Waspada, Kecamatan Alak Paling Tinggi Kasus HIV dan AIDS di Kota

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Kecamatan Alak menjadi daerah yang paling tinggi kasus HIV/AIDS jika dibandingkan dengan kecamatan lainnya di Kota Kupang. Untuk itu KPA telah membentuk Warga Peduli AIDS (WPA) di 51 Kelurahan di Kota kupang,untuk melakukan penanggulangan terhadap penyebaran HIV/AIDS.

Hal ini disampaikan Sekretarias Komisi Penanggulanagn AIDS (KPA) Kota Kupang, Drs. Agustinus Quintus Bebok kepada wartawan, Kamis (2/7/2015) di kantornya.

Data yang ada di KPA Kota Kupang, distribusi kasus HIV dan AIDS tahun 2000 sampai Maret 2015 di Kecamatan Alak sebanyak 23 persen dengan jumlah distribusi pasien yang mendapat pelayanan  Puskesmas Alak sebanyak 118 pasien.

“Kecamatan lain masih dibawah seperti Kota Raja hanya 11 persen dengan jumlah pasien yang mendapat pelayanan di Pusekmas Bakunase sebanyak 69 pasien, Kota Lama 7 persen dengan jumlah pasien yang mendapat pelayanan di Pusekmas Oepoi sebanyak 7 pasien.

“Maulafa 19 persen dengan jumlah pasien di Puskesmas Sikumana sebanyak 8 paisen dan puskesmas Penfui sebanyak 5 pasien, Oebobo 20 persen dengan jumlah pasien yang mendapat pelayanan di Puskesmas Oebobo sebanyak 69 pasien  dan Kelapa Lima 21 persen dengan jumlah pasien  di Puskesmas Pasir Panjang sebanyak 39 pasien, Puskesmas Oesapa sebanyak 104 pasien dan Pusekesmas kupang kota sebanyak 19 pasien,” katanya.

Dia menjelaskan dalam upaya penanggulangan HIV?AIDS, KPA Kota Kupang menggandeng banyak pihak. Selain itu, KPA sudah membentuk  WPA hingga tingkat kelurahan dengan melibatkan semua unsur elemen masyarakat yang termasuk didalamnya kader Posyandu yang ada di tingkat kelurahan untuk terlibat pada isu HIV/AIDS.

“Pembentukan  WPA ini dimulai sejak 2013 di 10 kelurahan dari 51 keluarahan yang ada di Kota Kupang. Tahun 2015 ini sudah mencakup semua kelurahan yang ada di Kota Kupang telah dibentuk WPA. WPA ini merupakan sekelompok masyarakat yang terdiri dari komponen disuatu lingkungan di kelurahan dengan secara aktif dan tersitem terlibat dalam penanggulangan AIDS yakni baik pencegahan, akses kelayanan dan diskriminasi,” tuturnya.

WPA yang dibentuk ini akan melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya penyebaran HIV/AIDS kepada berbagai elemen masyarakat di wilayahnya masing-masing, melalui pertemuan di tingkat RT dan RW sampai Kelurahan. Unsur yang terlibat dalam WPA berasal dari berbagai golongan seperti aparat kelurahan, bidang /tenaga kesehatan, kader Poaysndu, petugas promosi kesehatan,pengurus PMI, tokoh agama, tim pengerak PKK kelaurhan, RT/RW, tokoh masyarakat dan juga tokoh pemuda, serta lembaga lain yang peduli terhadap penyakit ini.

“Penerapan isu yang menjadi perhatian para kader WPA yakni ibu hamil yang positif HIV, bayi dan anak yang terinfeksi HIV, pacaran yang tidak sehat, IMS dilingkungan masyarakat, stigma dan diskriminasi, pekerja seks, kondom dan layanan pemeriksaan serta layanan pengobatan. (rifla hayon)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *