Strategi Jeriko Ditengah Kemarau Kota Karang

  • Whatsapp
Taman Patung Son Bay yang sedang dibangun oleh Pemkot Kupang

Kupang, seputar-ntt.com – Persoalan air di Kota Kupang sudah menjadi momok bagi warga kala musim kemarau menerjang kota karang ini. Sebagai daerah semi arit dengan curah hujan yang minim dan tidak memiliki penampung air hujan membuat Kota Kupang benar-benar kering diantara bulan Agustus hingga November. Hanya bunga sepe yang berbunga di saat musim panas membara di langit kota kasih. Keindahannya yang terletak dipesisir pantai Pulau Timor yang diapit pulau Semau dan Pulau Kera seakan sirna bersama teriakan butuh air. Walau demikian Kota Kupang terus berbenah laksana dara cantik di ujung nusa cendana yang sedang tersenyum dengan gincu merah merona sambil menatap nusa Bungtilu diseberang sana.

Lantas siapa yang paling bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat Kota yang kini sedang berkembang pesat itu? Wali Kota adalah pihak yang paling dituding ketika musim kemarau tiba. Semua telunjuk mengarah kepada pemimpin Kota. Dia dinilai tak becus mengurus air untuk warga, hingga cacian kerap menjadi sarapan bagi Wali Kota di Media sosial. Hidup di era melienial memang demikian, harus panjang sabar dan rendah hati untuk menerima setiap koreksi yang bernada satire. Menjadi pemimpin di era sekarang harus memiliki hati seperti lautan yang tak meluap bila diguyur dan tak berkurang bila ditimba. Persoalan air ini bukan masalah baru. Pemimpin Kota sudah berganti sekian kali tapi persoalan air bersih tetap tak pernah selesai. Bahkan mereka yang pernah mengurus Kota Kupang begitu mudah mengangkat jari untuk menujuk tanpa melihat dosa masa lalu. Sebagai kota yang menjadi barometer untuk Provinsi NTT, maka  Jumlah penghuni di Kota Kupang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, sementara ketersediaan air tak pernah bertambah.

Sebagai Walikota Kupang, saat ini, Jefri Riwu Kore tak berdiam diri. Dia menyadari benar bahwa kebutuhan air warga kota masih jauh dari harapan. Kebutuhan warga yang mencapai 800 liter per detik baru bisa terlayani dengan ketersediaan kira-kira 350 liter. Itupun jika digabung dua PDAM yakni milik Pemkab Kupang dan Pemkot Kupang. Dari data itu maka kebutuhan air warga memang masih jauh dari harapan. Walaupun demikian Jefri Riwu Kore tak berdiam diri. Sebagai anak yang lahir besar di pantai Nunbaun Sabu maka kesulitan saban tahun di Kota Kupang sudah dia pahami. Walaupun tidak semua orang mau berkorban untuk kepentingan banyak orang. Contohnya rencana pembangunan Bendungan Kolhua kini hanya tinggal angan belaka. Warga disana tak rela tanah adat mereka dibangun bendungan untuk kepentingan umum.

Dalam acara Coffe Morning di Hotel Maya pada Kamis, 27 September 2019, Jefri Riwu Kore memaparkan strategi bagimana menghadapi musim kemarau di Kota Karang. Disana dia menjelaskan tiga hal dalam rangka memenuhi kebutuhan air bagi warga yakni Program Tanam Pohon, Tanam Air (KUPANG HIJAU), Penanganan Krisis Air Memasuki Musim Kemarau dan Penataan Taman / Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Wilayah Kota Kupang. Hal ini sejalan dengan Visi Pemerintah Kota Kupang saat ini yakni “TERWUJUDNYA KOTA KUPANG YANG LAYAK HUNI, CERDAS, MANDIRI DAN SEJAHTERA DENGAN TATA KELOLA BEBAS KKN”.

“Jadi pada Tahun 2019 ini kita akan menanam pohon dan menanam air yang akan dilaksanakan di lima Lokasi yakni  di Kelurahan Naioni di RT 14, 15, 16. Kelurahan Fatukoa di sepanjang boulevard jalur 40. Kelurahan Bello di beberapa titik sumber mata air. Kelurahan Sikumana di 10 titik sumber mata air. Kelurahan Kolhua di sepanjang Kali Petuk. Lima lokasi ini di pilih karena posisi berada di atas (ketinggian), sehingga bisa menampung air yang dapat dialirkan di bawah. Kita akan mengerahkan ASN dan unsur masyarakat Kota Kupang dalam program 1 orang/kepala keluarga 1 pohon di lokasi-lokasi yang akan diatur kemudian. Perlu kita ketahui bahwa Data HTH dari BMKG bahwa Kota Kupang masuk dalam Status AWAS bencana kekeringan (warna MERAH), terutama di Kecamatan Kota Raja, Oebobo dan Maulafa. Potensi dampak  yakni kelangkaan air bersih dan mudah terjadi kebakaran. Kondisi diperkirakan terjadi hingga awal Desember” ungkap Jefri dihadapan para Camat dan Lurah serta para pewarta kota.

