Daya Juang Pemuda Sangat Lemah

  • Whatsapp

Kupang, SeputarNTT.com – Daya juang kaum muda di era sekarang dalam mengkritisi permasalahan bangsa dan daerah khususnya serta memperjuangkan pelbagai kepentingan masyarakat sangat lemah. Kegiatan mimbar bebas yang digelar bertepatan dengan Hari Sumpa Pemuda untuk menggugah semangat kejuangan kaum muda.

Pernyataan ini disampaikan koordinator umum (Kordum) aksi mimbar bebas Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) St. Fransiskus Xaverius Cabang Kupang, Ferdinandus Wada di sela-s ela aksi mimbar bebas, Senin (28/10/2013).

Wada menjelaskan, moment Sumpah Pemuda kali ini untuk mengajak semua komponen masyarakat untuk menyikapi berbagai persoalan bangsa seperti kasus korupsi, dan penyalahgunaan dana bantuan sosial (Bansos). Khusus dugaan penyalahgunaan dana bansos di pemerintah NTT, PMKRI telah mendesak Badan Pemerika Keuangan (BPK) Perwakilan NTT untuk mengambil langkah hukum. Karena BPK tidak merespon secara maksimal desakan PMKRI waktu itu, padahal jangka waktu 60 hari merespon laporan hasil pemeriksaan BPK telah berakhir.

“Salah satu bentuk penyikapan yang dilakukan PMKRI untuk menyikapi semua permasalahan yang terjadi adalah aksi turun ke jalan,” kata Wada.

Koordinator lapangan (Korlap), Juan Pesau menyampaikan, aksi mimbar bebas yang digelar ini sebagai bentuk refleksi dan penghormatan kepada para pendahulu terutama kaum muda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sehingga kaum muda zaman sekarang bisa meneladani spirit perjuangan para pendahulu, setidaknya memperjuangkan dan mengkritisi pelbagai persoalan yang terjadi di daerah ini.

Harus diakui, gerenasi muda termasuk kaum intelektual saat ini terjerumus dalam tindakan premanisme yang tentunya merugikan orang lain dan diri sendiri.
Menurutnya, ada sejumlah faktor yan membuat perjuangan generasi muda saat ini melemah yakni tidak tertanam semangat patriotisme dalam diri, dan kaum muda sibuk dengan urusan pribadi.

Selain itu, sikap pemerintah yang menghambat atau menghalangi persoalan yang terjadi dan telah disikapi kaum muda. Generasi muda terkontaminasi dalam kepentingan golongan, suku, agama dan ras.

Sekretaris Jenderal PMKRI St. Fransiskus Xaverius Cabang Kupang, Bonefasius Jehadin dalam orasinya menyatakan, Provinsi NTT menyimpan sejumlah persoalan seperti dana bansos APBD NTT dalam kurun waktu tahun 2010, 2011 dan 2012 yang merugikan keuangan negara sebesar kurang lebih Rp74, 8 miliar didiamkan oleh auditor BPK.

Saat ini sebagian besar masyarakat NTT hidup dibawah garis kemiskinan, anak- anak yang tak dapat melanjutkan pendidikan, ibu hamil dan anak- anak yang tak terpeuhi gizinya. Ironisnya lagi, NTT terus berpredikat sebagai provinsi iskin, sementara kekayaan ala yang berlimpah.

Bertepatan dengan moment Sumpah Pemuda ini, Jehadin menggugat makna Sumpah Pemuda di tanah yang katanya orang miskin ini. PMKRI Cabang Kupang menggugat semangat pemuda dan pemudi NTT dengan mendesak wujudkan tanah air tanpa korupsi dan tanah air yang dikuasai negara berdasar UUD 1945 dan semangat Pancasila untuk menjamin kesejahteraan rakyat di bumi Flobamora.

Melawan penindasan terhadap rakyat secara fisik maupun non- fisik supaya hak- hak kaum miskin terpenuhi. Menjunjung bahasa kejujuran, bahasa yang mencerminkan semangat pelayanan dan pemimpin dari para wakil dan pemimpin daerah ini.

“PMKRI percaya tanah air yang satu hanya terwujud lewat semangat pemuda dan pemudi NTT yang bangkit berjuang demi tegaknya Pancasila yang utuh di bumi Flobamora,” tandas Jehadin.(joe)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *