Bajawa, seputar-ntt.com – Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi berpakaian Mosalaki saat bertemu masyarakat Ngada yang dipusatkan di Mataloko, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada pada Minggu Petang, (28/1/2018)
Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, wilayah NTT memiliki daerah destinasi wisata yang sedang menggeliat dan menjadi perhatian dunia. Tapi masyarakat belum menikmati dampak dari sektor pariwisata tersebut.
Dia memberi contoh, kebutuhan pangan untuk hotel dan restoran di Labuan Bajo justru didatangkan dari luar bukan hasil dari petani-petani di Manggarai Barat. Hal ini terjadi karena pemerintah tidak memeiliki grand desain yang jelas dalam mengembangkan industry pariwisata yang mempu memberi sejahtera bagi masyarakat setempat.
“Jika kami dipercaya, maka kami harus memberdayakan masyarakat setempat, bagaimana kita membantu mereka dengan berbagai kemudahan sehingga kebutuhan pangan untuk hotel dan restoran bisa terpenuhi dari hasil pertanian masyarakat setempat. Demikian juga dengan tenaga kerja, mereka harus dilatih secara baik sehingga tidak ada lagi tenaga dari luar yang bekerja di berbagai sector yang menunjang pariwisata diwilayah ini,” jelas Viktor.
Viktor juga mengatakan, NTT memiliki banyak potensi yang perlu dikelola secara maksimal. Dia mencontohkan soal kekurangan garam dimana Indonesia harus mengimpor garam dari Autralia, China dan India. Disis lain NTT memiliki garis pantai yang panjang dengan air laut yang jernih sehingga mampu memproduksi garam dalam jumlah yang besar. NTT sebagai daerah yang panas sangat cocok untuk pengembangan garam dan paling tidak bisa berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan garam nasional.
“Saat ini Indonesia membutuhkan 3,8 juta metrix ton garam per tahun. Jumlah itu harus diimpor dari Autralia, China dan India. Kita memiliki mimpi bahwa kita bisa menjadikan NTT daerah produksi garam dan mampu menjawab kebutuhan nasional paling tidak 1,5 juta metrix ton per tahun. Jika itu bisa kita lakukan maka NTT akan memiliki nilai dan posisi tawar yang tinggi secara nasional. Disitu NTT akan diperhitungkan karena kita berkontribusi untuk kebutuhan nasional. Apa lagi yang kurang, laut kita luar dengan air yang jernih, dengan musim panas yang panjang dan hembusan angin yang cukup sehingga produksi garam akan lebih baik,” ungkap Viktor.
Sementara Josef Nae Soi mengatakan, kontestasi Pilgub NTT tahun 2018 adalah ajang untuk memilih calon pemimpin bagi seluruh rakyat yang ada di NTT. Pemimpin NTT harus memikirkan semua rakyat tanpa memandang Suku, Agama maupun Ras. Untuk itu maka masyarakat harus cerdas dengan tidak terjebak dalam politik identitas.
“Kita akan memilih Gubernur, karena itu kita tidak boleh memilih suku bangsa. Orang Ngada harus pilih Orang Ngada, itu salah, Orang Timor, harus pilih Orang Timor, itu salah. Kalau orang Ngada hanya dipilih oleh orang Ngada saja maka pasti kalah, demikian juga Jika orang Timor hanya dipilih orang Timor pasti kalah karena jumlah suara tidak cukup untuk menang. Kita membutuhkan suara orang dari Sumba, Alor, Rote dan Sabu untuk bisa menang,” kata Nae Soi (joey rihi ga)