Tinggi Minat Seni di Lembata, Sunyi Intervensi Pemerintah

  • Whatsapp

Lewoleba, seputar-ntt.com – Pentas monolog “Tubuh Yang Palsu” dan “Perempuan Biasa”, Jumad (22/04), selanjutnya bedah buku “catatan sunyi” karya sastrawan muda Lembata, Monika Arundhati dan Pentas Bebas Malam Minggu, Sabtu (23/04) di Lewoleba, Lembata, adalah sebuah rangkaian kegiatan yang tak bisa dipungkiri telah meninggalkan banyak kesan.

Bagaimana tidak, kerja sama antara Komunitas Matahari Lomblen dan Sastra Of Lomblen alias SOLMET dengan Coloteme Art’s Movement Kupang ini, memicu banyak kalangan untuk mulai berpikir tentang nasib dunia seni dan sastra di kabupaten Lembata ke depan.

Anton Leumara, salah satu diantara sekian banyak orang yang terekam kesannya ketika mengikuti tiga event seni dan sastra tersebut secara aktif. Ditemui di gedung DPRD Lembata, Rabu (27/4/2016), Anggota DPRD Lembata dari fraksi Demokrat ini mengapresiasi sukses terselenggaranya tiga rangkaian kegiatan tersebut.

Bagi Anton, pentas monolog, bedah buku dan pentas seni yang disenggarakan Coloteme Art’s dan SOLMET selama dua hari itu, bukan merupakan sebuah kebetulan. Atau dengan kata lain, Dirinya percaya bahwa tema masing-masing kegiatan tersebut tidak bermaksud untuk menggambarkan masalah di Lembata secara konstektual. Tetapi yang paling penting, agar dunia seni dan sastra di Lembata bisa berkembang maka penting ada sentuhan tangan dari pihak luar.

Dan hal penting lainnya yang perlu dicatat menurut anggota Komisi III ini, bahwa terbaca dari tiga event tersebut dari sisi minat, antusiasme hingga apresisasi, generasi muda Lembata terhadap dunia sastra dan seni cukup tinggi. Untuk itu perlu dikembangkan selain sebagai modal pembangunan sumber daya manusia, juga sekaligus sebagai upaya canalisasi yang efektif bagi generasi muda Lembata ditengah mewabahnya penyakit hedonisme yang berlebihan.

Caranya menurut dia adalah dengan menyiapkan pangung secara rutin sehingga generasi muda Lembata mempunyai ruang untuk menyalurkan bakat seni dan sastranya secara teratur. Bagi Anton, agar panggung rutin itu terus tersedia maka perlu intervensi pemerintah daerah terutama pada dinas/SKPD yang berhubungan langsung dengan bidang ini seraya meninggalkan kebiasaan mengelolah event dengan semangat penyerapan anggaran.

“Minat seni dan sastra di Lembata cukup tinggi, tinggal intervensi pemerintah yang kita tunggu”, ujar Anton.

Sedangkan terkait dengan potensi-potensi lain diluar pemerintah, menurut Dia tinggal diarahkan untuk bekerjasama mendukung kemajuan dunia seni dan sastra di Lembata. Anton mengingatkan seluruh pegiat seni untuk terus merangsang pemerintah dengan rutin menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seni dan sastra di Lembata sehingga dapat membuka mata pemerintah daerah agar mendukung setiap kegiatan atau event yang ingin diselenggarakan.  (broin tolok)

Foto: Anton Leumara, Anggota DPRD Lembata

Komentar Anda?

Related posts