NIP Tak Kunjung Turun, Honorer K2 di Lembata Demo BKD

  • Whatsapp

Lewoleba, seputar-ntt.com – Bertahun-tahun menanti sejak 2013, sekitar 70an tenaga honorer Kategori II di Kabupaten Lembata akhirnya kembali menggelar aksi di kantor BKD dan kantor Bupati Lembata. Kedatangan mereka bertujuan untuk mempertanyakan kejelasan nasibnya, sebab pasca dinyatakan lulus test oleh Panitia Seleksi Nasional (PANSELNAS), Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN-RB), baru 48 orang yang memperoleh NIP dari total 384 yang telah dinyatakan lulus.

Hingga saat ini masih ada 330 orang yang belum diturunkan NIP nya oleh BKN regional X Denpasar karena 6 orang mengundurkan diri. Dari total 330 orang tersebut, 3 orang telah meninggal dunia sehingga tersisa 327 orang. Namun sampai detik ini, pemerintah daerah tidak pernah menjelaskan secara tuntas dimana letak persoalan sebenarnya, sehingga nasib 327 anggota K II Lembata, masih terus menanti.

Hal ini disampaikan Elias Keluli Making, salah satu orator dalam demonstrasi yang digelar Forum Peduli Kategori II Lembata (FPKL) di halaman kantor BKD Lembata, Senin (13/06/16). Menurut Elias, pasca melakukan verifikasi ulang terhadap 384 orang yang telah dinyatakan lulus, pemerintah daerah kabupaten Lembata, diam-diam melakukan verifikasi tertutup di rumah jabatan Bupati Lembata. Verifikasi tersebut dilakukan malam hari dan hanya mengundang 48 orang tersebut malalui SMS. “Ini yang kami pertanyakan”, ujar Elias.

Sementara ketua FPKL Lembata, Johannnes E. K. Konde alias Jens Konde dalam dialog bersama Kepala BKD Lembata, berhasil membungkam mantan Kabid Formasi, Frans Bala Duan. Frans membeberkan indikator yang digunakan team verifikasi bentukan daerah untuk menyeleksi ulang 384 yang telah dinyatakan lulus test yaitu yang tertera dalam edaran Menpan nomor 5 tahun 2010. Jens Konde membantahnya dengan menunjukan data bahwa dari 48 orang yang telah memperoleh NIP, sebagian besarnya tidak memenuhi syarat sesuai edaran Menpan tersebut. Jens Konde mengatakan, penjelasan Bala Duan jauh dari fakta dan data yang ada.

Menanggapi data yang disajikan Jens Konde, kepala BKD Lembata, Markus Lela Udak akhirnya meminta seluruh anggota K II yang ikut dalam dialog tersebut untuk tidak lagi mengungkit 48 orang yang sebagaiannya diamini telah dimanipulasi datanya tersebut. Markus mengatakan, sebagai kepala BKD Lembata dirinya berniat mencari solusi terhadap nasib 327 orang tersebut kendati sebagian besar dari 48 orang tersebut juga bermasalah.

Markus juga mengakui, persoalan 327 ini masih terkendala, Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur belum mau menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM). Dia bahkan secara jujur mengatakan telah berkonsultasi dengan pihak BKN Reginal X dan dipastikan BKN sendiri masih menunggu salah satu berkas yang menjadi syarat mutlak yakni penandatanganan SPTJM oleh Bupati Lembata.

Untuk itu, Markus menghimbau seluruh anggota K II Lembata yang lulus test dan belum mendapat NIP untuk tetap bersabar hingga pihaknya berkoordinasi dengan team verifikasi, yakni Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun, selaku ketua team dan anggota team yang terdiri dari Sekda Lembata, Petrus Toda Atawolo, Asisten III, Yuli Lazar, mantan Kepala BKD, Sakarias Paun, pihak dinas PPO Lembata dan Inspektorat Lembata. Markus berjanji akan menyelesaikan persoalan ini ditangannya, tetapi tidak berani menjanjikan kapan akan dituntaskan.

Penjelasan Markus memang tak membuat massa aksi dalam dialog tersebut puas. Mereka terus mendesak untuk segera ditentukan waktunya agar seluruh anggota K II yang belum memperoleh NIP juga dilibatkan dalam rapat koordinasi dimaksud.

Namun karena tidak ada kata sepakat, massa aksi kemudian mendatangi kantor Bupati Lembata dan berniat menduduki kantor tersebut. Mereka datang untuk kesekian kalinya namun tak satupun pejabat tinggi yang berada di kantor Bupati Lembata yang menerima mereka. Bupati Lembata menurut informasi yang diperoleh media ini, siang itu berangkat lagi ke Jakarta. Sementara Wakil Bupati dan Sekda Lembata juga tidak berada ditempat dan kantor bupati pun telihat sepi dari aktivitas.

Walau dengan kecewa, massa akhirnya membubarkan diri sekitar Pkl. 17.00 Wita dan akan kembali melakukan aksi besok (14/06/16) di kantor Bupati Lembata. (Broin Tolok)

 

 

 

Komentar Anda?

Related posts