UNDP Bantu Air Bersih Untuk Tujuh Desa di Sabu Raijua

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Salah satu Kabupaten di NTT yang mengalami krisis air bersih akibat kamarau panjang adalah Kabupaten Sabu Raijua. Untuk itu  United Nations Development Programs  Strategic Planing and Action to Strengthen Climate Resilience of Rural  Communites (UNDP-SPARC) bekerjsana dengan Pemkab Sabu Raijua  melakukan aksi adaptasi dalam rangka ketahanan iklim masyarakat.

Ada tujuh desa di Kabupaten Sabu Raijua yang mendapatkan bantuan air bersih, salah satunya adalah Desa Ledekepaka di Kecamatan Sabu Barat. Program utama untuk desa tersebut adalah air irigasi, karena sesuai pengamatan selama bulan februari hingga Maret, desa tersebut mengalami kekeringan dan kesulitan akan air bersih.

” Ini disepkati secara bersama dengan Kelompok Masyarakat Program Kampung Iklim (Kemasproklim) yang dibentuk oleh UNDP bersama LSM pendaping yakni Cis Timor. Untuk memprioritaskan air bersih atau air minum dengan menggunakan mata Air di Hawwi,” kata DC SPARC, Sabu Raijua, Patje Tasuib saat penyerahan kunci infrastruktur air kepada Kemasproklim untuk dimanfaatkan, di desa Ledekepaka, Rabu (28/10/2015)

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati dan wakil bupati Marthen Dira Tome dan Nikodemus Rihi Heke, Kadis Sosial Fahren Funay, Kades Ledekepaka Melkianus Oly, DC SPARC Sabu Raijua Patje Tasuib, Cis Timor dan seluruh masyarakat kedua desa yang dimaksud.

Dia menjelaskan, hingga saat ini, ada tujuh desa di  Sabu Raijua yang  rentan terhadap air bersih dan didampingi oleh UNDP dan Cis Timor sebagai LSM dampingan. Fokus dari program ini adalah tiga hal utama yakni air, ketahanan pangan dan mata pencaharian. Ini akan menjadi simpul dari suatu upaya untuk beradaptasi dengan iklim yang faktanya saat ini mengalami perubahan.

“Dana yang masuk kedalam rekening Kemasproklim sebesar 400 juta dan disepakati untuk pembangunan infrastruktur air, jaringan perpipaan dan pompa ± 200 dan yang sisanya akan digunakan untuk aksi adaptasi pengadaan farietas baru untuk palawija, jagung dan padi serta kacang hijau. Selain itu juga usaha kerjsama sarana pertanian dimana saat ini Kemasproklim sudah mempunyai hand tracktor.” paparnya.

Dia menambahkan, masyarakat yang akan menikmati air bersih ini tidak hanya warga desa Ledekepaka tetapi juga desa Raedewa sebab mata air yang dipakai untuk program ini berada didalam desa Raedewa. Jumlah penduduk sebagai penerima manfaat langsung dari air bersih ini berjumah ± 300 KK. Dirinya berharap agar air yang ada bisa dimanfaat secara baik untuk air minum bukan untukn keentingan lain, mengingat saat ini masa yang sulit bagi warga setempat untuk memperoleh air bersih.

“Kita harapkan masyarakat manfaatkan airnya secara baik, hanya untuk minum saja, jangan dipakai untuk siram rumah da cuci motor atau sebagainya” pungkasnya.

Sementara Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome pada kesempatan itu berterimakasih kepada UNDP dan Cis Timor sehingga proyek tersebut bisa terbangun di desa Ledekepaka dan harapannya untuk 4 desa dari 7 desa yang mendapatkan kerjasama dengan UNDP yang sampai saat ini tidak terwujud programnya karena kepala desanya yang angin-angin akan direkomendasikan untuk di cabut programnya dan dipindahkan ke desa lain karena semua desa yang ada di Sabu Raijua hampirs sama tipikalnya.

“Saya akan memberikan rekomendasi nanti supaya bapeda cabut saja program itu dari desa tersebut dan dipindahkan ke tempat lain yang mungkin akan lebih bermanfaat kalau ditaruh program itu ke desa lain”ujar Dira Tome.

Selain itu, Dira Tome juga meminta agar tata penggunaannya diatur secara baik karena tidak boleh dianggap frei atau gratis baru dipakai sesuka hati. Masyarakat perlu memberi perhatian terutama penerima manfaat baik masyarakat Ledekepaka dan Raedewa. Dia juga berpesan agar pipa air yang belum ditanam agar segera ditanam dan dilakukan secara gotong royong serta menjaga jangan sampai ada masyarakat yang jahil dengan pipa yang ada.

“Saya minta partisipasinya secara bersama-sama, jadikan milik bersama, milik pemerintah dan saya ingin Sabu Raijua semakin lama semakin berkembang. Ingin mendapatkan fasilitas yang lebih baik tidak boleh masih seperti yang dulu sebab teknologi sudah berkembang dan akan terus berjuang agar desa lain juga bisa mendapatkan bantuan”katanya.
(ama)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *