Dinkes Kabupaten Alor Gelar Pelatihan ILTB Bagi Tenaga Kesehatan

  • Whatsapp

Kalabahi, seputar-ntt.com – Sebagai penyakit menular, TBC menjadi pembunuh yang paling mematikan di dunia.

Berdasarkan Global TB Report WHO tahun 2021, Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi di dunia.

Diestimasikan, terdapat 824.000 kasus TBC baru setiap tahunnya dengan angka kematian mencapai 93.000.

Untuk melakukan manajemen penanganannya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Alor bekerjasama dengan UPTD Latnakes Provinsi NTT menggelar pelatihan Infeksi Laten Tuberculosis (ILTB) dan Terapi Pencegahan Tuberculosis (TPT) bagi tenaga kesehatan, berlangsung dari tanggal 6-9 Nopember 2024 di Aula Hotel Pulo Alor.

Ketua panitia penyelenggara, Lenci K. N Alopada menyampaikan, Indonesia dengan beban masalah TBC aktif terbanyak di dunia maka ada banyak penderita yang mengalami TBC aktif didalamnya. Akibatnya, banyak populasi yang beresiko terkena ILTB.

“Kita ketahui bersama bahwa cakupan pemberian TPT di Indonesia pada setiap kategori usia masih jauh dari target yang diharapkan,” katanya.

Menurut Lenci, pada kontak serumah per Desember 2021, anak usia dibawah 5 tahun, cakupannya hanya sebesar 1,2 %,

“Untuk anak usia 5-14 dan lebih diatas 14 tahun cakupannya tidak mencapai 1 %. Sama hal nya dengan total kontak serumah cakupan pemberian TPT sebesar 0,2%,” beber Alopada.

Dijelaskannya, komitmen global dan nasional dalam mengakhiri TBC dituangkan didalam End TBC, TBC strategy pada tahun 2030 hanya dapat dicapai dengan mengkombinasikan upaya pengobatan TBC aktif dengan pemberian TPT pada kasus ILTB.

“TPT merupakan program pengendalian tuberculosis (P2TB) nasional dalam kasus penanganan ILTB, diperkenalkan tahun 2016 sesuai dengan sasaran populasi yang tertuang dalam Permenkes 67 tahun 2016 tentang TBC, namun masih terbatas pada populasi anak kontak anak usia dibawah 5 tahun dan ODHIV,” terang Lenci.

Ia menambahkan, pada tahun 2020, program pengendalian TBC nasional yang tertuang dalam strategi nasional menjelaskan, sasaran populasi tidak hanya anak kontak dibawah 5 tahun ODHA, melainkan kontak serumah diatas 5 tahun dan kelompok resiko lainnya.

“Di tahun 2021, diharapkan program dapat berjalan sesuai dengan petunjuk teknis penanganan ILTB,” imbuhnya.

Sementara Kepala Tata Usaha UPTD Latkes Provinsi NTT, Theresia Neot dalam sambutannya mengatakan, pengobatan TBC khususnya di NTT masih perlu kerja keras dan kerja bersama.

“Masih banyak pekerjaan rumah kita terhadap penanganan tuberculosis mulai dari awal sampai penyembuhannya,” ujar Theresia.

Menurutnya, dalam penanganannya juga, dibutuhkan kesabaran karena pengobatannya lama serta banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat yang di konsumsi.

“Perlu upaya serta inovasi yang baik dalam penanganan tuberculosis di tempat kerja kita masing-masing. Bentuk pelatihan di tahun ini juga berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga butuh keseriusan kita semua dalam mengikuti materi,” harapnya

Ditempat yang sama, Plh Dinkes, Beny. P. Wisang sebelum membuka kegiatan ini secara resmi menyampaikan, ILTB di Kabupaten Alor bisa dikatakan cukup tinggi.

“Untuk itu semua materi kegiatan ini harus benar-benar diikuti secara serius sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud secara baik,” kata Beny.

Ia juga berharap kepada nakes agar nantinya ilmu yang diperoleh selama kegiatan ini dapat disosialisasikan kepada teman lain dilingkup kerja masing-masing. (Pepenk)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *