Sekolah di Gubuk, Ini Permintaan Siswa SD Wairpuat Kepada Bupati Sikka

  • Whatsapp

Maumere, seputar-ntt.com – Lusia Lince, siswi kelas 3 SDN Wairpuat, Desa Hale, Kecamatan Mapitara hanya bisa tersenyum tersipu-sipu malu sambil sesekali menundukan muka menatap jari-jari kakinya yang dekil kemerah-merahan lantaran diwawancarai wartawan, Rabu (19/1/2017) siang di SDN Wair Puat.

Lusia hanya mampu tersenyum sambil menggerakan bibirnya yang kelihatan gemetar tanpa sedikitpun suara yang terdengar. Selang beberapa detik, Lusia akhirnya angkat bicara. Walau tertatih-tatih ketika mengeja kata demi kata namun pesannya sungguh menggugah hati. “Bapak Bupati tolong bantu kami buku dan meja supaya kami bisa sekolah dengan baik,” ucap Lusia datar.

Lusia adalah satu dari antara 56 enam murid di SDN Wairpuat yang terpaksa harus belajar di sekolah dengan kondisi kelas yang amat memprihatinkan. Bayangkan saja, mereka harus membaca dan menulis di atas meja yang terbuat dari belahan bambu (halar) dengan ditopang dengan empat buah kaki meja yang menggunakan kayu gamal.

Bukan hanya itu saja, Lusia dan kawan-kawan harus rela menghindar dari tetesan air hujan akibat atap sekolah darurat yang bocor.Kondisi yang memprihatinkan ini melekat akrab di mata siwa-siswi SDN Wairpuat. “Kami sudah biasa begini. Kalau hujan juga kami tetap datang ke sekolah,” sambung Lusia

Hal yang sama juga dialami oleh Frederik, teman sekelas Lusia. Untuk mencapai sekolah ia harus berjalan kaki hampir 2 kilometer. Bahkan nyawanya harus menjadi taruhan dikala musim hujan, pasalnya Frederik harus melewati  sebuah kali yang rawan terjadi banjir.

Meski demikian, siswa yang bercita-cita menjadi guru ini tetap bersemangat untuk pergi menuntut ilmu. Frederik berharap agar pemerintah membuka mata melihat kondisi sekolah mereka. “Biar hujan saya tetap datang sekolah. Saya mau jadi guru supaya bisa ajar anak-anak di sini supaya mereka juga bisa pintar,” kata Frederik.

SDN Wairpuat adalah salah satu sekolah dasar yang berada di wilayah terpencil di Kabupaten Sikka. Sejak berdirinya,tahun 2014, bangunan SDN Wairpuat berbentuk bangunan darurat yang terdiri dari tiga ruang kelas. Bangunannya hanya terbuat dari halar dan beratapkan seng yang hanya dijepit menggunakan bilah bambu, sedangkan lantainya beralaskan tanah.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Wairpuat, Matheus Da Gama, mengakui keadaan yang dialami oleh para murid dan guru di sekolahnya. Menurutnya kondisi demikian bisa dimaklumi karena sekolah tersebut baru dibangun.

“Kami bangun sekolah ini dari segala keterbatasan. Awalnya sekolah ini merupakan sekolah kaki dari SDI Hale, tapi karena jumlahnya muridnya sudah meningkat dari tahun ke tahun maka sekolah ini pada Agustus 2014 sudah defenitif,” papar Matheus.

Matheus menuturkan bahwa pada tanggal 23 Desember 2016 lalu bangunan darurat SDN Wairpuat sempat dihantam angin puting beliung sehingga seluruh atap bangunannya terangkat dan buku-buku dan perabotan sekolah lainnya basah diguyur hujan.

“Saat itu untung masih libur jadi saat masuk liburan, saya bersama beberapa orang tua langsung memperbaiki atapnya sehingga sekarang kami masih bisa gunakan ruang kelas ini. Memang sekarang kami ada dapat bantuan dari pemerintah untuk bangun tiga ruang kelas, tapi pekerjaannya belum selesai, angin puting beliung sudah porak-porandakan atap bangunan baru tersebut,” sambung Matheus.

Matheus juga berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan bagi sekolahnya sehingga aktivitas belajar mengajar bisa berjalan dengan lancar. “Kami ini sekarang kekurangan buku pegangan bagi siswa jadi kalau mau ajar mereka susah karena mereka tidak ada buku pegangan untuk belajar di rumah. Saya berharap pemerintah bisa bantu kami soal buku pegangan siswa.” imbuh Matheus.

Pantauan wartawan, kondisi bangunan sekolah SDN Wairpuat sangat memprihatinkan. Bangunannya harus ditopang dengan tiang karena hampir roboh diterjang puting beliung beberapa waktu yang lalu. Selain itu, jalan masuk menuju sekolah amat memprihatinkan karena belum dirabat. Apalagi di musim hujan, kendaraan sulit menembus jalan tersebut karena licin. (chs)

Komentar Anda?

Related posts