Sehat itu “ PILIHAN” bukan “ KESEMPATAN”

  • Whatsapp

Sehat itu “ PILIHAN” bukan “ KESEMPATAN”

OLEH :

RUDI SABUNA

Berbicara mengenai sehat tentu semua mengiginkannya siapa pun dia pasti akan berusaha untuk mendapatkannya. Mulai dari yang muda hingga yang sudah berusia lanjut.Namun di saat sekarang ini jika telusuri lebih lanjut lagi Pemerintah telah berusaha untuk lebih mendekatkan upaya pelayanan kesehatan dalam berbagai bentuk program seperti program “INDONESIA CINTA SEHAT dan juga REVOLUSI KIA dimana pada akhir – akhir ini terus diprogramkan untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia.Hal ini bertujuan agar masyarakat selalu mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai serta sebagai usaha awal dalam    mempertahankan kondisi kesehatan masyarakat itu sendiri, secara bertahap dan berkelanjutan

Ada begitu banyak definisi tentang ‘’SEHAT” tentu saja beda orang, maka beda pula persepsi yang dilontarkan tentang definisi sehat itu sendiri.Bagi sebagian masyarakat definisi tentang sehat yaitu ;

  • Sehat diartikan sebagai manusia yang hidupnya terbebas dari penyakit, yang hidupnya sehat – sehat saja tanpa ada masalah yang timbul tetapi juga harus berpikir sehat dan positif kepada orang lain.
  • Sehat juga berarti terbebas dari segala jenis penyakit baik yang akut maupun yang kronis.
  • Sehat itu tidak hidup dalam penderitaan, hidup sejahtera dalam hal ini sandang, pangan, dan papan selalu cukup dan terpenuhi.
  • Sehat merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki jiwa dan badan yang sehat dan dapat berperan produktif bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat lainnya.

Mungkin itulah sebagian besar tentang konsep sehat – sakit yang selalu kita dengar dari masyarakat .Namun untuk lebih jelas dan terperinci mengenai konsep sehat itu langkah selanjutnya saya mengajak pada para pembaca sekalian untuk kita melihatnya dalam bentuk rubrik kesehatan yang akan di paparkan secara sederhana berikut ini :

 

KONSEP SEHAT

Sehat adalah kondisi terbebasnya seseorang dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia atau komunitas.Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan mengatasi stressor.Sehat juga diartikan sebagai keadaan dimana seseorang ketika diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda – tanda penyakit atau kelainan.Sedangkan kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera sempurna yang lengkap,meliputi :kesejahteraan fisik, mental dan sosial , bukan semata –mata  bebas dari penyakit atau kelemahan, disamping itu juga mampu produktif.

Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(UU N0. 23/1992 tentang Kesehatan)

 

Menurut UU No.23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari tubuh jasmani, rohani, dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif  secara social dan ekonomi.Dari definisi tersebut, dapat dibuat suatu batasan bahwa sehat fisik adalah suatu keadaan dimana bentuk fisik dan faal seseorang tidak mengalami gangguan, sehingga memungkinkan mental dan sosialnya untuk berkembang serta dapat melaksanakan kegiatan sehari – harinya dengan normal.Sehat mental adalah suatu kondisi yang memungkinkan  perkembangan fisik, intelektual dan emosional, yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.Sehat social adalah peri kehidupan dalam masya rakat , dimana peri kehidupan ini harus sedemikian rupa sehingga setiap warga Negara mempunyai cukup kemampuan untuk memelihara dan memajukan kehidupan sendiri serta kehidupan  keluarganya dalam masyarakat yang memungkinkan bekerja, beristirahat, dan menikmati hiburan pada waktunya.

Menurut WHO (1947), yang dikatakan sehat adalah suatu keadaan yang lengkap, meliputi kesejahteraan fisik, mental dan social, bukan semata – mata bebas dari penyakit atau kelemahan.Sebagai konsekuensi dari konsep WHO tersebut, maka yang dikatakan manusia sehat adalah :

ü  Tidak sakit

ü  Tidak cacat

ü  Tidak lemah

ü  Bahagia secara rohani.

ü  Sejahtera secara social.

ü  Fit secara jasmani.Hal tersebut di atas sangat ideal dan sulit dicapai karena salah satu faktor penentunya adalah faktor lingkungan yang sulit untuk dikendalikan.

Faktor Yang Mempengaruhi Diri Seseorang Tentang Sehat

  1. 1.       Status perkembangan
  • Kemampuan mengerti tentang keadaan sehat dan kemampuan berespon terhadap perubahan dalam kesehatan dikaitkan dengan usia.
  • Pengetahuan perawat tentang status perkembangan individu memudahkan untuk melaksanakan pengkajian terhadap individu dan membantu mengantisipasi perilaku-perilaku selanjutnya
  1. 2.       Pengaruh sosio- kultural
  • Masing-masing kultur punya pandangan tentang sehat yang diturunkan dari orang tua pada anaknya.
  1. 3.       Pengalaman masa  lalu
  • Seseorang dapat merasakan nyeri/sakit atau disfungsi ( tidak berfungsi ) keadaan normal karena pengalaman sebelumnya
  • Membantu menentukan defenisi seseorang tentang sehat
  1. 4.       Harapan seseorang tentang dirinya
  • Seseorang mengharapkan dapat berfungsi pada tingkat yang tinggi baik fisik maupun psikososialnya jika mereka sehat.
    • FAKTOR LAIN YANG BERHUBUNGAN DENGAN DIRI

v     Bagaimana individu menerima dirinya dengan baik.

v    Kebutuhan peran dan kemampuan

v    Jika ada ancaman : ( cemas ).

 

Ada 4 unsur pendatang tentang sehat:

1.  Biologis    :           bebas dari penyakit.

2.  Psikologis :          sejahtera dan aktualisasi diri.

3.  Sosial       :            mampu mangadaptasi tanggung jawab sosial, dan fungsi peran.

4.  Adaptasi   :           mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.

Kriteria sehat menurut WHO, Seseorang dikatakan sehat jiwa:

v  Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk.

v   Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan hidupnya.

v  Merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan.

v  Dapat berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan.

v  Merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerima.

v  Dapat menerima kecemasan untuk dipakainya sebagai pelajaran dikemudian hari.

v  Dan akhirnya, tidak kalah pentingnya mempunyai rasa kasih sayang yang besar.

Sedangkan kriteria sehat-sakit jiwa menurut America Psychiatriy Association.

Menilai kesehatan jiwa terdiri dari 6 dimensi:

ü  Ketidakbahagiaan.

ü   Kehilangan kegembiraan.

ü  Ketegangan.

ü  Perasaan muda tersinggung.

ü  Kurang percaya diri.

ü   Keragu-raguan.

Konsep sakit

Secara umum, sakit merupakan penyimpangan atau deviasi dari status sehat. Sedangkan definisi sakit menurut Pemons (1979) adalah gangguan fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial. (Perkins).

Menurut Bauman (1965) seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit, yaitu :

  1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri, dll.
  2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, misalnya baik, buruk, sakit.
  3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari, misalnya bekerja, sekolah, dll.

 

Penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit dipengaruhi dengan faktor sebab dan penyebabnya (multiple factor causation). Menurut  Webster, penyakit merupakan kondisi yang tidak nyaman ( discomfort , sedangkan dalam Oxford English Dictionary, disebutkan bahwa penyakit ( Illness ) merupakan kondisi badan dengan fungsi-fungsinya terganggu ( a condition or body or some part or organ of the body in which its functions are disturbed or derenged ). Secara Ekologi penyakit merupakan akibat dari kegagalan penyesuaian ( malajusment ) dari organisme manusia terhadap lingkungannya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai batasan sakit dan penyakit.

  1. Disease adalah gangguan dan  penyimpangan dari  struktur dan fungsi organ-organ tubuh
  2. Illness adalah bagaimana seseorang mengartikan dan menerima arti tentang penyakit yang di deritanya
  3. Sickness adalah perilaku yg muncul dari diri orang tersebut sebagai tanggapan pengertiannya terhadap  penyakitnya (illness).

CIRI-CIRI SAKIT

Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat / merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya.
Mempunyai 3 aspek :
– secara fisik : nyeri, panas tinggi.
– Kognitif : interprestasi terhadap gejala.
– Respons emosi terhadap ketakutan / kecemasan.

 

 

Faktor – faktor yang mempengaruhi Perilaku Sakit.

  1. Faktor Internal
  2. Faktor Eksternal

 

Tahap – tahap Perilaku Sakit.

