Bantu Sawah Masyarakat, Bupati Sabu Raijua Keruk Alur Sungai dari Embung Guriola

  • Whatsapp

Menia, seputar-ntt.com – Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome didampingi Kepala Dinas PU, Lay Rohi dan Kepala Desa Yan Haba Radja, Sabtu (27/2/2016) melakukan pengerukan aliran sungai dari embung Guriola. Selain itu, pengerukan juga dilakukan di embung Loboke di Desa Raeloro Kecamatan Sabu Barat. Hal ini dilakukan untuk membantu sawah petani yang saat ini sudah mulai menanam.

Pantauan Seputar NTT, pengerukan ini dimulai sejak pagi hari dengan dua exavator milik pemerintah. Dua alat berakt ini melakukan pekerjaan dibawah kontrol Bupati dan Kepala Dinas. Walaupun hujan datang, Bupati bersama Kepala Dinas dan Kepala Desa Raenyale tidak bergeming dan tetap menjaga operator exavator melakukan pengerukan.

“Kita harus melakukan tindakan-tindakan yang tepat sehingga para petani bisa menanam. Musim penghujan sudah hampir selesai sementara masih banyak petani yang belum menenam karena lahan mereka kekurangan air. Untuk itu kita lakukan pengerukan dan normalisasi sehingga air bisa sampai ke sawah petani,” kata Dira Tome.

Bupati yang terpilih dua periode ini mengatakan kekeringan yang terjadi bukan hanya karena hujan yang datang terlambat tetapi juga masalah kepekaan masyarakat terhadap situasi yang terjadi. Para petani selalu menunggu kapan air sampai kesawah mereka. “Kita harus mengikuti perubahan musim degan tindakan-tindakan yang tepat. Petani sudah biasa menunggu kawan sawah mereka ada air lalu tanam, untuk itu kita lakukan upaya supaya air cepat sampai ke lahan mereka,” tegas Dira Tome.

Dira tome juga menyangkan kepekaan Dinas pertanian sebagai dinas teknis yang sangat lemah. Padahal dirinya sudah sering menekankan pentingnya koordinasi lintas dinas sehingga persoalan-persoalan seperti ini bisa terselesaikan. “Misalnya kondisi ini, Dinas Pertanian harusnya melakukan koordinasi dengan Dinas PU untuk melakukan pengerukan dan Normalisasi,” jelasnya.

Selain itu lanjut Dira Tome, para petani masih bekerja sendiri dan tetap bertahan untuk tidak berkelompok. Dengan demikian perjuangan penyelamatan dilakukan sendiri-sendiri tanpa bantuan orang lain. Pada kesempatan itu, Dira Tome juga menggerakan belasan petani di sekitar Raemawoae untuk bersama sama mengarahkan air yang terjun bebas dari embung Guriola menyusuri kali menuju area persawahan.

Dira Tome menegaskan bahwa masalah pangan merupakan sesuatu yang tidak boleh lepas dari perhatian karena tanpa pangan yang baik, sangatlah mustahil kita bisa survive. Untuk itu Pemerintah harus berada di garda terdepan dalam melakukan upaya bagimana memenuhi pangan masyarakat.

“Tanpa pangan yang baik sangatlah mustahil tercipta generasi unggul, kita harus mengakui bahwa bicara masalah pangan maka kita sedang bicara tentang masa depan baru. Kita berjuang bersama agar kita tidak terus menerus mengalami kekurangan pangan. Betapa malunya kalau hanya masalah perut saja, lalu org lain yang menyelesaikannya, kita tdk memiliki harga dimata org lain,” tegas Dira Tome.

Untuk itu dia mengajak seluruh masyarakat di Sabu Raijua untuk mampu menggali setiap potensi sekecil apapun. Masyarakat juga tidak boleh hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah tanpa kerja keras dan hidup bergotong royong.

“Hand traktor yang sudah dibagi jangan kuasai sendiri tetapi di pakai secara bersama sama dengan saudara dan tetangga biar area pertanian kita semakin luas sehingga hasil panen kita semakin banyak karena ini akan berpengaruh terhadap ketahanan pangan kita,” pungkas Dira Tome. (joey)

Komentar Anda?

Related posts