Bungtilu di Panggung Refleksi

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – 48 purnama sudah, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Joseph Nae Soi menahkodai bahtera besar bernama Flobamora. Provinsi yang lekat dengan kata miskin itu seperti mendapatkan gairah baru tak kala putra asal Pulau Semau dan Ngada memenangkan pertempuran di medan laga Pemilihan gubernur dan wakil gubernur empat tahun silam . Pasangan yang memiliki tagline Viktory-Joss itu membawa semangat kebangkitan bagi Provinsi NTT. Mereka berhasil menang dari desiran peluru dan bau amis darah saat berperang merebut kursi Gubernur dan Wakil Gubernur. Kemenangan mereka tidak hanya disambut suka cita para pendukung tapi juga dinikmati oleh mereka yang berkhianat saat perang.

Sejak dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada 5 Sepetmber 2018 lalu, apakah setiap janji kampanye dari Viktor Bungtilu Laiskodat sudah terpenuhi? Pertanyaan itu selalu memantik diskusi hangat di jagad media sosial. Juga di warung-warung kopi. Semangat NTT Bangkit, NTT Sejahtera yang menjadi moto perjuangan dipertanyakan di ruang-ruang publik. Viktor Laiskodat yang hadir dengan narasi-narasi yang memantik diskusi selalu menjadi buah bibir masyarakat. Juga selalu menjadi tranding topik di media. Dari kata Namkak yang menjadi terkenal hingga kata Monyet di kampung Kabaru adalah kisah yang akan mengingatkan orang pada sosok Viktor Laiskodat. Julukan preman hingga professor penjahat adalah julukan yang selalu dilekatkan pada mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu.

Ada banyak janji yang ditagih oleh rakyat kepada Viktor Laikodat. Janji tentang anak-anak NTT yang akan dikirim ke luar negeri. Janji tentang jalan provinsi yang harus diselesaikan dalam jangka waktu 4 tahun. Janji tentang Pariwisata sebagai prime mover pembangunan. Janji tentang ring of beauty atau cincin pariwisata NTT. Janji tentang air minum yang langsung diminum dari kran. Janji tentang pemerataan listrik di daerah terpencil dan sejumlah janji lain yang selalu disimpan rapi oleh rakyat. Bagi lawan politik, itu adalah jualan yang laris. Bagi tim sukses, itu adalah hutang yang harus dilunasi. Sementara bagi tim hore, itu hanya momen mengeruk untung.

Viktor Laiskodat tidak diam. Dia bekerja dengan keras sekalipun banyak yang sangsi. Jika dia membangun jalan di Amfoang maka Orang di Sabu akan menilainya tidak bekerja. Jika dia membangun Jalan di Manggarai maka orang di Rote tidak melihat. Itu fakta bahwa Viktor Laiskodat tetap bekerja. Viktor Laiskodat adalah petarung yang tidak nyaman di belakang meja. Mimpinya yang begitu tinggi seperti tak mampu diwujudkan oleh semua pembantunya. Bukan hanya pimpinan OPD sebagai eksekutor tapi mereka yang selalu berada di lingkaran Viktor Laiskodat seperti tak punya pengaruh dan energi positif untuk membuat putra asal Pulau Semau itu bercahaya seperti bulan purnama.

Setiap hal baru yang ingin dilakukan Viktor Laiskodat, selalu mendapatkan tantangan. Dia adalah gubernur yang jarang sekali mendapatkan apresiasi dan tepuk sorak. Wajahnya yang dingin dan diksinya yang bikin meradang adalah alasan kenapa dia tak pernah dipuji. Dia tak pernah marah pada setiap cibiran dan hinaan.  Saya selalu melihat peluh membasahi kening Viktor Laiskodat. Itu menandakan dia serius membangun negeri bernama Flobamora ini. Jika dia hanya berakal bulus untuk sekedar meraih jabatan, lalu untuk apa juga dia harus berpeluh menahan haus dan lapar serta membuang tenaga di kampung dan pelosok NTT? Satu mimpinya, NTT harus Bangkit, NTT harus Sejahtera. Dia tak bisa sendiri membangun NTT. Dia bukan pesulap. Dia juga bukan Tuhan yang hanya dengan berkata kun fayakun, jadi maka jadilah.

Memperingati Empat Tahun kepemimpinan Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi NTT menggelar diskusi publik yang akan digelar pada Kamis, (8/9/2022) di Aula El Tari Kupang. Diskusi dengan Tajuk “Refleksi Kritis 4 Tahun Kepemimpinan Victory-Joss” itu akan menghadirkan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat. Bagi anda yang ingin menagih janji dari Bungtilu, datanglah ke Aula El Tari. Di panggung itulah dia akan memaparkan apa yang dia kerjakan di NTT selama 48 purnama. Di panggung itu pula akan hadir mereka yang selalu mengkritisi setiap kebijakan yang dilakukan oleh Viktor Laiskodat sebagai Gubernur NTT. Panggung yang dibuat oleh para kuli tinta untuk para politisi mengadu kecerdasan. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts