Panen Perdana Garam Di Pulau Raijua, Dira Tome Sebut Dua Persoalan Besar di NTT

  • Whatsapp

Raijua, seputar-ntt.com – Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome, melakukan panen perdana garam di Pulau Raijua Kabupaten Sabu Raijua. Saat Panen, Dira Tome didampingi Ketua DPRD, Paulus Rabe Tuka, sejumlah pejabat dan masyarakat yang datang dari semua desa yang ada di Pulau Raijua.

Usai melakukan panen perdana, Marthen Dira Tome dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini ada dua persoalan besar yang dihadapi oleh masyarakat di Sabu raijua dan NTT pada umumnya yakni kemiskinan dan pengangguran yang merajalela. Untuk itu pemerintah memiliki tugas untuk menyelesaikan dua persoalan tersebut.

“Ingat Pulau Raijua bukan pulau kutukan karena kondisi alam nya yang kering. Negeri ini hanya akan memberikan kesejahteraan bagi mereka yang mau bekerja keras dan sebaliknya akan memberikan kutukan malapetaka bagi mereka yang malas bekerja.  Tuhan menciptakan setiap pulau dengan potensinya masing-masing, tugas pemerintah bagimana menemukan sidik jari Tuhan Allah lewat potensi yang tersembunyi kemudian diolah untuk kepentingan rakyat” kata Dira Tomepada Sabtu, (17/9/2016).

Dia mengatakan, kemiskinan yang mencekik masyarakat di NTT harus diatasi lewat cara-cara yang inovatif dengan menemukan berbagai potensi yang bisa di kelola. Demikian juga dengan persoalan penggaguran yang terus meningkat harus diatasi dengan cara membuka lapangan pekerjaan lewat sektor informal dan memacu masyarakat untuk bekerja keras.

“Kemiskinan itu tercipta bukan hanya karna kondisi alam tapi juga jumlah penggangguran yang semakin meningkat. Jangan heran lalu para pencari kerja memilih menjadi TKI karna tidak ada lapangan kerja yang dibuka untuk mereka. Kita membuka lahan tambak dan pabrik bukan satu-satunya untuk memperoleh uang tapi bagimana kita menciptakan lapangan kerja bagi generasi kita sehingga mereka tidak memilih pergi mengais rupiah di negeri orang lalu terjerat dalam lingkaran perdagangan orang atau human trafficking” ujar Dira Tome.

Dira Tome menegaskan, masyarakat tidak boleh merasa aman apalagi nyaman jika berada dalam kondisi kemiskinan. Kondisi itu harus dilawan dengan bangkit bekerja keras. Untuk itu pemerintah sebagi abdi bagi rakyat harus memiliki seribu langkah bagaimana mencegah kemiskinan terus mencengkram kehidupan masyarakat yang dipimpinnya.

“Seorang pemimpin harus memastikan bahwa rakyatnya tidak akan berteriak kepalaran disaat dia sedang Tidur. Sebagai pemimpin tidak boleh mencegah kemiskinan dengan cara-cara yang tidak bermartabat seperti membawa proposal kemana-mama untuk mendapatkan bantuan. Itu pemimpin yang menjual kemiskinan rakyatnya. Jika ingin mendapatkan mutiara jangan pernah takut untuk terjun kedalam laut yang dalam” tegas Marthen.

Dira Tome mengatakan untuk Pulau Raijua sendiri akan dibangun lahan tambak seluas 500 hektar. Saat ini sudah ada 30 hektar yang sedang dikerjakan dan telah berproduksi. Jika 500 hektar garam sudah jadi dan berproduksi maka ada ratusan miliar rupiah yang bisa dihasilkan dalam setahun lewat penjualan garam.

“Untuk itu saya ajak masyarakat untuk bekerja keras. Jika kita mampu menghasilkan uang banyak maka suatu saat kita bisa bangun jembatan yang menghubungkan Raijua dan Pulau Sabu. Itu cita-cita yang kita taruh disini. Bagimana itu bisa terwujud, mari kita bekerja keras sehingga orang dari Raijua bisa pergi ke Pulau Sabu hanya dengan mendayung sepeda. Mungkin orang lain bilang itu mimpi buruk tapi bapak bangsa, Soekarno telah mengatakan, bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.” kata Dira Tome.

Dia mengatakan ada tiga potensi yang perlu dikelola di Pulau Raijua yakni garam, rumput laut dan penangkapan ikan. Untuk garam dan rumput laut kata Marthen, pemerintah telah mengurusnya dari hulu ke hilir dengan cara membangun pabrik. Dengan demikian petani rumput laut akan terlepas dari cengkraman para lintah darat yang selama ini bermain harga rumput laut. Demikian juga dengan garam.

“Untuk penangkapan ikan, kita akan menggunakan teknologi sehingga nelayan bukan pergi mencari ikan tapi pergi mengambil ikan. Dengan teknologi kita buat laut menjadi sempit dan tidak lagi mampu menyembunyikan isi perutnya. Untuk itu saya minta masyarakat jangan pesimis, Tuhan punya rencana yang indah untuk kita di Pulau Raijua. Tugas kita adalah bagimana menemukan sidik jari dan rencana Tuhan Allah melalui potensi yang ada di pulau ini,” tutup Dira Tome.

Sebagai seorang bupati lanjut Marthen, dirinya harus mampu memberi jawaban yang pasti bagi masyarakat sebab dialah sandaran masyarakat dalam mengeluh dan menangis. Karena itu, Pemimpin harus seperti matahari, tidak saja memberikan penerangan, pencerahan, transparansi tetapi juga energi kehidupan aksiomatik, tegas tanpa ragu untuk terbit atau terbenam. “Menjadi pemimpin harus memiliki hati seluas samudera, diguyur tak meluap, ditimba tak berurang,” katanya.

Sementara Ketua DPRD Kabupaten Sabu Raijua, Paulus Rabe Tuka pada saat yang bersamaan meminta masyarakat untuk bersatu padu mendukung setiap program yang dilakukan oleh pemerintah saat ini. Semua perbedaan poltik masa lalu harus dilupakan dan memulai langkah baru menuju masa depan baru.

“Saya minta masyarakt jangan melihat kebelakang lagi, mari bersatu menuju masa depan yang cerah. Semua kebijakan politik anggaran yang pro rakyat akan kita dukung sepenuhnya sehingga masyarakat jangan pernah ragu. Kami akan senantiasa mendukung semua program pak Bupati yang tentunya bertujuan untuk kepentingan rakyat. Kita tutup buku masa lalu dan kita buka buku masa depan,” pungkas Rabe Tuka.

Ratusan masyarakat masyarakat yang hadir dalam kegiatan panen perdana garam di Pulau Raijua ini membawa berkarung-karung garam ke rumah mereka masing-masing dengan penuh gembira dan sukacita. (jrg)

Komentar Anda?

Related posts