Kupang, seputar-ntt.com – Diantara teman-teman wartawan, dia biasa dipanggil Miris. Nama itu disematkan lantaran kata Miris senantiasa terucap dari bibirnya kala melihat hal-hal negatif yang dia temui. Walaupun lahir dan besar di pedalaman pulau Timor, tidak membuat dia lugu dan namkak. Dia adalah generasi ATM. Anak Timor Tabongkar. Yang punya relasi yang luas dan punya wawasan yang memadai untuk tetap berjalan pada tapak seorang pewarta sebagai jalan hidup yang telah dia pilih. Sebagai ATM dia mampu menunjukkan kepada dunia bahwa orang Timor itu cerdas dan mampu bersaing diberbagai level tanpa minder apalagi gentar.
Namanya Kekson Fole Salukh. Putra bumi Cendana yang menghabiskan masa remaja di Nobi-Nobi sebelum hengkang ke Kota Karang saat masa puber, demi menimba ilmu di SMA Negeri 4 Kota Kupang. Pada Jumat (15/12/2023) Kekson Salukh menerima piala dan piagam dalam Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2023 tingkat Nasional. Tak tangung-tanggung, Kekson Salukh menjadi juara satu lewat karya jurnalistik berjuduk Oase di Pulau Timor itu Bernama Perthashop. Karyanya menjadi best of the best. Mengalahkan 2.559 karya jurnalistik yang ikut lomba dari seantero nusantara. Kekson Salukh dalam karya jurnalistik yang dilombakan itu mengulas tentang pelayanan PT Pertamina melalui Pertashop di pelosok Pulau Timor, tepatnya di Desa Mnelaanen, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten TTS.
Atas prestasi itu, dia akan menjelajah benua biru. Menimba ilmu jurnalistik di negeri Ratu Elisabeth. Negara Inggris akan menjadi pengalaman baru bagi Kekson Saluk, setelah sebelumnya dia mengelilingi nusantara dalam event Laskar Rempah Indonesia. Sejumlah capaian di dunia jurnalistik telah dia raih. Beberapa diantaranya seperti pernah menjadi Juara III Fotografer Nasional Kompetisi Pariwisata Indonesia (KPI) X di Bandung (2019), juara III Karya Jurnalistik Nasional yang diselenggarakan Perum Bulog RI (2021). Juara II lomba Fotografer tingkat Provinsi NTT yang diselenggarakan DPD Partai Demokrat (2021), juara I Karya Jurnalistik tingkat provinsi yang diselenggarakan PT Jasa Raharja NTT (2022), dan Juara Hapan I Karya Jurnalistik tingkat Nasional yang diselenggarakan PT Pelindo (2022).
Sebagai anak muda yang jalannya masih panjang, Kekson Salukh menyadari penuh bahwa apa yang dia raih saat itu adalah berkat doa dan dukungan orang-orang yang selama ini bersama dia. Dia sadar bahwa tak ada keberhasilan tunggal tanpa campur tangan pihak lain. Dia juga meyakini bahwa setiap orang yang mendukungnya adalah doa-doa yang membuka tingkap langit. Menjadi wartawan, adalah pilihan hidup yang kini dia tekuni sambil tetap berikhtiar pada hal-hal baik. Dia tak mau jumawa sekalipun hal itu dia bisa lakukan. Baginya, berenang diatas emas bersayap uang kertas, hanyalah utopia duniawi yang akan lekang dan lapuk oleh waktu.
“Saya persembahkan kemenangan ini untuk kakak saya, Leksi Saluk yang kemarin berulang tahun. Untuk mentor saya bapak Viktor Bungtilu Laiskodat. Semua yang ada di harian Viktory News. Bapak Chris Mboeik sebagai pemimpin Umum, Bapak Stevi Johannis sebagai Pemimpin Redaksi. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu, namun telah mendukung, dan membantu saya sejak pengumpulan data, wawancara, dan editing. Khususnya untuk Mba Emy Samira Sungkar, dan Mas Maruli,” ujar pria kelahiran Nobi-Nobi, Timor Tengah Selatan pada 30 april 1997 itu.
Tak heran jika Sarjana Pariwisata dari Politeknik Negeri Kupang itu berjaya di level nasional. Sejak kuliah dia telah nyambi jadi wartawan. Membuat dia tumbuh menjadi penulis yang peka dan empati. Sudah sekian kali dia menorehkan sejarah dalam meraih kemenangan di berbagai lomba jurnalistik, baik secara nasional maupun regional. Tidak hanya itu, kekson Salukh telah mematri sidik jarinya dalam sebuah buku dengan judul inspirasi di balik berita. Buku itu merupakan kumpulan sejumlah tulisan feature yang pernah dimuat di Surat Kabar Harian Umum Victory News periode 2019-2023 yang banyak mengangkat tetang apa yang dilakukan Viktor Bungtilu Laiskodat saat menjadi Gubernur NTT.
Sebagai redaktur di koran harian Viktory News tidak membuat pergaulan Kekson Salukh menjadi kaku. Justru semakin lentur dan jadi anak kesayangan beberapa pengambil kebijakan di Flobamora. Caranya menggali data yang luwes tidak membuat narasumber sedang diadili. Itulah kenapa dia dinamakan “dinda manis” di komisi wartawan Caffe Of The Record. Dia tahu bahwa orang yang menangis tak akan dapat menceritakan gelak orang yang tertawa dan orang yang sedang bergirang tak akan dapat melukiskan tangis orang yang bersedih. Dia tahu menempatkan diri diantara para senior dan dia paham saat berada diantara teman sebaya. Kekson Salukh sadar bahwa sejauh apapun langkahnya diayunkan, selagi tahu menempatkan diri maka setiap kondisi bisa dia taklukan dengan kasih tanpa tepi. (joey rihi ga)