Kupang, seputar-ntt.com – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kabupaten Sabu Raijua (SaRai), Johanis Terru mengaku anak buahnya terpaksa mengamankan BK salah satu warga Raemude Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua karena yang bersangkutan menunjuk-nunjuk bupati sambil melakukan protes.
“Dia tunjuk-tunjuk Pak Bupati padahal disana ada Kapolsek dan banyak pejabat jadi kita aman. Tidak benar kalau dia dianiaya,” kata Nanni Terru sapaan Akrab Johanis Terru saat mengklarfikasi penganiayaan terhadap warga desa Raemude yang dialakukan salah satu anggota Pol PP.
Menurut Nani Terru sapaan akrab Johanis Terru, saat itu Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome sementara melakukan dialog dengan masyarakat terkait pembangunan bendungan. Pada saat itu ada warga yang berbicara sambil menunjuk-nunjuk bupati. melihat hal itu lalu anggota Pol PP menegurnya sambil mendorong yang bersangkutan.
Diberitakan sebelumnya bahwa Karena menolak pembangunan bendungan yang akan dibangun Pemerintah, BK, Warga Desa Raemude, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua harus menerima perlakuan kasar dari oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol.PP) Kabupaten Sabu Raijua, Rabu (14/5/2014).
“Kami menolak pembangunan bendungan ini karena ini milik keluarga dan masih ada yang di Kupang. Karena kami menolak akhirnya saya dapat pukul,” kata BK, saat dihubungi Seputar NTT, Rabu (14/5/2014)
Dia mengaku dipukul oleh salah satu oknum Pol PP berisinial R yang kala itu datang ke lokasi pembangunan bendungan bersama Bupati Sabu Raijua. Untuk itu pihaknya masih menunggu keluarga dari Kupang untuk membicarakan apa yang menimpa dirinya. “Kami tunggu keluarga dari kupang, untuk saat ini kami belum mengambil langkah apa-apa,” katanya.
Sementara Ketua DPRD Kabupaten Sabu Raijua, Ruben Kale Dipa mengaku, dirinya mendapatkan SMS bahwa ada masyarakat yang dianiaya, kemudian dia bersama Ketua Komisi C DPRD Sabu Raijua, Yosep Lede dan anggota DPRD lainnya seperti Yusak Musa Robo, dan Ester Riwu langsung menuju lokasi.
“Ketika Kami dapat informasi saya bersama teman-teman langsung turun. Kami sampai disana hanya ada Pak Bupati yang masih bersitegang dengan masyarakat. Kami tidak sempat tegur oknum Pol PP itu tapi dia malah bersitegang dengan saya,” kata Ruben.
Menurut Ruben, karena masyarakat pemilik lahan menolak maka pihaknya telah meminta pemilik lahan untuk mengundang keluarga dari Kupang yang juga memiliki hak yang sama atas lahan tersebut. “Kita sudah minta keluarga dari Kupang untuk datang dan kita akan gelar pertemuan dengan mereka pada hari Jumat 16 Mei Nanti,” ungkapnya.
Ruben Kale Dipa mengaku bahwa bendungan yang akan dibangun ini cukup besar dan berada dilokasi persawahan. Anehnya Ruben tidak tahu berapa alokasi dana untuk pembangunan bendungan di desa raemude ini. “Katanya dana dari Pusat, kami DPRD tidak tahu berapa alokasi dananya. Untuk itu kita akan panggil masyarakatnya bila perlu dita bentuk Pansus” tegas Ruben.
Sementara Anggota DPRD lainnya Yusak Musa Robo mengatakan, intimidasi terhadap masyarakat oleh anggota Pol PP menunjukan arogansi aparat terhadap masyarakat kecil. “Kenapa harus pake tangan, kenapa tidak bicara baik-baik. Saya pikir kita orang Sabu itu buka tipe preman yang menyelesaikan masalah dengan kekerasan,” kesalnya.
Anggota DPRD lainnya, Leonidas V.C Adoe menyayangkan perilaku Pol PP kepada masyarakat. Menurutnya kejadian serupa juga pernah terjadi di Desa Raeloro Kecamatan Sabu Barat oleh oknum yang sama. ” Ini menunjukkan bahwa aparat Pol PP tdak sanggup melakukan dialog secara baik sehingga selalu menggunakan tangan untuk menekan masyarakat. Sabagai anggota DPRD saya menyayangkan hal ini, aplagi jika disitu ada orang nomer satu,” pungkasnya. (raja ga)
Saya rasa pol pp sarai adalah boneka saja yg selalu menggunakan kekerasan untuk menyelsaikan masalah ni jaman bkn jman fiodalisme mungkiadala…..pegawai boneka ….ygbga otak ….sangat tidak berperikemanusiaaan ingin majukan sarai tapi malah menyiksa masyarakat …setempat ……….sunggguh tidak …..berpendidikan klo dilihat dri cara cara aparat mennyelesaikan masalah …….aparat hanya mengandal kan seragam tidak ada otak……..
itu pasti mantan narapidana yg nganggur lalu jadi sat Pol PP. dia tdk lebih daripada terorist berdasi.
Perlu juga kita ketahui bahwa negara kita ini adalah negara pancasila.bukan negara pencak silat..jadi tindakan polpp perlu dtndak tegas olh pihak yang berwajib.bila perlu dpecat biar yg lain jangan ikut ikutan….
Penyelesaian masalah harusnya jangan menciptakan masalah baru. …..
Perilaku satpol pp SARAI benar2 pelanggaran HAM berat…kmi mohon kpd bpk wakil rakyat yg ada d kab SARAI tlg d tindk tegas oknum satpol pp itu.bila perlu d pecat..
Jonas Salean Minta Nakertrans Selidiki PHK 11 Karyawan Toko NAM
jonas
Kupang, Savanaparadise.com,- Walikota Kupang Jonas Salean , meminta kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Kupang, Jerry Katipana agar secepat mungkin di menindak lanjuti persoalan pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di lakukan yang dilakukan Toko NAM terhadap para 11 Karyawannya.
Jonas mengatakan Hal ini ketika menjawab pertanyaan salah satu Pimpanan Media Online, Alex Dimu , Pada coffee morning antara pemerintah Kota Kupang dan Pimpinan Redaksi Media Cetak dan Elektronika Lingkup Pemerintah Kota Kupang, di Restoran Celebes, Rabu 14 Mei 2014. Alek Dimu menanyakan Kepada Jonas Salean, terkait dengan adanya Pemutusan Hubungan Kerja di (PHK) yang dilakukan toko NAM kepada 11 karyawanya tanpa memberi pesangon.
Dikatakan Jonas walaupun belum ada laporan dari pihak para karyawan toko NAM yang di PHK ke Nakertrans , sebagai Pemerintah akan meyelidiki masalah pemecatan tanpa pesangon tersebut.
Jonas Memerintahkan Kadis Nakertrasn untuk secepat mungkin memanggil pemilik Toko NAM untuk mendapatkan klarifikasi tentang persoalan yang ada di Toko NAM.
“Ia sampaikan, saya mendengar bahwa PHK yang dilakukan Toko NAM disebabkan karena dugaan pencurian namun masalah PHK juga harus diselidiki secepat mungkin kebenarannya, Pak Kadis Nakertras tolong segara usut tuntas permasalah ini, karena informasi yang disampaikan pimpinan redaksi pasti secara tepat persoalannya“ujar Jonas.
Seperti diberitakan sebelumnya, Distributor tunggal Rokok Sampoerna Kupang , Toko NAM memecat belasan karyawannya tanpa pesangon. Pemecatan sebelas karyawan ini dengan dalih karyawan mencuri rokok di toko itu.
“Kami pilih sampaikan ini lagi ke wartawan karena masalah ini sudah laporkan kasus pemecatan ini ke Nakertrans untuk menyelesaikan persoalan ini, tapi lebih bagus lagi kalau media juga ikut tau,” kata Hermes Yunius Nomlene, salah satu pekerja yang dipecat dari Toko NAM, Senin (12/5.(Shemard)
ni wartawan mai pung puki satu ni snd pernah ada di lapangan tapi tulis karena dengar dari orang lain sa……………………….. hanya bisa buat kesimpulan jadi berita, tolo ew…………. lu berani jamin kalau lu pung tulisan ni bisa di percaya dan sesuai kejadian nyata ko tolo?????????
Itu ulah lawan politik, itu warga yg merupakan barisan sakit hati
Itu warga lawan politik masa lalu yg sampai sekarang snd mendukung pembangunan di sabu raijua………… kalau di pukul kenapa snd lapor itu pol pp ke kepolisian??????????? hahahahahahaha ini ju wartawan putar balek yg tulis na krmana……………… tulis tu car nara sumbar yg ada di tempat kejadian bukan dengar dari mulut ke mulut terus buat kesimpulan yg penting ada opini snd bagus tercipta…………… masak polisi dan tentara yg hadir disitu sa snd bilang ada pemukulan tapi memang itu Pol PP hny dorong sa……….. makanya kalau mau tulis berita, terjun langsung di lapangan bukan dengar kata orang………… wartawan ko kode ni