Sebagai mantan DPR RI, Jefri tak henti melobi dana kepada pemerintah pusat maupun menggunakan teman-teman dan kolega di Senayan. Hasilnya, Kota Kupang mendapatkan dana sebesar 200 miliar yang diperuntukkan untuk pemenuhan kebutuhan air bagi warga kota. Dana tersebut nanti akan dibangun fasilitas air bersih di Kali Dendeng dan air Sagu. Jefri menjelaskan bahwa untuk Kali Dendeng jika dioptimalkan bisa memproduksi air bersih mencapai 100 M3 per detik. Sedang, Air Sagu, bisa mencapai  kapasitas produksi mencapai 50 m3 per detik. Optimalisasi dua sumber air tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di bagian barat Kota Kupang seperti Namosain, Nunbaun Delha, Nunbaun Sabu serta Mantasi dan Alak. “Pemerintah terus berupaya untuk mengatasi krisis air bersih di daerah ini secara bertahap. Berbagai sumber air bersih di Kota Kupang akan dioptimalkan sehingga kebutuhan air bersih bagi masyarakat akan terpenuhi,” tegas Jefri Riwu Kore yang didampingi Kepala Bagian Humas Setda Kota Kupang, Yanuar Dally.

Untuk jangka pendek, Jefri Riwu Kore juga telah menyiapkan strategi bagimana warga bisa memperoleh air secara gratis saat musim kemarau tahun ini. Pemkot Kupang jelas Jefri Riwu Kore mulai mendistribusikan bantuan air bersih gratis untuk masyarakat tidak mampu yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih selama wilayah ini dilanda musim kemarau. PDAM Tirta Bening Lontar akan berkoordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Provinsi NTT II untuk dapat menggunakan sumur bor yang dibangun Satker Air Tanah dan Air Baku di 9 lokasi. PDAM Tirta Bening Lontar juga berkoordinasi dengan BPBD Kota Kupang dalam menyuplai air bersih bagi masyarakat tidak mampu yang membutuhkan air

“Distribusi air bersih sudah mulai dilakukan untuk masyarakat tidak mampu yang kekurangan air bersih. Bantuan air bersih dilakukan secara gratis. Untuk menyuplai air bersih secara gratis ini maka Pemkot sudah menyiapkan 9 sumur Sumur bor yakni di Kelurahan Batuplat, sumur bor di Gereja Marturia, Kelurahan Oesapa Selatan, Sumur bor di sekitar Politeknik Kesehatan, Kelurahan Liliba, Sumur bor di SMA Negeri 4 Kupang, Kelurahan Oesapa, Sumur bor di sekitar Kantor Sinode GMIT, Kelurahan Kelapa Lima, Sumur bor di sekitar SMA Negeri 10 Kelurahan Lasiana, Sumur bor di sekitar Kantor Satker Air Tanah dan Air Baku Kelurahan Kelapa Lima, Sumur bor di dekat lokasi TPA Alak, Kelurahan Alak, Sumur bor di sekitar kantor BPKP Kelurahan Oebobo. Saat ini kita siagakan 11 Unit mobil tangki yang beroperasi 1 kali 24 jam” kata Jefri Riwu Kore yang juga Ketua Demokrat NTT ini.

Jika ditilik dari apa yang sedang dan akan dilakukan oleh seorang Jefri Riwu Kore untuk Kota Kupang, disana tercermin kasih tanpa pamrih bagi warga kota yang dia kasihi. Dia sadar bahwa yang bermukim di Kota Kupang bukan orang lain, semua adalah saudara dan sedarah. Namun sebaik apapun niat dan program dari seorang pemimpin Kota, jika warganya tidak mau berubah maka semua hanya akan menjadi dongeng pengantar tidur. Tapi jika semua program dan kebijakan Wali Kota didukung dengan sepenuh hati oleh warga kota maka kesulitan apapun yang akan datang, semua bisa bersenandung bolelebo, bae sonde bae Kota Kupang Lebe Bae. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts