Oleh Lay A. Yeverson, MM
Jika menelaah Kurikulum 2013 untuk SMA/ SMK maka dapat dipastikan tidak dirumuskan untuk menghadapi pandemi Covid-19 maupun dalam pemberlakuan new normal di tahun 2020. Jika dikaitkan dengan SE Mendikbud Nomor 4 tahun 2020, yaitu inti dari instruksi Mendikbud dengan jelas mengutamakan keselamatan dan kesehatan masyarakat pendidikan seperti guru, Peserta didik orang tua, dan lainnya masih menjadi hal yang terpenting. Karena itu perlu penyesuaian pendekatan pembelajaran daring/luring secara fleksibel.
Materi pelajaran (kompetensi dasar) bisa disesuaikan sesuai konteks kondisi anak-anak dan sekolah dia berada dan pembelajaran apa yang memungkinkan di sekolah tersebut. Artinnya tidak semua KD dalam mata pelajaran tersebut harus diselesaikan secara menyeluruh. Sesuai dengan kontes pendekatan pembelajaran yg digunakan guru dapat disarankan agar guru dapat membuat suatu assesment kepada para peserta didiknya masing-masing secara fleksibel.
Assesment yang dilakukan secara tersebut diyakini mampu membantu guru dan sekolah untuk mengajar sesuai kondisi dan tingkat perkembangan serta pemahaman sang anak dalam masa pemberlakuan new normal. Cara yang mudah adalah memperkenalkan teknologi kepada siswa agar lebih mengenal penggunaan teknologi. Karena perbantuan teknologi di zaman ini merupakan sebuah tuntutan zaman.
Di era new normal perlu dimulai untuk jangan dilarang untuk membawa kalkulator, handphone, maupun teknologi yang lainnya. Karena perbantuan teknologi itu adalah hal yang sah. Dan mulailah beradaptasi dengan dunia digital, semua itu harus berubah tanpa menghilangkan esensi utama dari kemampuan anak dan pengawasan dari guru.
Jadi sekarang kita dituntut untuk belajar, karena tidak ada sekarang orang yang tidak belajar. Seperti belajar beradaptasi dengan teknologi terhadap pola berpikir digital dan berbasis informasi terupdate. * Penulis adalah praktisi pendidikan