Kalabahi, seputar – ntt.com – Sungguh memprihatinkan nasib 107 siswa SMA Negeri Mauta Kecamatan Pantar Tengah Kabupaten Alor yang rela belajar dibawah pohon setelah gedung sekolah mereka ambruk diterjang angin kencang beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Sekolah (Kepsek) Pahlawan Bayang Weni, peristiwa naas ini terjadi pada 25 Januari 2020, tepatnya pukul 17.00 Wita.
“Atas kejadian ini, sebagian siswa harus harus mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KMB) dibawah pohon karena keterbatasan ruangan,” kata Kepsek Bayang Weni kwpada media, Rabu, 19/2/2020 siang di Kalabahi.
Menurutnya, ada 3 ruangan yang masih tersisa, 2 ruangan dipersiapkan untuk ujian dan 1 ruangannya lagi merupakan perpustakaan sekolah.
“Untuk memperlancar KMB, mata pelajaran umum untuk kelas 2 dan 3 kami gabung siswanya. Sementara pelajaran spesifik jurusan, kami harus bagi per sesi. Kalau untuk kelas 1 KMB nya normal,” ungkapnya.
Dikatakannya, kejadian ini pun baru dilaporkan karena pihak sekolah masih fokus mempersiapkan ujian sekolah.
“Bersurat resmi belum kami layangkan tapi secara komunikasi sudah kami sampaikan ke UPT dan Kadis Provinsi NTT. Hari ini kami juga mau bersurat ke Gubernur dan DPRD Provinsi untuk bisa membantu kami, ujar Pahlawan.
Peristiwa malang ini, tambah Kepsek, tidak memakan korban jiwa karena sudah diantisipasi sebelumnya.
“Melihat kondisi bangunan kami sudah rapat agar ada upaya rehab namun beberapa hari setelah rapat, musibah ini sudah terjadi,” pungkas Pahlawan Bayang Weni.
Untuk diketahui, SMA Negeri Mauta ini didirikan pada tahun 2012 lalu melalui swadaya murni masyarakat setempat dengan kondisi bangunan semi permanen. (Pepenk)