Menyoal Infrastruktur di Matim, Sistem Melawan Hubungan Personal

  • Whatsapp

Persoalan pengerjaan proyek jalan yg berkualitas buruk di Kabupaten Manggarai Timur hampir terjadi di semua Kecamatan, dan mungkin di setiap lokasi pengerjaan. Persoalan ini berulang kali setiap tahun di Kabupaten Manggarai Timur.

Boleh jadi sejak Manggarai Timur ada hingga kini. Persoalan ini selalu terjadi setiap tahun. Kualitas buruk pengerjaan amat gampang dijumpai. Begitu terang secara visual termasuk mata awam sang buta teknis pun bisa menerawang dengan gampang melihat kerusakan tersebut. Tahun terakhir yg paling rame adalah pengerjaan jalan di Lamba Leda. Sempat menjadi viral malah.

Yg paling kini adalah di Kecamatan Kota Komba. Menggunakan lensa foto amatir yg paling buruk pun, tetap terang dan gampang mengidentifikasi kerusakannya. Karena peristiwanya berulang kali bertahun-tahun dan hanya terjadi di kabupaten Manggarai Timur, maka amat sedikit beralasan bila kualitas pengerjaan jalan divonis sebagai penyakit endemik. Penting dikatakan endemik, agar penuntasannya juga serius dan melibatkan semua elemen masyarakat dan elemen negara.

Pertanyaannya;
1. Bagaimana bisa endemik?
2. Bagaimana mengatasi endemik?
Saya coba mengulas umumnya saja biar singkat tetapi berusaha padat.
Pertama, kesalahan ini dari hulu hingga hilir, hampir disemua tahapan dan terjadi berulang-ulang. Dan setiap tahapan tidak mengandalkan sistem atau aturan, tapi mengandalkan hubungan personal.

Sistem atau aturan dikalahkan oleh manusia, dikalahkan oleh hubungan personal, dikalahkan oleh hubungan antar manusia. Sistem atau aturan pengerjaan proyek fisik dikalahkan oleh hubungan personal antar kepentingan pihak-pihak terkait. Sistem perencanaan, pelelangan, pengerjaan, pengawasan dan pertanggungjawaban dikalahkan oleh relasi personal. Itu masalahnya mengapa menjadi penyakit endemik. Bagaimana mengatasinya?

Kedua, penyakit endemik tersebut hanya diatasi dengan kesatu, pastikan pembangunan fisik jalan raya khususnya harus dipimpin oleh sistem. Semua elemen yg terkait, seperti : PUPR, ULP, Kontraktor, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas harus taat sistem, taat asas, taat aturan. Jangan sebaliknya, sistem taat ke organ. Dan juga Kontraktor, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas jangan taat ke PUPR dan ULP. Tak usah taat antar elemen. Sekali lagi kesemuannya harus taat pada sistem. Bila taat sistem, pasti hubungan antar personal menjadi profesional dan tidak subyektif dan pasti tidak akan ada masalah.

Selama ini kita melanggar sistem perencanaan, kita melanggar sistem pengerjaan, kita melanggar sistem pengawasan. Didalam sistem ada begitu banyak aturan yg diatur secara rigit. Biarkan sistem menjadi panglima bagi semua elemen terkait tadi. Sistem harus menang melawan hubungan personal.

Kedua, karena itu saya berharap Bupati dan Wakil Bupati mesti turun gunung untuk menyelesaikan ini secara komprehensif. Karena tadi menjadi penyakit endemik, maka buatlah “GERAKAN MATIM BERKUALITAS”.

Ajak semua elemen daerah, ajak semua komponen terkait. Bangun komitmen dengan Kontraktor untuk menghadirkan pengerjaan fisik yg berkualitas. Pastikan Penyakit endemik ini hanya ada di tahun 2019. GERAKAN MATIM BERKUALITAS ini tdk hanya dalam pengerjaan proyek jalan saja, tetapi juga dalam semua program pembangunan pemerintahan ASET.

Saya masih yakin seyakin-yakinnya, bahwa perkataan dan tindakan Bupati dan Wakil Bupati atas soal ini menjadi jalan keluar dan bisa diatasi dengan baik. Secepatnya, sekarang juga, jangan ditunda lagi karena sebentar lagi tahapan lanjutan untuk pengerjaan proyek fisik tahun 2020 mulai dieksekusi.
Saya Percaya ASET Punya Komitmen untuk membangun kabupaten ini dengan baik penuh kualitas. Tidak asal jadi. Saya Percaya ASET Bisa.
BRAVO MATIM.

Penulis : Frumensius Fredrik Anam
Ketua DPC Partai HANURA Manggarai Timur

Komentar Anda?

Related posts