Kupang, Seputar-ntt.com – Para petani di desa tidak boleh minder dan malu. Dengan hasil pertanian bisa menambahkan ekonomi keluarga bahkan membeli sepeda motor. Begitu dengan Jefri Watileo dalam memotivasi warga Oe Ekam Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk menanam.
Warga memanfaatkan lahan tidur dan air Embung menanam aneka sayuran, Kangkung, Bawang, Terong dan cabe. Sisa hasil penjualan itu gereja mendapatkan sebuah sepeda motor kendaraan operasional.
“Dari hasil ini gereja bisa membeli satu motor bebek untuk operasional,”kata Pdt Jefri Watileo, dalam talk show NTT Investment dan Development dalam rangka HUT NTT ke-59, Selasa (19/12/2017) di aula El Tari Kupang.
Untuk mulai menanam tidak mudah menggerakkan warga. Dirinya mendapat comooh dari warga. Dengan pendekatan budaya Timor dan ketekunan, wargapun menerima. Sehingga mau dibentuk dalam kelompok binaan di bawah pengontrolan gereja.
“Gereja membuat kelompok tani untuk lebih mengontrol. Petani tidak boleh malu, kami panen cabe 164 kg jual ke pasar Oeba Kupang. Kami antar langsung jemaat ke pasar supaya tau aktifitas pasar,”kata Jefri dalam diskusi dengan tema Inovasi pedesaan dan tantangannya ini.
Selain tanaman sayuran, warga juga dibina untuk beternak Ikan Mas memanfaatkan air embung serta beternak ayam. Hasilnya cukup menjanjikan. Ikan itu dijual Rp50.000 per kilogram.
Koordinator P3MD propinsi NTT, Angge Kandidatus menambahkan masyarakat bisa apabila diberikan kesempatan dan pembinaan. Kata dia, kehadiran dana desa harus memberikan dampak dalam menjawab kebutuhan masyarakat lewat inovasi – inovasi teknologi tepat guna.
“Dana desa yang meningkat setiap tahun diharapkan untuk mendorong inovasi di desa. Tidak saja pembangunan fisik. P3MD tidak mengharapkan industri yang besar,”katanya.
Pemerintah lagi giat mengembangkan ekonomi di desa lewat program dana. Masyarakat desa perlu dibentuk lewat kelembagaan masyarakat sehingga dibina dan diorganisir. Supaya memiliki nilai keberlanjutan yang tinggi.
“Dibangun wadah ekonomi masyarakat desa yang disebut Bumdesa. Bumdesalah yang memasarkan. Bumdesa menggandeng para pihak, pemerintah kabupaten kota,”ujarnya.
Ketua komunitas Geng Motor Imut, Noverius Nggili mengatakan pengembangan program inovasi dan program tepat guna di masyarakat sering tidak mendapat perhatian pemerintah. Pengalaman dirinya dalam membina masyarakat, teknologi tepat guna yang dibutuhkan masyarakat.
“Kami inovasi air laut jadi air tawar. Tidak ada anggaran pemerintah untuk inovasi. Pemerintah tutup mata dengan inovasi. Kami kembangkan kompor biomasa. Hanya bisa skala kecil. Kami beri secara gratis. Jangan berharap berkembang pesat tanpa teknologi tepat guna,”tambahnya. (Pelipus Libu Heo)