Ngada, seputar-ntt.com – Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do memberikan instruksi agar 97 desa yang ada di Kabupaten Nagekeo untuk membuka rekening desa satu-satunya hanya di Bank NTT agar dana desa, alokasi dana desa, bagi hasil pajak dan retribusi disimpan di Bank NTT.
“Kita lagi membantu Bank NTT untuk mengelolah dana yang cukup supaya syarat-syarat yang disyaratkan oleh OJK di 2023, bisa menjadi bank Devisa,” sebut Bupati Don Bosco saat ditemui di kampus Bambu, Ngada, Kamis (14/2/2022).
Don Bosco mengakui dalam setiap RUPS dan RUPS luar biasa, Gubernur selalu menyampaikan berulang kali untuk bagaimana membangun mimpi kita melalui Bank NTT.
“Saya sendiri sebagai bupati baru memasuki tahun keempat baru saya putuskan untuk itu. Sebelumya kita sedang bersama-sama menyehatkan bank NTT, memperbaiki strukturnya, manajemennya, dan itu harus beres dulu. Kalau sekarang saya sudah yakin dengan beberapa indikator yang menunjukkan bank kita makin sehat makin bertumbuh ke arah yang baik,” tandasnya.
Menurut Don Bosco, Kabupaten Nagekeo terdiri dari 7 buah kecamatan, 97 buah desa dan 15 kelurahan. Untuk itu Ia mengharapkan layanan Bank NTT di setiap Kecamatan.
“Saya minta layanan Bank NTT di setiap Kecamatan. Dan kluster Kecamatan harus jalan, mulai dari mesin ATM karena kita lagi transisi ke arah non tunai sedang berjalan, layanan setor tunai agar masyarakat jangan mendapat kesulitan,” pinta Bupati Don Bosco.
Menanggapi apa yang disampaikan Bupati Nagekeo, Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan apa yang dilakukan Bupati Nagekeo saat ini telah melalui pertimbangan berdasarkan kondisi rill yang terjadi.
Diakui Alex, ketika pandemi dan seroja, terjadi keterpurukan berbagai sisi kehidupan, baik spiritual, kesehatan, pendidikan, teknologi dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini tidak bisa dipilah karena menjadi satu mata rantai. Dalam semua aspek itu ada aspek yang berpengaruh dan menjadi penggerak yaitu ekonomi.
“Ekonomi itu yang memberikan rangsangan dan gairah untuk terus bertumbuh bahkan bisa berbuah. Dan Bupati Nagekeo sudah mendalami itu semua,” ungkap Dirut Alex.
Menurut Alex, perlu mereengineering kembali sistem tata kelolah kebijakan dengan mengatur sistem keuangan dengan lebih baik.
“Bank NTT ini milik pemerintah. Dalam pengalaman dan pilihan-pilihan Pak Bupati ternyata dalam fungsi Bank NTT sebagai Bank Pembangunan Daerah mampu jadi mitra yang baik untuk mengakselerasi berbagai program-program kerja atau kebijakan sehingga bisa terimplementasi dan bermanfaat politik bahkan bisa berkontribusi bagi masyarakat, pemerintah, bank dan swasta,” jelasnya.
“Sebagai Bank milik pemerintah, maka pemerintah bisa mengendalikan pertumbuhan ekonomi dan ketika ada sesuatu yang bisa menganggu dengan kewenangan yang dimiliki bisa menstabilkan sistem ekonomi yang dibangun,” tambah mantan Direktur Pemasaran Dana ini.
Lebih lanjut dijelaskan Alex, Bank NTT sebagai Bank Pembangunan Daerah tidak saja melaksanakan fungsi intermediasi Bank secara umum tapi lebih sebagai Agent of development harus bisa menterjemahkan dan menjaga kepercayaan dengan menyesuaikan berbagai kepentingan jasa layanan perbankan baik oleh masyarakat, pemerintah yang customize. Baik di desa, Kecamatan, dan kabupaten tapi tanpa keluar dari rel atau regulasi.
“Komplain harus, mitigasi harus. Apalagi dunia digital dan teknologi banyak hal dipermudah tapi sisi aman harus tertata dengan baik. Bank NTT bisa beradaptasi dengan hal-hal tersebut,” tandas Alex.
Setiap tahun, kata Alex, data dan laporan yang disampaikan memberikan dukungan kepada bank NTT untuk berpartisipasi lebih aktif itu multi efek playernya didapat oleh pemerintah.
“Dari sisi pemerintah deviden dan manfaat sosial yang bisa didapat oleh pemerintah. Misalnya CSR turut memberi warna untuk kebijakan itu bisa dilihat. Kalau memanfaatkan bank lain terjadi capital flight. Lalu deviden tidak dapat oleh daerah,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan Alex, setelah melakukan pengkajian beberapa rancangan bisnis di digital sudah sampai pada tahap metaverse pengunaan teknologi yang melampaui alam pengetahuan dan semesta. Bank NTT baru 2 tahun bisa melakukan perubahan besar.
Adaptasi dengan keadaan ini, Bank NTT sudah memiliki strategi bisnis yang sangat bisa diandalkan untuk menjawab tantangan topografi dan geografis serta berbagai tantangan infrastruktur yang masih di alami NTT, jalan, transportasi baik udara laut, kelistrikan dan rasio untuk ketersidaan internet.
“Bank tidak hadir lagi secara fisik tetapi dengan bekerjasama dengan komponen-komponen atau elemen-elemen masyarakat yang mau menjadi bagian dari transformasi bank NTT. Kita akan merekrut dan melatih mereka menjadi agen digital bank NTT,” pungkas Alex Riwu Kaho. (***)