Stikes Maranatha berhasil luluskan 341 Nest

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com—Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Maranatha Kupang telah berhasil meluluskan 341 Nest, 90 Nest diantaranya diambil sumpah pada Sabtu (10/2/2018) di aula Stikes Maranatha Kupang.

Hal ini diungkapkan Ketua Stikes Maranatha Kupang, Merry Fanggidae Tumeluk dalam sambutannya pada acara pengambilan sumpah tersebut.
“Sebagian besar lulusan Stikes Maranatha Kupang sudah bekerja di fasilitas kesehatan (faskes) pemerintah dan swasta diberbagai daerah di Provinsi NTT dan luar NTT, bahkan di luar negeri khususnya di Negara Timor Leste,” jelas Merry.

Menurut Merry, hal ini membuktikan bahwa lulusan Stikes Maranatha tidak kalah bersaing dengan perguruan-perguruan tinggi kesehatan lainnya, juga telah terbukti menjadi lulusan yang berdaya saing dan berkompeten, yang telah diakui secara nasional melalui Uji Kompetensi Nasional Nest Indonesia, dengan presentasi kelulusan pada tahun 2017 tertinggi di regional 10. Juga mendapat penghargaan dari Asosiasi Institusi Pendidikan Nest Indonesia.

Diingatkan kalau tidak mengurus menjadi anggota PPNI, saya tidak bertanggung jawab jika terbentur masalah. Karena banyak kasus yang terjadi menimpa perawat, yang ternyata bukan anggota PPNI.

Ketua DPW PPNI Wilayah NTT, Amelianus Mau mengungkapkan setelah lulus Profesi Ners harus mengikuti ujian kompetensi untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR), sebagai salah satu syarat yang ditentukan peraturan perndang-undangan sebelum bekerja.
Diakuinya, sudah banyak tenaga kesehatan yang harus dipecat dari rumah sakit sebab tidak memiliki STR, dan banyak tenaga Ners yang pengangguran, bahkan ada menawarkan diri bekerja di rumah sakit walau upahnya tidak sesuai apa yang ditetapkan dalam Upah Minimum Regional (UMR).

“Kalau tidak menjadi anggota PPNI, saya tidak bertanggung jawab jika terbentur masalah. Karena banyak kasus yang terjadi menimpa perawat, yang ternyata bukan anggota PPNI,” ujarnya mengingatkan.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinkes NTT, Lusia Hermanus menegaskan, kualitas tenaga kesehatan tidak dilihat dari pintar atau terampilnya seorang tenaga kependidikan, tapi terlihat dari kompetensi yang diaktualisasikan dalam pelayanan nyata.
Para sarjana yang sudah diambil sumpahnya ini, sudah dibekali secara baik oleh Stikes Maranatha, tetapi secara perilaku benar-benar harus dibuktikan dalam pelayanan.

“Sikap dan perilaku harus dijaga, harus sabart secara manusiawi apalagi sebagai tenaga kesehatan. Sentuhan kasih sangat diperlukan di lapangan,” tegasnya. (ira)

Komentar Anda?

Related posts