Perlukah Kepedulian dan Perhatian Khusus Bagi Guru Honorer dan Kontrak di Masa Covid ini ?

  • Whatsapp

Oleh : Lay A. Yeferson

Beban kehidupan para guru honorer dan tenaga kontrak ditengah Wabah Virus Corona (Covid-19) ini, sungguh sangat terasa berat, dalam menapaki kehidupan keseharianya.

Sudah pasti kita memahami betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan bangsa kita. Kemajuan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh pendidikannya. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang baik tidak terlepas dari sistem pendidikan yang terstruktur, terarah dan berorientasi masa depan pula.
Para guru honorer juga harus memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan keluarganya. Dengan penghasilan yang minim, bahkan nyaris tidak mendapatkan honor, karena harus di rumah saja, para guru honorer dituntut untuk tetap memberikan pembelajaran secara online kepada para siswanya, dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam menyerap perkembangan teknologi, termasuk penguasaan perangkatnya sebagai sarana melakukan pembelajaran secara online.

Dalam kondisi seperti ini, sungguh sangat miris, nasib para guru honorer. Di sinilah perlunya kepedulian dari semua pihak untuk memberikan perhatian secara serius terutama bagi para guru honorer dan tenaga kontrak. Jasa dan pengabdian para guru honorer dan tenaga kontrak sungguh luar biasa, dengan segala keterbatasanya, mereka tetap mengabdikan dirinya untuk mencerdasan anak-anak bangsa.

Selain itu imbas dari wabah ini banyak karyawan perusahaan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan jangan lupakan juga bagi saudara-saudara kita yang selama ini mengabdi sebagai guru honorer dan tenaga kontrak yang ada di lingkungan  Pendidikan pun ikut terdampak PHK meski Jasa dan pengabdian mereka sungguh sangat luar biasa mencerdaskan anak-anak bangsa, namun nasib mereka sering terlupakan. Seperti nasib guru honor yang lansir oleh beberapa media berita online yang memberitakan pemecatan 15 orang guru di salah satu SMK di NTT. Oleh karena itu kedepan diharapkan Dinas Pendidikan harus benar-benar memperhatikan dan memiliki data yang valid dan akurat terkait keberadaan guru honorer dan tenaga kontrak yang bekerja di satuan pendidikan SMA/ SMK di Provinsi Nusa Tenggara Timur, jangan sampai terdengar lagi  ada guru honorer dan tenaga kontrak yang terlewatkan, luput dari perhatian kita semua sehingga ada yang di PHK.

Disisi lain peran dari kita semua, seluruh elemen masyarakat atau steakholder yang peduli dengan pendidikan di daerah kita NTT tercinta sangat diperlukan untuk ikut berpartisipasi dan berperan aktif dalam menaruh kepedulian kepada para guru honorer dan tenaga kontrak, baik secara individu maupun kelembagaan. Jika kita mendalami kesulitan sekolah dengan Rombel Kecil di daerah maka Persoalan nasib guru honorer kian rentan terdampak, dan sudah pasti banyak keluh kesah baik dari kepala sekolah, guru tentang pembiayaan.

Hal itu pun bisa juga sebagai efek kelanjutan dari ketidakmampuan orangtua siswa dalam membayar iuran komite,  iuran  SPP dll bagi sekolah suasta secara penuh , karena perekonomian orangtua pun terdampak COVID-19.

Kita melihat, selama wabah Covid-19 ini gaji guru honorer cenderung terabaikan, terutama guru honor komite yang notabene mendapatkan gaji dari Komite, dan insentif dari dana BOS.

Hak dan kewajiban perangkat dari pendidikan baik sebelum dan saat wabah Covid-19 ini mestinya sama, kita wajib memperhatikannya, jangan sampai  ada guru yang merasa dianaktirikan dan jangan pula ada guru yang merasa lebih hebat namun tak ada yang perduli dengan sesama nasib guru, hanya karena kita berada dalam sebuah situasi tertentu. Mari kita eratkan budaya gotong royong dan saling peduli dalam sebuah profesi.  Guru honorer, kontrak, dan Guru PNS  semua adalah aset kita, sebagai agen pembangunan, sebagai pembaca tanda jaman, sebagai pengarah masa depan, sebagai  pahlawan tanpa tanda jasa dan barometer kemajuan generasi muda kita. Bahkan sangat layak guru honorer dan kontrak diprioritaskan untuk menerima BLT dan bantuan semacam lainnya. Bukan kita memecat mereka tanpa diberi insentif  untuk melanjutkan  karya dan usaha mereka di tempat lain.

Penulis mengajak, mari kita bergandengan tangan bersama kita lawan corona, perhatikan kemaslahatan guru honorer/kontrak dan PNS, mari kita ciptakan nuansa yang menyenangkan bagi guru agar  secara psikis  guru dapat menjalankan tugas pendampingan dan mendidik murid dengan penuh suka cita, fasilitasi kebutuhan pendidikan anak-anak kta, dampingi mereka belajar  dan untuk pemerintah mari kita jamin pendidikan kita tidak ketinggalan. Dengan membenahi 8 standar Pendidikan. Serta perlu memikirkan semacam intervensi bantuan pemerintah daerah berupa insentif pada SMA/ SMK swasta, dan SMA/SMK NEGERI yang dgn rombel kecil  yang  50 persen gurunya adalah guru honor sehingga mengganggu kegiatan lainnya. * penulis adalah praktisi pendidikan

Komentar Anda?

Related posts