Dampak Negatif Alat Komunikasi Handphone Bagi Siswa Dan Remaja

  • Whatsapp

OLEH: Lay A.Yeverson,  Mahasiswa Pasca Sarjana Unwira Kupang

1.PENDAHULUAN – Dizaman yang sekarang ini telah banyak sekali alat-alat canggih seperti terlalu pesat,namun dengan adanya perubahan zaman yang modern ini handphon menjadi alat utama untuk berkomunikasi.kadang-kadang handphon ini dijadikan sebagai alat untuk hal-hal yang negatif seperti, adanya photo-photo porno, dan banyak sekali sesuatu yang sifatnya negatif,dimana hal-hal yang negatif itu sangat disenagi oleh kalangan siswa/remaja.

Kebanyakan dikalangan siswa/remaja yang sekarang ini suka kepada handphon yang kemampuannya tinggi yakni mampu menyimpan banyak hal yang diminati oleh siswa/remaja.Dan mengingat pengguna Hp pada masa sekarang ini sangat banyak,maka untuk menyiapkan generasi unggulan sangat diperlukan dan diharapkan.
Adapun yang melatarbelakangi penulis, menulis makalah ini yang bertemakan DAMPAK NEGATIF ALAT KOMUNIKASI HAND PHON BAGI SISWA/REMAJA. Tanpa disadari Hp yang berukuran kecil dan peraktis sangat berdampak bagi siswa baik dari segi hukum,ilmu pengetahuan, Agama,sosial dan budaya.

2. PEMBAHASAN – Pengertian Hand Phon Hand phon adalah suatu alat komunikasi yang sangat praktis,yang mudah dibawa kemana-mana sehingga dikalangan siswa khususnya sangat menggemari hand phon. Sejarah Hand Phon Sejarah telepon seluler atau yang kita kenal HP, ternyata sudah ada dari jaman penjajahan, yaitu kira-kira tahun 1947 di negara Amerika dan Eropa.

Pada tahun 1910 adalah cikal bakal telepon seluler yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yang merupakan pendiri perusahaan Ericsson yang kini di kenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya, orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson memfokuskan terhadap bidang bisnis perlattan telegraf, dan perusahaanya juga tidak terlalu besar pada waktu itu.

Tahun 1921 pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakan teleopn mobile yang terpasang di semua mobil polisi dengan menggunakan freuensi 2 MHz. Tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan bernama Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan ekspensi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia sebagai handset telepon seluler.

Di tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat dan dikomersialkan dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu di Eropa dengan perusahaan Nokia dan rerusahaan Motorola-nya. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs.

Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama pada 3 April 1973, Cooper, saat itu menjabat sebagai general manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba ponsel ‘raksasanya’ sambil berjalan–jalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel degan berat 30 ons ditampilkan dan digunakan di depan publik.

Dampak Negatif Sejauh ini orang tua atau pihak terkait belum menyadari atau belum memperhatikan anak-anaknya saat mereka memegang handphone dan waktu menggunakannya. Kalau kita melihat, memperhatikan serta mengamati anak-anak kita menggunakan handphone, niscaya kita akan tahu bahwa handphone di tangan anak-anak kita yang nota bene adalah pelajar digunakan tanpa mengenal batas waktu sejak bangun tidur sampai saatnya akan tidur kembali. Mereka memegang handphone dan ibu jari tanpa henti menari di atas tut handphone.

Ada baiknya kita amati aktivitas anak-anak kita saat menggunakan handphone. Pertama yang kita amati adalah nada panggil handphone, jika anak-anak kita melakukan kegiatan secara positif dan bertanggung jawab pasti nada panggil yang merupakan nada dering tidak dimatikan atau diaktifkan. Tetapi sebaliknya, jika anak-anak kita sembunyi-sembunyi atau melakukan kegiatan yang tidak berkenan di depan orang tua, lebih–lebih pada saat jam belajar, maka nada panggil akan dimatikan atau tidak diaktifkan dan hanya getar atau silent yang diaktifkan sebagai nada panggil.

Hal ini adalah tanda bahwa anak-anak kita tidak ingin orang tuanya tahu bahwa sebenarnya mereka melakukan aktivitas komunikasi, secara diam-diam. Inilah me-reka melakukan aktivitas SMS yang menyita, mengambil serta mengabaikan semua jam-jam belajar dan digunakan untuk ber-SMS-ria. Dengan seringnya atau malah tanpa henti dan tanpa mengenal waktu untuk ber-SMS, maka anak-anak kita akan menjadi malas belajar. Mereka memegang buku pelajaran, hanyalah formalitas belaka. Dan buku pelajaran hanya digunakan untuk menutupi aktivitas mereka ber-SMS.

Lebih-lebih jika mereka melakukan SMS chating, mxit-an, friendster, opera mini, jelas waktu belajar mereka akan tersita atau terbuang percuma. Akibatnya suasana belajar terasa membosankan, kemauan belajar tidak ada. Maka waktu untuk mengingat, memahami pelajaran, serta berlomba meraih prestasi adalah nomor yang kesekian, karena yang diutamakan adalah mengirim dan menerima SMS.Semua konsentrasi hanya tertuju pada SMS yang akan ditulis maupun yang akan diterima Kedua, karena anak-anak kita melakukan kegiatan SMS secara berkelanjutan, maka akibatnya pun berkelanjutan pula.

Dampak nyata adalah si anak malas melakukan aktivitas segalanya, dari mandi, makan sampai belajar serta tidur. Dengan anak malas melakukan aktivitas positif serta malas melakukan aktivitas belajar, maka prestasinya jelas akan merosot dan tidak bisa meraih hasil yang ditargetkan atau dicita-citakan. Jika aktivitas ini dilakukan satu anak, maka akibatnya yang menanggung hanyalah dirinya sendiri, ya anak itu sendiri. Tetapi jika aktivitas ber-SMS ini dilakukan banyak anak dan mereka adalah tulang punggung negara dan bangsa, yang akan menggantikan kita-kita membangun negara ini, maka prestasi negara dan bangsa ini akan turun dratis.

Untuk itu, maka perlulah kita waspada dampak negatif yang tidak kita rasakan secara nyata dan langsung ini, bagaikan mewaspadai bahaya laten yang sewaktu-waktu bisa meledak di saat-saat yang akan datang sehingga mengakibatkan kehancuran masa depan anak-anak serta negara ini. Kita akan menjadisemakin jauh tertinggal dari negara lain. 3. UPAYA PENANGGULANGAN Memang tidaklah mudah untuk mencegah serta menanggulangi terjadinya ledakan bahaya laten akibat kegiatan SMS yang dilakukan pelajar tanpa henti tersebut.

Tetapi setidak-tidaknya, kita dapat mengurangi atau meredam bahaya dan akibat yang timbul dari penggunaan SMS yang dilakukan dengan tidak semestinya. Penanggulang-an yang bersifat preventif dapat melalui keluarga, masyarakat sekolah maupun melalui pihak-pihak yang terkait, semua demi masa depan serta kemajuan generasi muda kita. Melalui keluarga, orang tua setidak-tidaknya mau memulai mengerti dan memperhatikan aktivitas penggunaan handphone anak-anaknya.

Dengan orang tua mau memperhatikan apa yang diperbuat oleh anak-anaknya, niscaya anak-anak kita akan terkontrol segala kegiatan sehari-harinya. Maka perhatian mereka bisa terarah kepada hal yang positif untuk mendukung daya belajar mereka, demi mencapai prestasi yang tertinggi.Dan sekolah sudah lebih dulu mengambil sikap preventif dengan membuat kebijakan yaitu tidak diperbolehkannya siswa membawa handphone pada saat jam sekolah. Sikap preventif ini sangat mendukung sekali daya belajar anak-anak kita.

Bagaimana jadinya jika sekolah tidak membuat peraturan ini. Maka semua siswa saling berlomba untuk ber-SMS maupun bermain game. Tetapi dengan kebijakan yang diambil sekolah ini, terkadang orang tua ada yang tidak bisa menerima peraturan yang ditetapkan sekolah mengenai handphone. Berbagai alasan sampai ada komentar dari orang tua “mosok zaman modern ke sekolah, tidak boleh membawa handphone”. Jangan kita pandang, kebijakan dan peraturan sekolah yang melarang siswanya membawa handphone ini adalah suatu kemunduran zaman. Tetapi kita lihat dari segi positifnya.

Jika anak tidak membawa handphone, maka perhatian siswa hanya tertuju pada guru dan pelajaran yang diajarkan. Apa jadinya kalau sekolah membebaskan siswa-siswanya membawa handphone, pasti semua siswa akan membawa handphone dan saling memamerkan handphone, serta berlomba menekan tut secepat-cepatnya dan kata belajar nomor dua.Bahkan kata belajar tidak ada dalam memori pikiran mereka tetapi yang ada pada memori pikiran mereka hanyalah bermain handphone.

Sebagai orang tua perlu memperhatikan anak pada saat jam belajar,dan pihak sekolah harus memiliki kebijakan dan aturanm tegas bagi siswa agar pada saat jam sekolah dilanrang menggunakan Hp atau dengan melakukan rasia HP dalam kelas.Dan setelah jam sekolah berakhir barulah Hp milik para siswa di kembalikan Untuk pihak-pihak terkait yang erat dengan komunikasi dan kepemudaan, hendaklah turut serta ikut mendukung sekolah melakukan sikap melarang siswa membawa handphone di sekolah dengan secara rutin melakukan pembinaan pelajar pada sekolah-sekolah.Terutama penjelasan baik buruknya menggunakan handphone secara berlebihan.

Semoga dengan tulisan kecil ini, kita sebagai orang tua, guru serta masyarakat sehati sesuara bersepakat memperhatikan aktivitas anak-anak menggunakan handphone, sehingga anak-anak kita dapat mengerti serta memahami tentang penggunaan handphone serta kegunaan SMS dan mengerti akan kebebasan dan tanggung jawabnya sebagai pelajar.

Dengan memperhatikan aktivitas anak-anak kita menggunakan handphone dan ber-SMS berarti kita telah turut serta SELAMAT masa depan anak-anak kita. Sebagai generasi penerus bangsa harus berhati-hati jangan sampai hal-hal yang kurang baik dalam menggunakan Hp diterapkan atau di jadikan suatu kebiasaan didalam bermasyarakat dan bernegara,Penggunaan HP dengan baik dan benar adalah cerminan dari pribadi orang cerdas(*)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *