Kupang, seputar-nttcom – Dalam rangka mencegah dan penanganan kasus Tuberkulosis (TBC atau TB) di Kota Kupang, Dinas Kesehatan Kota Kupang, lakukan Gerakan Ketuk Pintu dari rumah ke rumah.Karena posisi untuk kasus TBC NTT masuk dalam tiga atau lima besar.
“Dalam dua tahun berturut-turut dalam rangka penemuan lebih aktif kami lakukan gerakan ketuk pintu sebagai suatu upaya menemukan penderita secara aktif oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan oada wilayah kerja masing-masing di Kota Kupang ,” kata Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Kupang, Sri Wahyuningsih kepada wartawan di Kantor Dinas Kesehatan, Rabu (1/11/2017).
Ia mengatakan, upaya gerakan ketuk pintu yang dilakukan oleh para petugas dan kader kesehatan ini, secara grafik menunjukkan angka partisipasi mayarakat khususnya penderita TB cukup meningkat melakukan pemeriksaan dan melakulan pengobatan di 11 Puskesmas yang ada di Kota Kupang.
“Secara data dalam dua tahun yak i 2016-2017 penderita TB yang diobati berjumlah 1.240 yang diobati.Jumlah ini secara uraian di tahun 2016 sebanyak 861 penderita yang diobati dan di tahun 2017 pertriwulan dua hingga bulan Juni 2017 sebanyak 379 penderita yang diobati,” jelasnya.
Ia menambahkan, berkaitan dengan penyakit TB ini, jika si penderita ditemukan secara cepat positif TB, maka pengobatannya dapat dilakukan secara cepat selama enam bulan d3ngan komitmen si penderita secara baik, maka akan sembuh.
“Ya kalau tidak diobati maka tentunya dampak penularannya pun akan semakin cepat.Karena penularan TBC paling umum terjadi ketika seseorang yang mengidap penyakit TBC melalui batuk, bersin, atau ledir batuk yang dibuang secara sebarangan, maka bakteri TB akan ikut terbang ke udara, dan selanjutnya, bakteri tersebut akan masuk ke orang lain melalui udara yang dihirup,” lanjutnya.
Untuk penyakit TBC ini, masyarakat sebenarnya sudah mengetahuinya, karena infirmasi akan TBC ini sudah disampaikan oleh petugas kesehatan dan juga informasi melalui TV dan media cetak maupun Online. Namun kesadaran masyarakat untuk diobati masih minim, pada hal pengobatan dilakukan secara gratis.” Dalam pengobatan penyakit TBC ini ada tahapannya, dimana obat yang diberikan harus diminum tiap hari.Karena jika tidak diminum sehari sama dengan enam bulan kita tidak minum obat,” katanya.
Selain itu, katanya, setelah minum obat ada juga tahapanyanya yakni dilakukan pemeriksaan ulang, apakah selama tiga bulan minum obat guna mengetahui kuman tersebut masih ada atau tidak.Karena dalam pengobatan ini minimal sampai enam bulan.
“Bahayanya mereka yang putus obat, karena merka sudah tiga bulan minum obat dan tidak melakukan pemeriksaan akibat sudah merasa sembu, maka tentunya dalam pencegahan akan lebih sulit lagi.Karena sebenarnya penanganannya hanya minum obat tablet saja, tapi karena sudah kebal, maka harus diinjeksi,” tutupnya. (riflan hayon)