In Memoriam Dami Herewila, Sosok Rendah Hati dan Murah Senyum

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Waktu tepat menunjukkan pukul 20:00 ketika sebuah Short Mesage Service (SMS) masuk ke Ponsel Probadi saya. Mata saya terbelalak membaca pesan singkat tersebut yang mengabarkan bahwa telah meninggal dunia Dami Herewila, mantan Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Sabu Raijua di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang pada Selasa 4 November 2014

Memori saya kemudian kembali mundur kebelakang ketika pertama kali saya berkenalan dengan almarhum pada awal tahun 2012. Saat itu saya sedang meliput di Kantor Bupati Sabu Raijua ketika dia melaporkan diri sebagai PNS pindahan ke Kabupaten Kupang. Saya ingat persis, dia yang melemparkan senyum penuh persahabatan. Senyum tulus kepada orang yang baru dia lihat. Saya pun membalas senyumnya dan menjulurkan tangan untuk berkenalan.

“Nama saya Dami Herewila” katanya sambil tertawa, seperti kami telah berteman lama. Saat itu dia bersama salah satu Kabid pada Dinas Kominfo, Rudi Lituali. Kami pun kemudian bertukar nomer telepon selular dan dia menawarkan untuk menemaninya makan siang.

Dalam dirinya tidak sedikitpun saya melihat jika Dami Herewila yang ada dihadapan saya saat itu adalah anak dari  Herewila, pahlawan nasional dari NTT yang namanya diabadikan dijalan protokol di Kota Kupang. Dia terlihat sangat kalem bahkan terlampau sederhana sehingga jauh dari kesan elitis.

Saat dia menjabat sebagai Kepala Dinas Kominfo, dia sangat akrab dengan awak media. Saat itu di Sabu Raijua, hanya ada tiga orang wartawan yakni Yulius Boni Geti dari Vicktory News, Erens Galla dari TVRI dan saya Sendiri ketika masih menjadi wartawan pada sebuah harian lokal di NTT. “Kita adalah mitra dan sekaligus sebagai saudara karena kita berasal dari tempat yang sama,” kata Almarhum waktu itu.

Selama saya melakukan tugas jurnalistik di Sabu Raijua, almarhum adalah sahabat setia dalam menampung setiap keluhan kami para jurnalis. Ruangannya yang sempit adalah posko bagi kami untuk mengirim berita ke redaksi Dia suka humor dan bersenda gurau tanpa melihat status kami yang masih bau kencur dibanding almarhum.

Ketika kami merasa lapar, dia tak sungkan untuk membelikan kami makan. Sesuatu yang jarang dilakukan oleh para kepala dinas lainnya. “Saya juga orang baru disini sama seperti kalian sehingga tidak usah sungkan. Anak saya juga seumuran kalian,” ujarnya kepada kami.

Hingga awal Agustus 2012, saya harus meninggalkan Sabu Raijua dan almarhum masih menjabat sebagai Kepala Dinas Kominfo. Walaupun begitu, komunikasi selalu lancar. Pernah suatu malam dia mengundang saya makan dirumahnya di Jalan Ahmad Yani, Rumah peninggalan Almarhum ayahnya yang pahlawan itu. Kami makan sate kambing saat itu sambil bercerita banyak hal tentang perkembangan Sabu Raijua.

Terakhir saya berkomunikasi dengan beliau sekitar 5 bulan lalu. Kemdian malam ini tepatnya 4 November 2014 saya menerima kabar duka bahwa almarhum telah tiada. Selamat jalan Om Dami, Sampai Jumpa di Rumah Bapa. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 comments