Ratusan Sapi Bantuan Pusat di TTS Mati Akibat Kekeringan

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Kekeringan yang melanda semua wilayah di NTT telah memberi dampak buruk. Ratusan ekor sapi bantuan pemerintah pusat lewat dana ON TOP di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mati akibat kekurangan air dan pakan. Jika hal ini tidak segera ditanggapi oleh pemerintah Kabupaten maupun Provinsi maka bantuan ternak tersebut akan mubasir.

“Apa yang kami temukan dilapangan saat reses sangat memprihatinkan, dimana kami temukan banyak sekali ternak masyarakat yang mati akibat kekurangan air atau kekringan saat ini. Kami temukan ada ratusan ekor sapi bantuan On Top yang mati. Sapi bantuan ini tersebar di 8 kelompok di Kecamatan Molo Barat,” ungkap Anggota DPRD NTT dari PKPI, Jefry Un Banunaek, kepada Seputar NTT, Kamis (23/102014).

Menurut Jefry, dari hasil pantauannya dilapangan dan komunikasi dengan para ketua kelompok, sapi bantuan Pemerintah pusat lewat dana ON TOP harus meregang nyawa akibat kekurangan pakan dan air. Jika hal ini tidak segera ditindaklanjuti dengan langkah antisipatif maka bukan tidak mungkin ternak sapi bantuan ini akan mati semuanya.

“Masing-masing kelopok diberi bantuan 110 ekor sapi terdiri dari 100 betina dan 10 ekor jantan. Contohnya di kelompok Moen Mese Desa Salbait,  Kecamatan Molo Barat, dari 110 ekor, tinggal 67 ekor yang masih hidup. Ini hasil wawancara kita dengan Ketua kelompok Moen Mese saudara Melky batu,” papar Jefry.

Sapi bantuan ini lanjut Jefry, rencananya akan digulirkan ke kelompok lain yang belum mendapatkan bantuan sementara sapi yang lainnya akan dibagi hasil dengan kelompok penerima. “Bagaimana bisa digulirkan kalau kondisinya seperti ini, saya pikir ini sudah darurat sehingga perlu penanganan sesegera mungkin,” tandas Jefry.

Melihat kondisi ini tegas Jefry, dirinya meminta pemerintah Kabupaten TTS maupun Pemerintah Provinsi lewat dinas peternakannya masing-masing untuk segera memberi bantuan kepada kelompok peternak. Bantuan beruapa air dan pakan saat ini sangat dibutuhkan oleh para peternak untuk keberlanjutan kehidupan piaran mereka.

“Saya sudah berusaha menghubungi Kadis Peternakan NTT, Pak Thobias Uly, tapi telpon saya direjeck. Saya hanya mau memberitahu kondisi disana supaya segera lakukan langkah antisipatif. Kalau semua pihak tidak peduli maka siapa lagi yang bisa diharapkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Terpisah, Melky Batu yang hubungi terpisah, membenarkan jika ternak sapi yang dikelola oleh kelompoknya sudah banyak yang mati. Benar pak, sekarang hanya sisa 67 ekor yang hidup, yang lain sudah mati, Kami susah air dan makanan ternak,” katanya.

Dia mengaku kesulitan untuk mengadukan hal ini sebab para petugas dari dinas peternakan kabupaten hanya datang mengecek berapa jumlah sapi yang telah mati. “Dari dinas hanya datang tanya berapa yang mati tapi tidak ada bantuan atau jalan keluar bagi kami. Kami rasa susah dengan kondisi ini,” tambahnya. (joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *