Beli Kain Tenun Ende di Najwa Artshop, Gubernur Bayar Pakai QRIS Bank NTT

  • Whatsapp
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat membayar menggunakan aplikasi QRIS Bank NTT saat membeli kain tenun Ende di Moni, pada Senin (11/4/2022)

Ende, seputar-ntt.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat membeli kain tenun Ende menggunakan aplikasi QRIS Bank NTT. Kain motif Ende seharga satu juta rupiah dibayar Viktor Laiskodat dengan hanya melakukan scan pada barcode Najwa Artshop.

“Ini hal yang baru dan kita semua akan menuju ke waktu dimana kita tidak lagi pegang uang tunai. Bayarnya cepat dan tidak ada uang lusuh lagi. Langsung masuk ke rekening,” kata Viktor Laiskodat di sela-sela peresmian Kantor Fungsional Bank NTT Moni di Kecamatan Moni, Kabupaten Ende pada Senin, (11/4/202).

Gubernur yang selalu membeli kain tenun dan cinderamata ketika turun ke daerah ini mengajak semua pihak terutama UMKM untuk menggunakan aplikasi QRIS dalam transaksi. Selain mempermudah pembayaran kata Viktor Laiskodat, juga menghindari diri dari hal-hal yang negatif seperti uang palsu, juga menghindarkan dari kuman atau virus pada saat pandemi seperti ini.

“Kita akan menuju sebuah masa dimana kita tidak lagi pegang uang tunai. Kalau kita sial maka kita bisa kena virus dan kuman. Atau bisa saja orang bayar pakai uang palsu. Saya minta kepada semua UMKM supaya mendaftarkan lapak atau tempat jualan mereka supaya bisa mendapatkan barcode dan orang bisa bayar pakai Aplikasi QRIS,” kata Laiskodat.

Sementara pemilik Najwa Artshop, Hendra Arun mengaku bangga karena Gubernur Viktor Laiskodat membayar kain miliknya menggunakan aplikasi QRIS. Aplikasi ini baru dia gunakan setahun yang lalu. Dia cukup terbantu karena semua uang langsung tersimpan di rekening dan tidak lagi diganggu untuk keperluan lain.

“Uang langsung masuk rekening dan modal usaha tidak terganggu dengan kebutuhan lain. Kalau kita pegang uang tunai, godaan untuk membeli barang lain selalu ada,” kata Hendra.

Dia mengakui bahwa pembeli yang ada di daerah masih cenderung membayar menggunakan uang tunai. Hanya orang-orang yang datang dari kota atau pejabat yang sudah sering menggunakan aplikasi QRIS dalam membayar.

“Kami di kampung masih bayar pake uang tunai. Hanya orang dari kota saja yang sudah bayar pake Aplikasi QRIS. Awalnya kami diarahkan oleh Bank NTT untuk menggunakan aplikasi QRIS dan kami mencoba. Ternyata sangat bagus dan hingga saat ini kami terus menggunakan QRIS,” ungkapnya.

Jual beli tenun ikat kata Hendra sudah dimulai sejak turun temurun. Usaha itu kini telah turun kepada dirinya setelah sebelumnya sang ayah yang melakoni bisnis jual beli kain tenun Ende. Dalam sebulan kata Hendra dirinya bisa meraup keuntungan 5-6 juta rupiah.

“Harga kain yang kami jual berkisar antara 650 ribu hingga 2,5 juta rupiah. Tergantung jenis kain dan juga motif. Ini usaha dari kakek, lalu turun ke bapa saya dan sekarang saya yang lanjutkan,” tutupnya.

Dalam sambutannya saat peresmian Kantor Fungsional Bank NTT Moni, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan, Bank NTT harus mampu menjadi motor penggerak atau lokomotif bagi kebangkitan perekonomian NTT terutama pada sector UMKM. Karena itu, setiap pimpinan daerah dan Bank NTT harus mampu bekerjasama dengan baik sehingga masyarakat bisa dipermudah dalam mengakses modal usaha.

“Untuk itu Saya minta agar kemanapun Bupati atau Wakil Bupati pergi harus ditemani oleh Kepala Cabang Bank NTT di masing-masing Kabupaten sehingga ketika ada masyarakat yang membutuhkan modal untuk usaha bisa langsung dieksekusi. Usahakan supaya Kepala Cabang Bank NTT di kabupaten itu tidak boleh duduk di kantor. Dia harus bersama dengan bupati dan wakil bupati di lapangan,” tegas Viktor Laiskodat.

