Kupang, seputar-ntt.com — Pasca dilantik Wali Kota Kupang, John Ottemoesoe resmi’menjabat sebagai Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kupang untum periode 2019-2023.
Pelantikan yang digelar di ruang Garuda Kantir Wali Kota Kupang, Senin (6/1/2020) juga dihadiri kalangan pejabat lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang
Dalam arahannya, Wali Kota Kupang, Jefirstson Riwu Kore yang akrab disapa Jeriko mengatakan dengan dilantiknya John Ottemoesoe ini, maka satu tahap persoalan yang ada di Kota Kupang dapat diselesaikan, yakni masalah organisasi yang menangani persoalan air bersih, yang merupakan kebutuhan masyarakat Kota Kupang.
“Harus segera ambil langkah-langkah penyelesaian, berkaitan berbagai persoalan air bersih di kota ini,” tandas Jeriko.
Menurut Jeriko, air bersih merupakan kendala yang sangat luar biasa bagi masyarakat selama ini, tetapi sudah terbantu dengan kepemimpinan Romi Seran sebagai Plt. Direktur PDAM Kota Kupang bersama jajarannya selama ini.
“Diharapkan ada kerjasama yang baik diantara keduanya, dalam membangun suatu kekuatan dalam memberikan solusi terhadap persoalan air bersih,” harap Jeriko.
Dikatakan Jeriko, kebutuhan air bersih masyarakat Kota Kupang sekitar 500 liter/detik, tetapi baru terpenuhi 130 liter/detik, itupun atas kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang.
Solusi lain yang dapat dilakukan, ujar Jeriko, dengan pembangunan bendungan-bendungan dan mencari sumber air baru.
“Kita memiliki sumber air dengan debit yamg cukup besar, yakni Bendungan Kolhua, Bendungan Liliba, Jali Dendeng dan Air Sagu. Tapi untuk Bendungan Kolhua dan Bendungan Liliba tidak bisa keduanya dibangun, tapi harus salah satu,” tambahnya.
Diakui Jeriko, untuk Bendungan Kolhua masih ada persoalan politis, sehingga tidak bisa dibangun. Dan setelah lobi dengan Pemerintah Pusat (Pempus) diberikan alternatif, bila Bendungan Kolhua bisa dibangun, maka Bendungan Liliba batal untuk dibangun, begutu sebaliknya, jika Bendungan Kolhua tetap tidak bisa dibangun, maka Pempus akan bangun Bendungan Liliba.
“Untuk sumber air Kali Dendeng memiliki debit yang cukup besar yakni 300 liter/detik dan Air Sagu debitnya 50 liter/detik. Tapi potensi yang dimiliki kedua sumber air tersebut terbentur pada anggaran yang ada,” tandasnya.
Jika harus menggunakan Pendapafan Asli Daerah (PAD) Kota Kupang yang ada, lanjut Jeriko, jaringan pipa dari Kali Dendeng, sampai kapanpun tidak akan selesai, karena anggaran untuk debit 100 liter/detik dibutuhkan sebesar Rp 123 Miliar, sedangkan PAD Kota Kupang hanya Rp 170 Miliar – Rp 200 Miliar/tahun.
“Akan tetapi ada lampu hijau dari Pempus, untuk sementara mendapat bantuan pembangunan instalasi untuk kapasitas debit air 150 liter/detik tahun 2020 ini,” kata Jeriko
Untuk itu, tambahnya lagi, jika ada kesempatan lobi lagi, bisa mengelola seluruh potensi Kali Dendeng hingga 300 liter/detik.
“Kalau rencana inii berhasil, tentu kebutuhan air bersih seluruh masyarakat Kota Kupang bisa terpenuhi dan lancar,” pungkas Jeriko. (joey)