Kitab Roma 3 : 21 -31 dan Kitab Yakobus 2 : 14 – 26.
Pandangan Kristen tentang Keselamatan, antara ajaran Kristus yang disampaikan Paulus dengan Ajaran Kristus yang disampaikan Yakobus.
Secara eksplisit dapat kita simpulkan point penting dari kedua bacaan Kitab diatas bahwa :
• Rasul Paulus dalam Roma 3 : 21 -31 menegaskan bahwa “Hanya karena IMAN kita dibenarkan dan dapat SELAMAT. Dengan dasar bahwa semua orang telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia manusia dibenarkan lewat penebusan dalam Kristus Yesus, sehingga keselamatan tidak diperoleh dengan perbuatan baik, tapi hanya karena IMAN kepada Dia yang telah menebus dosa umat manusia.
• Rasul Yakobus dalam Yakobus 2 : 14 – 26 menegaskan bahwa IMAN tidak menjamin keselamatan jika tidak mempunyai PERBUATAN. Pada ayat ke 26 “ Sebab seperti tubuh tanpa Roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Berdasarkan ajaran Tuhan lewat kedua Rasul di atas mungkin membuat kita bingung, sebenarnya apa yang menjamin keselamatan bagi orang Kristen? Hanya Iman sajakah atau Perbuatan? Sepintas seakan terdapat kontradiksi antara kedua bagian ayat tersebut. Apakah ini yang membuat munculnya tuduhan orang-orang diluar Kristen? Seperti kemunculan sekte yang lagi viral akhir-akhir ini, yang menyebut kepercayaan mereka sebagai Kristen Progresif. Sekte ini tidak percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tdak ada salahnya, dengan beranggapan bahwa ada ayat-ayat dalam alkitab bertabrakan satu sama lain. Dengan demikian Sekte ini bukanlah Kristen.
Bila kedua bagian bacaan tersebut tidak berkontradiksi atau bertabrakan satu sama lain, maka kita perlu rumusan eksegesis untuk mengharmoniskan kedua bagian bacaan di atas, sehingga dapat menjawab tuduhan atau pun anggapan bahwa di dalam Alkitab terdapat bagian-bagian yang bertabrakan satu sama lain.
Agar supaya kita paham akan pegangan Doktrin keselamatan, sebagai orang-orang percaya kita perlu menggali apa maksud dari kedua bacaan di atas, dan kemudian memahami tentang Keselamatan menurut apa yang tertulis di dalam Alkitab.
Eksegesis
Untuk memahami ajaran kristus lewat Rasul Paulus dalam kitab Roma dan Rasul Yakobus dalam kitab Yakobus, kita harus menggali dari dasar (Eksegesis) berdasar konteks, bilamana Paulus dan Yakobus mengajarkan demikian.
Kitab Roma 3 : 21-31
Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus untuk jemaat di Roma. Tujuan surat ini ditulis adalah untuk menguatkan orang –orang Kristen di Roma yang pada saat itu berada dalam tekanan, baik oleh orang yahudi maupun orang Roma. Selain itu juga mereka sedang mengalami konflik antar sesama karena perbedaan cara pandang, sebagaian menyatakan taurat tetap harus dipakai sebagai dasar hidup dan yang lain beranagapan taurat sudah selasai.
Paulus menuliskan suratnya untuk orang-orang yang terpengaruh oleh ajaran Yahudi yang menekankan keselamatan karena perbuatan baik (bdk. Kis 15:1-2). Karena itu Paulus justru menekankan bahwa hanya iman-lah yang menyebabkan kita diselamatkan (Gal 2:16,21 Ef 2:8-9).
Berdasarkan latar belakang tersebut, Paulus mengajarkan lewat suratnya bahwa kebenaran Allah telah dinyatakan walau tanpa hukum taurat. Yaitu kebenaran Allah karena Iman dalam Yesus Kristus. Sehingga Tidak ada dasar untuk bermegah baik itu dengan lakukan hukum taurat atau perbuatan-perbuatan yang sifatnya tradisi implemmentasi dari hukum taurat seperti perintah untuk bersunat, bukan itu, melainkan karfena Iman. Iman kepada Yesus Kristus itu yang membuat manusia dibenarkan atau diselamatkan.
