Peziarah Prosesi Darat Semana Santa “Mengular” Selesaikan 8 Armida

  • Whatsapp

Maumere, seputar-ntt.com – Jalan dalam Kota Maumere khususnya lintasan Prosesi Jumat Agung, (14/4/2017) malam dipadati hampir belasan ribu peziarah Semana Santa 2017. Lautan manusia itu “mengular” memegang lilin bernyala.

Tuan Ma dan Tuan Ana diarak keluar dari Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka pukul 19.30 Wita.  Sepanjang jalan, para peziarah terus mendaraskan doa Rosario dan lagu pujian bagi Maria.

Pantauan seputar-ntt.com, para peziarah terdiri dari berbagai kelompok umur. Mulai dari anak-anak hingga orang tua yang sudah menggunakan tongkat. Para peziarah ini berkelompok-kelompok membentuk barisan atas dua bagian, tiap bagian terdiri dari empat orang. Sementara tiap kelompok didampingi seorang Konfreria.

Hingga pukul 03.00 dini hari, masih ada barisan yang baru menyelesaikan seluruh rangkaian Prosesi darat tersebut dengan menyinggahi 8 armida atau perhentian. Urutan kedelapan armida itu yakni Armida Missericordia, Armida Tuan Meninu, Armida St. Philipus, Armida Tuan Trewa, Armida Pantekebi, Armida St. Antonius, Armida Kuce, dan Armida Pantai Lohayong.

Selain itu, setelah Patung Tuan Ma dan Tuan Ana  tiba dan ditahtakan kembali di dalam Gereja Katedral larantuka, para peziarah mendapat kesempatan untuk berdoa dan mencium patung yang sudah berumur 5 abad tersebut.

Marselinus Naif, Peziarah yang datang dari Kabupaten Timor Tengah Utara mengaku senang bisa mengikuti seluruh ritus Prosesi darat tersebut. Menurutnya pengalamannya mengikuti Semana Santa menjadi pengalaman iman tersendiri.

“Ini pengalaman luar biasa. Saya yakin kalau kita niat untuk minta sesuatu pasti akan terkabul. Saya pastikan tahun depan saya akan ikut lagi. Tadi waktu mulai berarak dari Gereja saya agak ragu karena tidak terbiasa jalan kaki sejauh dan selama tadi. Tapi puji Tuhan saya bisa sampai kembali di Katedral,” ujar Marselinus.

Kesakralan Mulai Luntur

Akhir-akhir ini Semana Santa dirasakan mulai berkurang nilai religiusnya. Bisa dibilang kesakralan Semana Santa mulai luntur.

Pantauan seputar-ntt.com selama prosesi Darat berlangsung tidak sedikit orang yang memiliki niat untuk mengikutinya. Banyak yang terkesan hanya ikut meramaikan kegiatan tersebut.

Sekelompok besar remaja yang bisa dibilang sebagai tuan rumah karena berasal dari kampung Lebao, Kota Larantuka dinilai hanya membuat keributan selama jalannya prosesi tersebut. Sepanjang jalan mereka hanya bergurau dan bercerita hal-hal yang membuat suasana kurang nyaman bagi para peziarah lainnya.

Salah satu peziarah muda asal Kota Maumere mengeluhkan hal ini. Menurutnya prosesi mulai berkurang nilai religiusnya hanya karena ulah anak-anak Larantuka.

“Seharusnya mereka tuan rumah ini bisa tunjuk teladan buat kami yang dari luar Larantuka. Lihat saja tadi mereka bahkan merokok dalam barisan padahal sudah dilarang. Prosesi sudah berkurang sakralnya karena mereka datang hanya buat ribut saja,” tuturnya.

Ia mengharapkan agar di tahun mendatang panitia lebih ketat menjaga ketertiban selama prosesi sehingga kesan yang didapat positif dari para peziarah lainnya.(chs)

 

 

Komentar Anda?

Related posts