Dia mengatakan, desain ekonomi kedepan untuk sektor riil akan bertumpu pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Saat ini bank-bank di seluruh dunia sudah berkiblat untuk pengembangan UMKM. Untuk mengangkat setiap kekayaan alam dan potensi lokal yang ada di masing-masing wilayah maka UMKM harus menjadi perhatian semua pihak untuk dibantu dalam berbagai hal termasuk mempermudah akses keuangan.

“UMKM harus bisa mengangkat local resources atau kekayaan alam yang ada di setiap daerah sehingga ekonomi rakyat akan berjalan. Ekonomi rakyat itulah yang akan menjadi penyangga ekonomi daerah dan penyangga ekonomi negara. Dan ini adalah mimpi bapak Presiden Joko Widodo. Nah disitulah manfaat Bank NTT hadir di tengah-tengah masyarakat untuk memudahkan mereka dalam mengakses keuangan,” kata Mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI tersebut.

Viktor Laiskodat mengatakan, setiap tahun capital flight atau uang keluar dari NTT mencapai 13 triliun rupiah. Itu semua merupakan belanja untuk memenuhi kebutuhan termasuk barang yang semestinya bisa diproduksi oleh UMKM jika mereka dilatih secara profesional. Dia mencontohkan, untuk membeli shampo saja, ada 15 miliar uang keluar dari NTT. Padahal ada bahan-bahan yang bisa diproduksi oleh UMKM untuk menjadi shampoo.

“Kita harus bangga jika kita memakai produk dalam daerah kita sendiri, Presiden selalu tegaskan untuk bangga dengan buatan dalam negeri. Saya minta kalau bisa UMKM yang ada di Ende harus bisa bikin shampo sendiri. Mungkin tidak sebaik yang kita beli dari buatan pabrik di Jawa, tapi jika kita mencintai produk sendiri maka suatu saat kita akan punya produk yang tidak kalah kualitas dari daerah lain,” pungkas Gubernur yang memiliki Visi NTT Bangkit, NTT Sejahtera ini.

Direktur Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho pada saat yang sama mengatakan, kehadiran Kantor Fungsional Bank NTT Moni, seturut dengan Undang-Undang Perbankan maupun Peraturan OJK, yang mana mengatur bahwa yang disebut bank umum konvensional ada beberapa kategori yakni kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor fungsional.

“Seiring dengan peraturan OJK yang baru maka tidak ada lagi kantor kas dan Kantor Unit Simpan Pinjam Desa (USPD). Kantor fungsional itu berfungsi untuk melakukan intermediasi bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana,” jelas Alex.

Dikatakan kehadiran kantor Bank NTT dalam skala fungsional, selaras dengan dengan program Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yakni membangkitkan UMKM yang ada di setiap daerah di NTT. Kehadiran kantor fungsional Bank NTT salah satu fungsi intermediasinya adalah menyalurkan kredit pada sektor UMKM.

“Pandemi telah membuktikan bahwa UMKM telah teruji memiliki daya tahan, daya tumbuh dan daya saing untuk menopang pembangunan ekonomi di Kabupaten Ende, Provinsi NTT bahkan Indonesia. Kehadiran bank ini bagi pemerintah memiliki dua fungsi yaitu fungsi untuk mengendalikan dan fungsi untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi dan kekuatan ekonomi,” katanya.

Bagi masyarakat kata Alex Riwu Kaho, kehadiran kantor fungsional bank NTT adalah pendekatan pelayanan dalam jasa perbankan. Demikian juga dalam dunia usaha, tentu kehadiran bank di sebuah wilayah akan sangat membantu dalam mengakses keuangan.

“Pembangunan akan berjalan dengan baik jika ada kolaborasi dan partisipasi semua pihak dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada dalam sebuah daerah,”pungkas Alex.

Alex Riwu Kaho menjelaskan, dengan diresmikannya kantor fungsional Bank NTT Moni, maka sudah ada 222 jaringan Bank NTT untuk seluruh wilayah NTT. Sementara untuk wilayah Kabupaten Ende, kantor fungsional Bank NTT Moni adalah jaringan yang ke-14.

“Kita memiliki tekad yang kuat agar Bank NTT akan hadir di setiap titik yang potensional untuk membantu akselerasi gerakan kebangkitan NTT menuju sejahtera. Hal ini akan tercapai apabila semua pihak, yakni masyarakat, pemerintah, dunia usaha dan perbankan bersama-sama bekerja keras dan bekerja cerdas sehingga apa yang menjadi mimpi bersama yakni NTT Bangkit, NTT sejahtera akan tercapai,” tutup Alex. (joey rihi ga)

 

Komentar Anda?

Related posts