Kitab Yakobus 2 : 14 -26
Yakobus menulis kepada orang-orang yang sekalipun mengaku sebagai orang kristen, tetapi hidupnya sama sekali tidak mirip hidup kristen. Karena itu ia justru menekankan perbuatan baik. Yakobus memimpin gereja di Yerusalem pada abad pertama Masehi. Kota ini merupakan tempat berkembangnya komunitas Kristen yang awalnya terdiri dari orang-orang Yahudi yang telah memeluk Kristus sebagai Mesias. Dalam komunitas tersebut, mungkin ada kecenderungan untuk menafsirkan iman hanya sebagai keyakinan atau pengakuan doktrinal, tanpa disertai dengan perbuatan yang mencerminkan iman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dipahami karena pengaruh tradisi agama Yahudi pada saat itu, di mana ada penekanan pada kepatuhan hukum Taurat tetapi terkadang kurang penekanan pada perubahan hati dan perilaku yang dihasilkan oleh iman.
Yakobus, melalui suratnya, berusaha untuk menegaskan bahwa iman yang sejati akan tercermin dalam perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan ajaran Kristus. Dia menyadari bahaya hanya memiliki iman yang berupa kepercayaan tanpa adanya perbuatan nyata sebagai bukti dari iman tersebut. Sebagai gembala rohani, Yakobus berupaya mengajarkan kepada jemaat bahwa iman yang hidup harus membuahkan buah dalam bentuk kasih, belas kasihan, keadilan, dan kepatuhan kepada kehendak Allah.
Pengajaran Yakobus ini juga mungkin merupakan respons terhadap pemahaman yang keliru di antara para jemaat, di mana ada kecenderungan untuk menganggap bahwa iman saja sudah cukup untuk menyelamatkan seseorang, tanpa memperhatikan perbuatan yang dihasilkan oleh iman tersebut. Oleh karena itu, Yakobus dengan tegas menyatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati, artinya tidak memiliki kehidupan atau kekuatan nyata dalam mengubah individu dan dunia di sekitarnya. Dengan demikian, latar belakang pengajaran Yakobus mengenai iman tanpa perbuatan adalah upaya untuk memperkuat dan memperjelas ajaran bahwa iman yang hidup akan selalu diikuti oleh perbuatan yang mencerminkan iman tersebut. Ini adalah panggilan untuk menjaga keseimbangan antara iman dan perbuatan, serta menekankan pentingnya kesatuan di antara keduanya dalam kehidupan orang percaya.
Penjelasan
Berdasarkan latar belakang penulisan dari kedua Tokoh rasul diatas, membuktikan sebenarnya meraka menerapkan satu ajaran Kristus, dan tidak ada kontrakdiksi diantaranya. Bahwa benar Keselamatan yang diajarkan Kristus adalah dengan beriman kepada-Nya, iman yang dianugerahkan ketika kita percaya akan penebusan yang Kristus nyatakan di atas kayu salib, mati dan kemudian bangkit. Iman yang dimaksud adalah iman yang juga dianugerahi ketaatan, seperti Yesus yang taat kepada Bapa, bahkan taat sampai mati. Memang kita tdak bisa seperti Kristus, namun kita dituntut memiliki Iman yang berbuah ketaatan dalam bentuk KASIH. Kasih kepada Allah dan kepada sesama. Tanpa itu semua; percayalah ketika saat-Nya tiba, kita sama seperti orang-orang yang berteriak kami bernubuat demi namaMu, kami selalu memuji namaMu, namun Tuhan akan menjawab kita, enyahlah kalian si pembuat kejahatan.
Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk bermegah, baik itu bermegah karena iman atau bermegah karena perbuatan baik, yakinlah bahwa iman maupun perbuatan baik merupakan anugerah atau pekerjaan Roh Kudus di dalam kita. Sehingga kita dapat pahami bahwa KESELAMATAN sebenarnya adalah oleh karena IMAN berdasarkan KASIH KARUNIA ALLAH (Efesus 2 : 8-10 & Titus 2 : 11) Sola Gratia.
Lalu kita akan bertanya bagaimana mendapatkan Kasih Karunia Allah?
1. Pengakuan Bahwa Yesus adalah Tuhan, Anak Allah yang hidup. Tidak ada seorang pun dapat datang kepada Bapa jika tidak melalui Yesus Kristus
2. Pengakuan Bahwa kita adalah orang-orang berdosa, yang sebenarnya layak dihukum
3. Pengakuan diri untuk bertobat dan mulailah berbuah dalam ketaatan menurut keteladanan Yesus Kristus
4. Pengakuan dalam memberi diri untuk sepenuhnya dikontrol oleh Roh Kudus
Tuhan Yesus Memberkati kita sekalian.. Amin (Muzeis)