Nelayan di Kota Kupang Terbantu Dengan SPDN

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Para nelayan yang berbasis di tempat Pendaratan Ikan (TPI) menilai keberadaan Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) sangat membantu  bagi mereka. Pasalnya, SPDN ini dapat membantu para nelayan dalam menghemat biaya operasional saat melaut.

Demikian disampaikan  Nelayan Oeba, Samuel Munda (55), saat ditemui di lokasi, Jumad, (21/7/2017).

Kendati demikian, Samuel menilai, pasokan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) , masih terbatas, oleh karena itu, para nelayan meminta Pertamina agar bisa menambah Kuota.

“Keberadaan SPDN ini memang sangat membantu nelayan kecil di Oeba, tapi pasokanannya masih kurang karena beberapa hari saja sudah habis,” katanya.

Samuel yang mengaku bekerja sebagai nelayan sejak 1983 itu mengatakan, hanya membeli solar dengan harga Rp5.150 per liter seperti harga di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

“Sementara kalau nelayan yang punya kapal besar mereka juga mengambil dari SPDN tapi kalau kurang maka mereka beli sendiri di SPBU seperti di Namosain, Kelapa Lima, Oebobo,” katanya.

Namun, menurut Samuel, pasokan solar ke SPDN tersebut masih kurang untuk semua nelayan yang berbasis di Oeba mengingat tiga hari setelahnya langsung habis dipakai nelayan.

Dalam konteks kehadiran SPDN yang dinilainya sudah membantu nelayan kecil di Oeba tersebut, ia meminta Pertamina setempat bisa menambah pasokan sehingga nelayan tidak mengalami kendala bahan bakar saat melaut.

“Kalau soal SPDN itu saja yang nelayan inginkan agar kami tidak harus bayar ojek untuk beli di SPBU ataukah beli eceran yang harganya lebih mahal,” katanya.

Anggota Koperasi Mina Raja Ikan yang mengelola SPDN Oeba, Bernard Dale mengakui, pasokan bahan bakar jenis solar ke SPDN tersebut memang masih belum memadai untuk kebuthan semua nelayan yang berbasis di daerah itu.

“Jumlah pasokan solar sesuai kuota setiap bulan berkisar dari 40.000 kilo liter hingga 70.000 kilo liter,” katanya.

Pasokan solar dari Pertamina, lanjutnya, ditampung menggunakan dua tangki SPDN, masing-masing berkapasitas 5.000 kilo liter.

“Jumlah solar setiap kali pasok sebanyak 10.000 kilo liter, itu pun bisa habis dalam tiga hari kemudian dipasok ulang selagi masih ada kuota per bulannya,” katanya.

Menurutnya, yang menjadi kendala bagi nelayan setempat yakni ketika kuota pasokan habis sebelum akhir bulan karena nelayan harus menunggu hingga bulan selanjutnya untuk mendapatkan pasokan.

Untuk itu, lanjutnya, pihak koperasi selaku pengelola sudah menyampaikan kepada Pertamina setempat untuk menambah kuota pasokan sehingga kebutuhan bahan bakar nelayan dipastikan dapat terpenuhi kapanpun dia melaut.

“Sejak 2014 kita sudah ajukan dan Pertamina juga sudah mengiyakan tapi tidak tahu kendalanya apa sampai sekarang juga belum ada panambahan, sementara nelayan juga terus meminta lebih banyak pasokan lagi,” ujarnya. (riflan hayon)

Komentar Anda?

Related posts