Kalabahi, seputr-ntt.com – Bawaslu Kabupaten Alor meminta seluruh lapisan masyarakat untuk ikut mengawasi secara aktif proses Pemilukada tahun 2024 yang akan dilaksanakan 27 Nopember mendatang.
Hal ini disampaikan Ketua Bawaslu Alor, Orias Langmau pada kegiatan sosialisasi pengawasan pemilihan partisipatif yang berlangsung di Aula Kopdit Citra Hidup, Senin, 11/11/2024 pagi.
Kegiatan yang menghadirkan dua pemateri akademisi STIKIP Muhammadiyah Kalabahi, Muh. Rahmad Nasir dan Unit Pidum Satreskrim Polres Alor AIPDA Gusti Putu Miartana, SH tersebut dihadiri tokoh agama, tokoh perempuan, pengurus Pramuka Alor, organisasi pemuda yang tergabung dalam Cipayung Plus serta undangan yang hadir.
Menurut Langmau, selama proses pemilukada ini berlangsung, ada berbagi tantangan yang dihadapi sehingga perlu ada dukungan dari masyarakat.
“Tantangan pertama itu terkait dengan profesionalisme penyelenggara pemilu. Selain itu masih kurangnya orang dalam melaporkan dugaan pelanggaran pemilu ke tugas Bawaslu,” ujarnya.
Selain itu kata Ketua Bawaslu, masih ditemukannya berbagai ujaran kebencian, politisasi sara, hoax dan lainnya di berbagai platform media sosial.
“Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya pendidikan politik bagi masyarakat, khususnya generasi muda yang belum tau arti demokrasi yang sesungguhnya,” ucap Orias.
Tantangan selanjutnya yang masih ditemui pihaknya yakni netralitas ASN, TNI/Polri, Kepala Desa dan perangkatnya.
“Kita juga dihadapkan dengan tantangan geografis Alor. Semoga cuaca di penghujung bulan ini baik sehingga proses pemilihan dapat berjalan dengan baik karena H-3, distribusi logistik harus dilaksanakan,” ucap Ketua Bawaslu.
Untuk mensukseskan pemilihan ini, Langmau kembali berharap agar, seluruh pihak untuk bisa membantu Bawaslu dalam menyampaikan dan mengawasi seluruh tahapan pemilu.
“Kita juga ingin ada peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilihan serentak ini. Di pemilu 14 Pebruari lalu, partisipasi kita menurun dari 82 % ke 79%. Kita juga dituntut agar tetap menjaga situasi yang aman dan kondusif selama pemilu ini berlangsung. Kita juga harus menyampaikan kepada masyarakat untuk bebas menentukan pilihannya tanpa intervensi pihak manapun,” sambungnya.
Ditempat yang sama, Komisioner Bawaslu Alor Divisi Penanganan Pelanggaran dan Penyelesaian Sengketa, Terince Loisa Mau mengatakan, tahapan kampanye menyisakan beberapa hari lagi, dan selanjutnya akan masuk di masa tenang.
“Sejujurnya masa tenang ini sebenarnya masa tidak tenang bagi penyelenggara maupun semua tim paslon. Waktu inilah yang butuh pengawasan dan mitigasi potensi pelanggaran yang akan terjadi,” kata Ince.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman pada pemilu sebelumnya, kerawanan pada masa-masa akhir hingga mnuju pencoblosan adalah politik uang.
“Kita ingin orang lain melihat bahwa sumber daya manusia di Alor telah memandang demokrasi ini sudah baik. Untuk itu butuh peran dan kerjasama dari semua elemen masyarakat,” harapnya.
Dikatakannya, banyak motif dalam politik uang ini, baik diberi langsung, melalui perantara, pembagian bansos, memberikan janji berupa imbalan, maupun kegiatan perlombaan di desa yang ada hadiahnya.
“Kalau ada temuan ini bisa dilaporkan ke pengawas tingkat desa atau bisa langsung ke Bawaslu. Kita juga ingin menghindari terjadinya Pemungutan Suara Ulang (PSU) karena inilah momen untuk terjadi praktek politik uang. Mari kita sama-sama mencegah berbagai praktek yang dapat merusak demokrasi di daerah ini,” pungkas Terince Loisa Mau. (Pepenk)