Kupang, Seputar-ntt.com – Melesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan berdampak pada meningkatnya volume sampah yang belum tertangani dengan baik dari hulu ke hilir. Sehingga diperlukan perhatian bersama untuk mengolah sampah dan melakukan penghijauan.
Hal itu dikatakan Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Sri Hartoyo pada acara Gerakan Peduli Mitigasi Bencana dalam rangka perlindungan dan optimalisasi fungsi Situ, danau, Waduk, Embung dan Sumber Air Permukaan, Senin (27/11/2017) di pantai wisata Kuliner Oesapa.
“Kalau sampah berserahkan maka lingkungan menjadi tidak sehat. Untuk itu, kita perlu mengelola sampah sebisa mungkin dengan 3 R. Reduce mengurangi pengunaan sampah, bahan – bahan dari plastik. Reuce, menggunakan kembali, pemanfaatan plastik dan botol bekas. Recycle mendaur ulang sampah, seperti daun – daunan untuk diolah menjadi kompos,”katanya.
Lanjutnya, kementerian PUPR berkomitmen menangani masalah sampah dan PUPR sudah melakukan ujicoba penggunaan aspal dari plastik. Dia berharap uji coba tersebut menjadi inspirasi semua komponen masyarakat untuk bijak mengelola sampah. Pengelolaan sampah sangat kaitan erat dengan kehidupan masyarakat.
Dikatakannya lagi, salah satu langkah dilakukan adalah gerakan penghijauan. Penghijauan ini untuk mendukung perlindungan dan optimalisasi sungai dan sumber daya air lainnya. Tambahnya, kegiatan tersebut merupakan serentak di seluruh Indonesia pada 37 provinsi dan dipusatkan di Oesapa dan Bendungan Raknamo kabupaten Kupang.
“Dengan penghijauan ini kita bisa menyimpan air dan kita akan gunakan di musim panas. Propinsi NTT dipilih menjadi contoh bagaimana menggunakan air dan menghemat air,”tambahnya.
Pada kesempatan itu, wali kota Kupang Jefirstson R Riwu Kore, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas perhatian PUPR menjadikan kota Kupang sebagai tuan rumah perayaan Mitigasi Bencana.
“Saya ucapkan terimakasih kepada PUPR telah banyak membantu kota Kupang. Perhatian khusus ini menjadi kebanggaan buat kami di kota Kupang,”katanya.
Menurutnya, bencana bisa datang setiap saat, kapan saja. Kegiatan kementerian PUPR mengingatkan semua bahwa bencana bisa menghantui siapapun. Saat ini pemerintah kota Kupang melakukan gerakan tanam pohon dan tanam air di kota Kupang.
“Gerakan menanam pohon ini adalah gerakan wajib bagi masyarakat. Dan juga gerakan menanam air. Saya sampaikan bahwa kota Kupang kota salah satu kota yang airnya tidak menyala 24 jam dari kota lain di Indonesia,”tambahnya. (Pelipus Libu Heo)