  1. Tahap I (Mengalami Gejala)

v  Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”

v  Mereka mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa tertentu.

v  Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi: (a) kesadaran terhadap perubahan fisik (nyeri, benjolan, dll); (b) evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah hal tersebut merupakan suatu gejala penyakit; (c) respon emosional.

v  Jika gejala itu dianggap merupakan suatu gejala penyakit dan dapat mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari pertolongan.

  1. Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)

v  Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat

v  Orang yang sakit akan melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari harapan terhadap perannya.

v  Menimbulkan perubahan emosional seperti : menarik diri/depresi, dan juga perubahan fisik. Perubahan emosional yang terjadi bisa kompleks atau sederhana tergantung  beratnya penyakit, tingkat ketidakmampuan, dan perkiraan lama sakit.

v  Seseorang awalnya menyangkal pentingnya intervensi dari pelayanan kesehatan, sehingga ia menunda kontak dengan sistem pelayanan kesehatan,  akan tetapi jika gejala itu menetap dan semakin memberat maka ia akan segera melakukan kontak dengan sistem pelayanan kesehatan dan berubah menjadi seorang klien.

 

 

  1. Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)

v  Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli, mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab  penyakit, dan implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang

v  Profesi kesehatan mungkin akan menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit atau justru menyatakan jika mereka menderita penyakit yang bisa mengancam kehidupannya, klien bisa menerima atau menyangkal diagnosa tersebut.

v  Bila klien menerima diagnosa mereka akan mematuhi rencan pengobatan yang telah ditentukan, akan tetapi jika menyangkal mereka mungkin akan mencari sistem pelayanan kesehatan lain, atau berkonsultasi dengan beberapa pemberi pelayanan kesehatan lain sampai mereka menemukan orang yang membuat diagnosa sesuai dengan keinginannya atau sampai mereka menerima diagnosa awal yang telah ditetapkan.

v  Klien yang merasa sakit, tapi dinyatakan sehat oleh profesi kesehatan, mungkin ia akan mengunjungi profesi kesehatan lain sampai ia memperoleh diagnosa yang diinginkan

v  Klien yang sejak awal didiagnosa penyakit tertentu, terutama yang mengancam kelangsungan hidup, ia akan mencari profesi kesehatan lain  untuk meyakinkan bahwa kesehatan atau kehidupan mereka tidak terancam. Misalnya: klien yang didiagnosa mengidap kanker, maka ia akan mengunjungi beberapa dokter  sebagai usaha klien menghindari diagnosa yang sebenarnya.

  1. Tahap IV (Peran Klien Dependen)

v  Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.

v  Klien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress hidupnya.

v  Secara sosial klien diperbolehkan untuk bebas dari kewajiban dan tugas normalnya tetapi  semakin parah sakitnya, semakin bebas.

v  Pada tahap ini klien juga harus menyesuaikannya dengan perubahan jadwal sehari-hari. Perubahan ini jelas akan mempengaruhi peran klien di tempat ia bekerja, rumah maupun masyarakat.

  1. Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)

v  Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya penurunan demam.

v  Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.

Untuk menutup artikel sederhana berikut ini akan saya rangkai dengan sebuah Ilustrasi sederhana yang mudah – mudahan setelah kita membacanya kita semua dapat memahami betapa pentingnya usaha kita dalam menjaga Kesehatan.

 

Mengapa kita Sakit……????

® Semasa Muda, sibuk mencari kekayaan dan makanan enak tidak memperhatikan kesehatan dan pola makan

® Semasa Tua, mulai sering sakit – sakitan hingga kronis karena pola makan yang salah dan menghabiskan uang  yang banyak.

® Lebih mahal manakah mencegah penyakit dibandingkan biaya pengobatan ataukah lebih murah biaya pengobatan dibandingkan mencegah penyakit.

Tentu saja Keputusan yang akan diambil,tersebut bergantung dari setiap individu karena yang menentukkan diri kita sehat atau  tidak tergantung dari individu tersebut bukan dari orang lain.

Berdasarkan Ilustrasi yang sederhana diatas maka saya mengajak kepada kita semua marilah kita mulai Pola Hidup Yang Sehat agar kita terhindar dari berbagai penyakit.

Semoga Demikian……???

Tuhan Yesus Memberkati…..

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *