PKKMB Unipa Maumere, Islamolog STFK Ledalero Tawarkan Tips Menangkal Radikalisme Masuk Kampus

  • Whatsapp

Maumere, seputar-ntt.com – Memasuki hari kedua masa Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKBM) Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere tahun ajaran 2018/2019, panitia menyiapakan seminar di bawah tema Toleransi Dari Perspektif Agama yang dibawakan oleh Dosen Islamologi STFK Ledalero, Pater Hendrikus Maku, SVD.

Pantauan seputar-ntt.com, Kamis (9/8/2018) pagi, seminar yang dibawakan di Aula Nawa Cita Unipa Maumere ini dimoderatori oleh Paulus Lamawitak dan diikuti kurang lebih 1600-an mahasiswa baru Unipa Maumere.

Dalam seminarnya, Pater Hendrik menekankan bahaya radikalisme yang mulai memasuki kampus-kampus di Indonesia. Menurutnya, 39 persen kampus-kampus di Indonesia sudah dimasuki oknum-oknum yang siap menebar virus radikalisme bagi para mahasiswa. Dengan kata lain, kampus-kampus di Indonesia dianggap menjadi ladang subur benih radikalisme.

Dikatakan imam Katolik yang menamatkan studi Islamologi di Roma ini, kampus menjadi sasaran para kaum radikalis dan fundamentalis agama serta teroris untuk melahirkan teroris-teroris baru karena para mahasiswa dianggap sebagai kalangan yang mudah terpengaruh dan belum memiliki pendirian sehingga mudah dicekoki dengan paham radikalisme.

“Melihat fenomena dewasa ini, kampus-kampus di Indonesia khususnya Unipa Maumere mesti menerapkan model Pendidikan yang dapat menangkal masuknya radikalisme dalam ruang-ruang kampus,” tegas pater Hendrik.

Pater Hendrik menawarkan tips menangkal Radikalisme masuk kampus yakni, revitalisasi Pendidikan agama di ruang kuliah. Melalui langkah ini, sambung pater Hendrik, iklim toleransi akan terjaga sehingga setiap mahasiswa mampu menghargai setiap perbedaan baik suku, golongan, ras maupun agama.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah merancang model Pendidikan yang komprehensif terutama menerapkan model Pendidikan multikultural atau interkultural. Baginya, Pendidikan multikultural akan menghantar setiap mahasiswa menyadari pluralitas dan kemajemukan sehingga tudak menjadikannya sebagai alasan orang untuk membenci sesama yang berbeda.

Lebih dari itu, Pater Hendrik menyebut, tips menangkal radikalisme masuk kampus adalah dengan melihat kembali formasi tenaga pendidik di kampus sehingga kemajemukan dan pluralitas tenaga pendidik mampu memberi warna dan pengetahuan bagi para mahasiswa di kampus.

“Kalau perlu, kampus mendata setiap akun media sosial milik para mahasiswanya karena salah satu media untuk menebar virus radikalisme adalah melalui media sosial. Dengan begitu, aktivitas mahasiswa melalui media sosial dapat dipantau kampus agar tidak terlanjur dicekoki dengan virus radikalisme,” imbuh pater Hendrik.

Sebelumnya, Rabu (8/8/2018) pagi, kegiatan PKKBM Unipa tahun ajaran 2018/2019 dibuka secara resmi oleh Ketua Yayasan Nusa Nipa Maumere, Sabinus Nabu dan dihadiri Bupati terpilih Roberto Diogo Idong. Kegiatan yang bertemakan Dari Unipa Untuk Nusantara ini akan berlangsung hingga besok, Jumat (10/8/2018).(tos)

Komentar Anda?

Related posts