Disnak Alor Lakukan Pencegahan Penyakit Demam Babi Afrika

  • Whatsapp

Kalabahi, seputar-ntt.com – Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit African Swine Fever (Demam Babi Afrika) terus dilakukan oleh Dinas Peternakan Kabupaten Alor, mengingat penyebarannya semakin meluas di NTT.

“Ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Gubernur perihal pelarangan sementara pemasukan dan pengeluaran ternak babi bibit/potong, produk babi segar dan olahan maupin hasil ikutan lainnya ke NTT serta antar wilayah se-kabupaten maupun kota,” kata Kepala Dinas Peternakan Alor, Ir. Cinta G Y Millu diruang kerjanya, Rabu, 4/3/2020 siang.

Dalam edarannya yang dikeluarkannya, kata Kadis Cinta, dihimbau kepada jemaat atau umat agar tidak membawa masuk atau mengeluarkan ternak babi bibit atau potong dan produk-produknya, baik berupa daging babi dan olahannya seperti sosis, daging babi kaleng yang berpotensi carrier yang masuk ataupun keluar dari Kabupaten Alor.

“Jangan pula memperjualbelikan babi sakit dan mati serta dilarang mengkonsumsi dan mengedarkan dan atau menjual daging babi yang sakit dan mati kepada tetangga atau ke orang lain,” ujarnya.

Ia juga menghimbau agar jangan mengizinkan orang lain masuk kandang atau berkunjung ke kandang ternak yang sakit ataupun mati.

“Cuci alas kaki, tangan dan pakaian dan peralatan kandang dengan detergen sebwlum masuk maupun keluar kandang. Bila perlu sediakan pakian khusus di kandang. Jaga juga kebersihan kansang itu sendiri dengan menyemprotkan desinfektan kurang lebih 2 kali seminggu,” harapnya.

Bagi peternak dan pedagang, dirinya juga meminta agar tidak tergiur dengan harga ternak dan daging babi yang murah.

“Sisa makanan, minuman rumah tangga dan sisa cucian daging jangan diberikan kepada babi. Kami juga melarang agar babi yang mati sebaiknya dikuburkan. Sisa pakan dan alat dari kandang babi yang mati juga harus tetap dimusnahkan,” ucap Millu.

Kadis Peternakan kembali mengingatkan jika ada ternak babi yang mati atau sakit, dianjurkan untuk segera melapor ke UPT Puskeaan di wilayah masing-masing atau langsung ke Dinas nya.

Sementara Kabid Keswan Kesmavet Pengolahan dan Pemasaran Disnak Alor, Yanuaris Saridin mengungkapkan, diakhir februari, sebanyak 16 ekor babi yang mati di Kelurahan Kalabahi Tengah.

“Dari informasi peternak, gejalanya mata merah serta ada bintik merah dibagian perut dan belakang telinga. Kami juga sudah melakukan upaya dengan menyuntik ternak namun tidak terselamatkan,” kata Yanuaris.

Untuk itu dirinya belum bisa memastikan apakah ini merupakan penyakit demam babi afrika atau tidak karena gejala dari penyakit ini mirip dengan hog cholera.

“Kita juga sudah mengambil sampel sekaligus berkoordinasi dengan Disnak Provinsi dan Balai Besar Veteriner Denpasar untuk mereka turun beraama tim ahli melakukan investigasi,” pungkasnya (*Pepenk).

Komentar Anda?

Related posts