Alasan Rugi, Kapal Cepat Berhenti Layani Rute Sabu

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Dengan alasan merugi, manajemen perusahaan kapal ferry cepat Cantika Expres terpaksa berhenti melayani rute Kupang – Sabu. Hal ini disampaikan Pemilik Kapal Fery Cepat Cantika Expres, Jhony De Quelju Kepada wartawan, Selasa, (24/3/2015).

“Kami terpaksa memberhentikan pelayaran rute Kupang-Sabu karena selama satu tahun kami melayani rute tersebut kami mengalami kerugian sebesar Rp.6 miliar rupiah,” kata Siong, panggilan akrab Jhony De Quelju.

Dia menuturkan, selama ini jumlah penumpang ke Sabu Raijua selalu berfluktuatif. Kadang penumpang hanya 20 hingga 40 orang saja satu kali perjalanan. Selain itu kesadaran penumpang untuk membeli tiket di loket sangat rendah sehingga ketika ditagih didalam kapal penumpang membayar tidak sesuai tarif lagi.

“Dengan kondisi BBM yang terus mengalami kenaikan, maka operasional kami terus membengkak. Hal ini tidak didukung dengan jumlah penumpang dan kesadaran mereka untuk membelio tioket sesuaio tarioof diloket penjualan. Mereka bayar sesuka mereka kalau sudah dalam kapal,” katanya.

Untuk itu Jhony sangat berharap, pemerintah Kabupaten Sabu Raijua bisa membantu mereka dengan memberi subsidi sehingga dapat membantu kelancaran operasional kapal ke Sabu. Kalau tidak kata Jhony, pihak perusahaan tidak mau mengambil resiko rugi dengan terus bertahan melayani rute yang tidak menguntungkan.

“Kami minta pemerintah bisa membantu kami dengan subsidi, kalau tidak maka kami akan kesulitan dan tidak bisa lagi melayani rute Sabu. Kapal untuk sementara kami tarik kemabli ke Ambon, sambil menunggu apakah Pemda bisa bantu kami,” ungkapnya.

Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome yang dihubungi terpisah terkait tidak beroperasinya kapal cepat mengatakan, selam ini pihaknya mengira kalau perusahaan mengalami kerugian. “Selama ini kita kira semua berjalan lancar, setelah tidak beroperasi dan saya kontak pemilik kapal dia menyampaikan mereka rugi,” kata Marthen.

Dia mengakui bahwa arus penumpang ke Sabu Raijua tidak tentu, kadang banyak penumpang tapi pada saat tertentu penumpang berkurang. “Selain itu ada penambahan frekuensi kapal menjadi setiap hari sehingga berakibat pada operasional,” ujarnya.

Untuk itu kata Marthen, pihaknya telah meminta pemilik kapal, kalau bisa tetap melayani rute Sabu namun dengan frekuensi yang dikurangi. “Kita minta kalau bisa tetap jalan, mungkin frekuensinya yang dikurangi, bisa dua kali seminggu barangkali,” harap Marthen.

Soal subsidi dari Pemda Sabu Raijua yang diminta oleh pemilik kapal, Marthen Dira Tome mengatakan permintaan tersebut bisa saja dipenuhi Pemda. “Bisa saja kita kita penuhi sama seperti daerah lain ada juga yang memberikan subsidi jika memang itu untuk kepentingan kelancaran pelayanan publik.

Untuk itu Marthen menghimbau kepada masyarakat Sabu Raijua untuk bekerja keras sehingga mampu membeli tiket dan tidak menumpang kapal tanpa tiket. “Karena tidak ada pengusaha yang mau rugi. Kalau ekonominya bagus, maka dengan sendirinya mampu beli tiket sesuai tarif. Jangan juga jadikan kapal itu sebagai kapal pesiar padahal tidak bayar tiket yang benar” tambahnya.(joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

3 comments