Bawaslu NTT Buka Pendaftaran Bagi Relawan Pengawas Pemilu

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTT membuka pendaftaran bagi setiap masyarakat yang ingin menjadi relawan pengawas Pemilu sebagai bentuk salah satu misi bawaslu yakni mendorong pengawasan partisipatif berbasis masyarakat sipil.

“Kita membuka pendaftaran bagi relawan untuk mengjadi pengawas pemilu. Relawan ini bisa siapa saja apakah tokoh masyarakat, akademisi, para guru dan mahasiswa atau elemen amsyarakat lainnya yang ingin berpartisipasi dalam mengawasi pemilu,” kata  Ketua Bawaslu NTT, Nelce Ringu, Selasa (26/2/2014).

Nelce Ringu Mengatakan, Bawaslu sebagai lembaga yang mempunyai mandat untuk mengawasi proses Pemilu membutuhkan dukungan banyak pihak untuk aktivitas pengawasannya. Salah satunya adalah dengan mengajak segenap kelompok masyarakat sipil untuk terlibat dalam partisipasi pengawasan tersebut.

“Keterlibatan masyarakat dalam pengawalan suara tidak sekadar datang dan memilih, tetapi juga melakukan pengawasan atas potensi adanya kecurangan yang terjadi, serta melaporkan kecurangan tersebut kepada Bawaslu sebagai lembaga yang bertugas mengawasi proses pemilu,” katanya.

Untuk mewujudkan pengawasan yang melibatkan masyarakat secara massif kata Nelce Ringu,  Bawaslu memiliki kebijakan strategi  yang diarahkan pada tiga hal yakni, memperkuat kerangka hukum pemilu, membangun kelembagaan dan fungsi pengawasan pemilu serta memperkuat dukungan kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu.

“Salah satu yang dilakukan Bawaslu untuk memperkuat dukungan masyarakat dan melibatkannya dalam pengawasan adalah dengan membentuk gerakan sejuta relawan pengawas pemilu,” tambahnya.

Nelce Ringu menegaskan, Pemilu bukanlah sekedar ajang seremonial politik belaka yang menafikan partisipasi politik masyarakat. Masyarakat harus juga menjadi subyek dalam proses Pemilu. Pengawasan partisipatif yang dilakukan dalam gerakan sejuta relawan ini merupakan sarana untuk memujudkan warga negara yang aktif dalam mengikuti perkembangan pembangunan demokrasi.

“Pengawasan juga menjadi sarana pembelajaran politik yang baik bagi masyarakat. Bagi masyarakat, dengan terlibat dalam pengawasan pemilu secara langsung, mereka bisa mengikuti dinamika politik yang terjadi dan secara tidak langsung belajar tentang penyelenggaraan pemilu dan semua proses yang berlangsung,” ungkapnya.

Bagi penyelenggara pemilu, tambah Nelce Ringu, kehadiran pengawasan masyarakat yang massif secara psikologis akan mengawal dan mengingatkan mereka untuk senantiasa berhati-hati, jujur dan adil dalam menyelenggarakan pemilu.

“Sejatinya, baik penyelenggara, pengawas, pemantau, peserta pemilu, dan sejumlah pihak yang terkait dalam pemilu dapat belajar berperan  dalam posisi masing-masing,”katanya. (joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *