PGI Wilayah NTT Dukung Pemerintah Tangani Penyebaran Covid-19

  • Whatsapp

Kupang, seputat-ntt.com — Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah (MPH-PGIW) Provinsi NTT bertekad, untuk bisa aktif mendukung upaya-upaya dalam menangani penyebaran Covid-19, dengan mengikuti protokol yang sudah ditetapkan Pemerintah RI.

Demikian disampaikan Ketua Umum PGIW Provinsi NTT, Pdt. Merry Kolimon saat jumpa pers yang didampingi para pengurus MPH-PGIW Provinsi NTT, di aula Kantor Sinode GMIT, Kamis (19/3/2020).

Menurut Pdt. Merry Kolimon, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian seluruh warga gereja anggota-anggota PGIW NTT, antara lain saat Ibadah Minggu harus memperhatikan protokol pemerintah tentang social distancing, seperti: menyediakan air bersih untuk cuci tangan, sabun, tissue, pengukur suhu, dan hand sanitizer, di tiap-tiap pintu masuk gereja untuk memastikan seluruh jemaat dapat menjalankan ibadah dengan aman, tenang, dan tidak menularkan virus.

Begitu juga dengan posisi tempat duduk, jelas Merry Kolimon, dengan jarak aman penyebaran virus minimal 1 meter antar tiap-tiap anggota jemaat, baik yang didepan, belakang, kiri dan kanan.

“Peralatan ibadah yang digunakan seperti mike, alat musik dan peralatan lainnya, dipastikan steril.
Dan pengambilan persembahan jemaat (kolekte), tidak dilakukan dengan cara membawa tempat persembahan ke tiap-tiap anggota jemaat, tetapi disediakan beberapa kotak persembahan, sehingga masing-masing jemaat dapat megumpulkan persembahannya pada kotak persembahan yang tersedia,” pinta Merry Kolimon.

Hal lainnya, tambah Merry Kolimon, bekerjasama dengan pemerintah untuk melakukan fogging disinfektan  pada ruang ibadah/pertemuan sehari sebelumnya, atau setidaknya dipastikan seluruh ruangan dilakukan pembersihan total seluruh ruangan

“Untuk sementara waktu, sebaiknya menghindari kontak langsung antara sesama umat seperti , bersalaman, cium hidung, atau pipi. Bersalaman diganti dengan sapaan dan cara membungkukkan tubuh sambil menyilangkan tangan kanan ke bagian depan tubuh (bagian jantung), atau dengan cara merapatkan kedua tangan di depan dada (namaste),” ungkap Merry Kolimon

Lebih lanjut dijelaskan, kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang dalam jumlah yang besar atau perayaan besar untuk paskah seperti prosesi paskah di tiap-tiap rayon, klasis, pawai, dll ditunda sampai wabah berlalu.

“Perhatikan kelompok-kelompok rentan seperti anak dan para lansia di gereja kita masing-masing. Jika situasi memburuk gereja-gereja harus siapkan anggota jemaat untuk berbakti di rumah masing-masing dan tetap membangun komunikasi  dengan para pemimpin gereja masing-masing,” tandasnya.

Untuk kantor-kantor gereja dan sekolah-sekolah  milik gereja, tambah Merry Kolimon, melakukan aktifitas kerja dan belajar di rumah masing-masing untuk memutuskan mata rantai penyebaran penularan Covid-19.

“Kami mendorong jemaat, untuk menggunakan momen ini sebagai kesempatan membangun keintiman relasi di dalam keluarga, dan memperkuat doa/ibadah keluarga di setiap rumah tangga sambil terus mendoakan bangsa dan pemerintah dlm upaya penangan Covid-19,” pungkasnya. (joey)

Komentar Anda?

Related posts