WTM Ajak Petani Jadi Tonggak Pembangunan

  • Whatsapp

Maumere, seputar-ntt.com – Wahana Tani Mandiri (WTM) dan Massipag Filipina dalam kerjasama dengan Misereor Jerman menyelenggarakan kegiatan“Workshop People Led Development In Nusa Tenggara Timur – Indonesia” di Puskolap Jiro-Jaro, Desa Bhera, Kecamatan Mego, (6-9/3/2017).

Workshop ini dihadiri oleh 5 lembaga Mitra Misereor di NTT yang bergerak di bidang pertanian yakni, Yayasan Tana Nua (YTN) Flores, Yayasan Tana Nua (YTN) Timor, Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines) Manggarai Barat, Yayasan Pengembangan Kemanusian (YPK) Donders Sumba Barat Dayadan WTM.

Workshop yang dihadiri oleh 30 orang utusan masing-masing lembaga tersebut dibuka secara resmi oleh Konsultan Misreor-Filipina,Elisabeth Crusazada.

Elisabeth mengungkapkan apresiasinya bagi WTM yang bersedia menjadi tuan rumah dari workshop bertajuk kepemimpinan ini. Secara khusus, Bess, sapaan Elizabeth, mengajak para peserta agar selama workshop tersebut saling bertukar informasi terutama mengenai dinamika yang terjadi di lapangan.

“Tukar-menukar informasi mengenai kegiatan di lapangan sangat berguna bagi kita sehigga kegiatan yang diemban selama ini menjadi pembelajaran menarik. Ini berguna bagi upaya perbaikan kita di waktu mendatang sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih baik,” ujar Bess.

Workshop ini juga dihadiri oleh Konsultan Misereor untuk wilayah Indonesia Timur, Inge Lempp, dan Koordinator Nasional Masipag, Cris Penerio, Koordinator Program PPG, Clarisa Yesha Ramos, dan Dewan Tani Massipag, Trangguliano Pila dobot.

Sementara itu, Direktur WTM, Carolus Winfridus Keupung, mengucapkan terimakasih kepada Misereor yang telah mempercayakan WTM sebagai penyelenggara Workshop bertaraf internasional ini.

“Terimakasih juga kepada Masipag Filipina berkenan hadir di Indonesia untuk bersama-sama menyelenggarakan workshop ini. Kami berharap dengan penyelenggar akan kegiatan ini, WTM akan semakin membenahi diri menjadi lebih yang akuntable dan transparan bagi public dan kemudian berdampak positif kepada kader yang sedang dipercaya sebagai agen perubahan di kampong masing-masing,” ujarWinfridus.

Siaran pers yang diterima seputar-ntt.com, menyebut kegiatan hari pertama diawali dengan perkenalan dan presentasi awal soal profil aktifitas dari setiap lembaga yang sedang bekerjasama dengan Misereor. Ada berbagai aktifitas dan isu yang dibicarakan di sana namun hamper semua difokuskan padatataran pengelolaan pertanian berkelanjutan dengan berbagai problemnya.

Hari kedua, para peserta dibagi menjadi tiga kelompok untuk melakukan kunjungan lapangan yakni  di desa Bhera di kelompok Tani “LowoLo’o”. Di kelompok ini para peserta belajar tentang penelitian kawin silang dan pengelolaan pertanian berkelanjutan. Sedangkan di kelompok tani “Sinar Tani Detugau” para peserta belajar tentang Usaha Bersama Simpan Pinjam dalam kelompokTani. Sementara itu, dalam kunjungan ke Desa Dobo Nuapu’u, para peserta belajar tentang perkebunan kakao dan berbagi ilmun tentang mengadvokasi pemerintah desa agar berpihak pada kepentingan petani.

Pada hari ketiga, para kader tani WTM juga unjuk gigi dengan mensharingkan pengalaman mereka dalam mengadvokasi kebijakan di tingkat desa dan teknis pertanian di kelompok-kelompok tani dampingan WTM yang tersebar di kecamatan Mego, Tana wawo dan Magepanda.

Para kadertani WTM penuh semangat dalam mempresentasikan apa yang telah dibuatnya di desa. Kendatipun demikian masih banyak kisah gagal yang harus diperbaiki dalam program-program kedepan agar cita-cita People Led Development (rakyat adalah pemimpin pembangunan) dapat terwujud diwilayah yang sedang didampingi WTM. (chs)

Komentar Anda?

Related posts