.
“Setelah kami melakukan klarifikasi kepada Pdt. Karel Lobo yang adalah Ketua Majelis Jemaat di Gereja Pulau Patmos, dan dijelaskan bahwa gedung Gereja itu selalu dipakai oleh berbagai pihak untuk berbagai kegiatan. Kami tidak pernah melakukan kegiatan serupa di rumah ibadat lainnya termasuk di GMIT,” tegas Lorens.
Lorens juga mengatakan bahwa Partai Golkar mengapresiasi setiap kritik dan saran yang dilakukan oleh warganet di Media Sosial. Hal itu katanya adalah bentuk kecintaan masyarakat kepada Partai Golkar untuk terus berbenah dan melakukan yang terbaik bagi masyarakat. “Kami tetap menghargai setiap kritik dan pendapat yang disampaikan beragam dalam setiap diskusi,” tutup Lorens.
Untuk diketahui Pelantikan pengurus DPD II Partai Golkar Sabu Raijua di dalam Gereja Pulau Patmos mendapat reaksi dari warganet. Sejumlah status di Facebook (FB) mengkritisi dan menyesalkan kegiatan politik yang dilakukan dalam rumah ibadah. Tak pelak, Partai Golkar menjadi bulan-bulanan dalam komentar warganet di media sosial.
Pantauan media ini, di akun FB dengan nama Ernos Neparasi menulis “Doa di fb…dikoreksi ibu ketua sinode, bagaimana dgn penggunaan gedung geraja yg dipakai utk pelantikan pengurus parpol ?????”. Hal ini langsung ditanggapi oleh akun FB dengan nama Mery Kolimon yang menyakan lokasi kegiatan. Ada juga komentar lain yang meminta supaya menjaga persatuan dan tidak boleh memecah warga jemaat.
Baca Juga : Gubenur NTT Minta Jangan Beropini Tentang Kebakaran Kantor Gubernur
Akun FB lainnya dengan nama Buang Kolimon menulis “Too Iban dkk juga pak wakil bupati Sarai,, apakah elok dan sesuai aturankah kegiatan politik dilakukan di geraja???”. Status tersebut juga mendapatkan tanggapan yang cukup beragam dari warganet. Mereka menilai miring terhadap perilaku oknum yang telah menggunakan rumah ibadah sebgai tempat politik.
Menanggapi reaksi warganet, Ketua Harian DPD II Partai Golkar Sabu Raijua, Simon Dira Tome kepada media ini menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara pengurus dan pihak gereja.
“Ini kesepakatan kita bersama untuk dilakukan di gereja Pulau Patmos. Tidak ada tujuan atau tendensi tertentu,” jelas Simon.
Dia juga menjelaskan bahwa pengrus yang dilantik ada 123 orang dan juga di hadiri oleh unsur Muspida di Sabu Raijua serta Ketua DPRD Sabu Raijua. Karna di Sabu Raijua belum ada tempat yang layak maka dipilihlah Gereja Pulau Patmos sebagai tempat yang representatif karna menampung banyak orang.
Baca Juga : Kemudi KMP Ranaka Patah Dilaut Sabu, ASDP Kirim Ile Mandiri
“Sekali lagi ini dilakukan atas kesepakatan semua pihak. Kita pakai gereja dan kita sewa tempatnya. Kami berharap agar kegiatan ini tidak dipolitisir lebih jauh untuk memecahkan masyarakat atau membawa isu ini untuk tujuan tertentu,” tandas Simon Dira Tome. (jrg)